Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Krisis Kepercayaan Tech3 terhadap Iker Lecuona

Prinsipal Tech3 KTM, Herve Poncharal, sepertinya kehabisan kesabaran terhadap Iker Lecuona yang terus berada di zona dasar klasemen MotoGP 2021.

Iker Lecuona, KTM Tech3

Iker Lecuona, KTM Tech3

Gold and Goose / Motorsport Images

Pembalap muda Tech3 KTM tersebut jadi juru kunci klasemen karena baru mendapat poin semata wayang. Penampilannya sejak tes pramusim paling lemah di antara penunggang RC16.

Di Sirkuit Losail, pemuda 21 tahun itu finis di urutan ke-17 MotoGP Qatar, lalu crash dalam MotoGP Doha. Ia berhasil mencuri satu poin setelah beberapa pembalap di depannya mengalami insiden dalam MotoGP Portugal.

Poncharal jengkel dengan kinerja Lecuona. Tanpa tedeng aling-aling, ia mengutarakan kekesalannya.

“Satu-satunya hal yang positif dari GP Portugal adalah dia mendapat satu poin, tapi jujur, saya tidak tahu apa yang bisa dikatakan sekarang,” ujarnya kepada Speedweek.

“Saya tak bisa berkata-kata dan saya pikir dia juga mengatakan itu. Kami pikir kami kehilangan dia. Saat melihat lagi pada awal tahun lalu, Iker tampak penuh energi. Terkadang, dia berbuat kesalahan, tapi dia selalu mendorong.

“Tahun ini, tidak berfungsi sama sekali untuk satu meter pun. Dia tidak menunjukkan apa pun, bahkan tidak ada percikan. Kami mengambil satu poin tapi tertinggal sangat jauh.”

Baca Juga:

Poncharal membandingkan Lecuona dengan Brad Binder. Dua pembalap muda tersebut seperti dua kutub berbeda.

Pembalap Spanyol merupakan kejutan negatif bagi pabrikan Austria. Sementara, pemuda Afrika Selatan, yang membalap untuk KTM, menunjukkan grafik naik dalam tiga balapan. Dari posisi ke-14 dan kedelapan di Doha, ia tembus ke peringkat kelima di Portimao.

Mantan pembalap tersebut akan mengajak diskusi Lecuona tentang penurunan prestasi dan mencari solusi.

“Kami harus bicara tentang itu,” kata Poncharal tentang Lecuona. “Kami melihat bahwa KTM sangat kompetitif. Brad finis di urutan kelima karena ada alasan tertentu. Dia terpaut 1,8 detik dari posisi kedua, yang mana itu performa tangguh setelah Qatar.

“Sungguh jelas bagi saya bahwa mesin cukup kuat. Kami tidak mau bicara terlalu banyak tentang teknis, tapi kami perlu memastikan pembalap kami merasa lebih baik. Kami harus membuat Iker lapar lagi. Semoga, kami dapat melihatnya di Jerez, tapi kami ada di balapan keempat musim ini. Kami harus menunggu.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petrucci Realistis Tatap MotoGP Italia dan Prancis
Artikel berikutnya Sabar Jadi Kunci Pol Espargaro Taklukkan RC213V

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia