Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pencerahan soal Kondisi Sebenarnya Permukaan Lintasan F1 GP Miami

Pandangan para pembalap Formula 1 terhadap kondisi lintasan Miami International Autodrome terbelah jadi dua. Grip dan tata letak memuaskan, namun area chicane dan aspal menjadi kekurangan yang disorot.

Officials, including Niels Wittich, Race Director, FIA, Bernd Maylander, Safety Car Driver, inspect the track

Foto oleh: Carl Bingham / Motorsport Images

Sebagai arena baru, wajar kalau masih terdengar kritik terkait kondisi trek maupun penyelenggaraan. Beberapa pembalap menyalahkan lintasan yang kotor sehingga tidak mau ambil risiko menyalip.

Di sisi lain, Sergio Perez mengungkapkan balapan di sana tak semenakutkan dalam bayangannya. Fernando Alonso menemukan grip yang cukup tinggi dibanding perkiraannya.

Jadi apa yang terjadi sebenarnya di trek F1 GP Miami? Dibandingkan dengan Jeddah Corniche, grip yang dihasilkan relatif lebih rendah.

GP Arab Saudi digelar pada malam hari dengan kondisi lebih dingin, tentu saja lintasannya harus menghasilkan daya cengkeram lebih baik. Sebaliknya, Miami mungkin memiliki temperatur yang jauh lebih tinggi.

Baca Juga:

Proses penyempurnaan permukaan masih dilakukan beberapa hari sebelum balapan. Usut punya usut, problem retaknya aspal muncul karena kelalaian. Mesin yang digunakan untuk mengembus bitumen dari permukaan ternyata salah pengaturan.

Alhasil, cairan hidrolik mengalir di trek dan menyebabkan permukaan retak. Dari segi komposisi, trek tersebut berbeda dari venue lain.

Pemerintah setempat juga menetapkan panduan ketat dari Florida Department of Transportation (FDOT). Material tertentu yang dipakai untuk membuat permukaan harus merupakan produksi lokal.

Perbaikan detail Tikungan 17

Perbaikan detail Tikungan 17

Foto oleh: Adam Cooper

Spesialis trek F1 R3, David Woodward, yang terlibat dalam proses pembuatan lintasan mengaku kalau aturan berbeda diberlakukan untuk Miami.

“Kami harus menggunakan material lokal, agregat lokal, bekerja sama dengan perusahaan aspal lokal, dan kami harus menggarapnya sesuai ketentuan FDOT lokal. Mereka meminta material lokal,” tuturnya.

“Jadi itu instruksi sangat sulit dari satu sisi karena kami harus menemukan sesuatu yang mungkin sedikit berbeda dari jenis trek F1 biasanya.

“Pada sebuah trek F1, Anda memiliki rentang agregat yang lebih lebar dan material aspal  di mana kami terjebak dengan material FDOT, dan kami tertahan dengan agregat lokal. Jadi ini sangat menantang.”

Mereka menggunakan agregat batu kapur dikombinasikan dengan 60 persen campuran granit yang ditambang dari Georgia. Batu jenis tersebut sangat jarang dipakai dalam konstruksi lintasan karena rapuh dan mengilap. Tidak memberi cengkeraman bagus atau degradasi ban yang layak.

Hanya saja, batu kapur dari Florida bagian selatan punya karakter berbeda. Kandungan silika sangat tinggi membuat teksturnya seperti pecahan kaca.

Jadi ketika batuan pecah saat mobil melintas, silikanya yang lebih terekspos sehingga grip lebih baik. Ini mengurangi kerugian penggunaan batu kapur.

Detail perbaikan Tikungan 17

Detail perbaikan Tikungan 17

Foto oleh: Adam Cooper

Pemasok ban F1, Pirelli, melakukan analisis seputar lintasan Miami dan pengaruhnya terhadap kinerja ban.

“Dari segi angka, aspal ini berbeda dari trek lain karena kekasaran makro sangat, sangat rendah, tapi kekasaran mikro yang saya yakini paling tinggi dalam kejuaraan,” ucap Chief F1 Pirelli, Mario Isola.

“Jadi level grip sangat bagus sejak awal, tentu saja, banyak evolusi trek.”

Namun, permukaan terkelupas seiring dengan lewatnya mobil F1. Akibatnya, pecahan batu kecil menggelinding ke bagian lain, bahkan ada yang menempel ke ban.

“Mobil-mobil harus mengambil batu-batu kecil dari aspal. Beberapa batu terlepas, karena kami menemukan batu pada ban, dan ini jelas di luar jalur. Ketika Anda keluar jalur, Anda kehilangan sedikit grip.”

Situasi berangsur terkendali pada akhir pekan dengan penggunaan mesin penyapu trek FOD Boss. Situasi tersebut usai dilakukan analisis pascabalapan.

Safety Car di trek

Safety Car di trek

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Prinsipal Mercedes, Toto Wolff, menegaskan kalau perlu perbaikan untuk meningkatkan unsur hiburan.

“Meski trek retak, contoh Tikungan 17, memberikan balapan bagus. Sangat sulit mengerem di Tikungan 17,” ujarnya.

“Jika Anda kehilangan jalur kemudian Anda kehilangan satu atau dua posisi, dan jelas bahwa para pembalap mengatakan, ‘baiklah itu tidak optimal’. Tapi untuk balapan dan hiburan, itu hal bagus.

“Tentu saja, seharusnya seperti itu. Itu hampir seperti gravel bed yang sulit dan Anda perlu menempatkannya di sana untuk meningkatkan aksi. Namun, secara keseluruhan, pada balapan perdana, saya nilai sembilan dari skala 10.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Esteban Ocon Lega Raih P8 GP Miami
Artikel berikutnya Renault Buka Peluang Pasok Mesin untuk Tim F1 Kembali

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia