Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Kualifikasi, Kryptonite bagi Joan Mir

Jika mengibaratkan Superman yang dibuat kepayahan dengan Kryptonite, maka kualifikasi adalah momok untuk sang juara dunia bertahan MotoGP, Joan Mir.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Sesi perebutan posisi start di MotoGP Jerman lalu seolah puncak dari rentetan hasil buruk yang dipetik Mir setiap kali menjalani kualifikasi.

Rider Suzuki itu hanya mampu menempati grid ke-17. Walau akhirnya berhasil finis kesembilan, dia menghabiskan sebagian besar balapan di barisan tengah.

Ini bukan kali pertama Mir terseok saat kualifikasi. Hingga seri Sachsenring, start terbaiknya mentok pada urutan kesembilan, yakni di Doha dan Mugello.

Bahkan jika menengok catatannya dalam dua musim terakhir, sejak debut MotoGP pada 2019, Mir belum pernah merasakan front row.

Baca Juga:

Masalah yang dialami Mir ini sebenarnya bukan barang baru. Sepanjang berkiprah di Grand Prix, jumlah start baris depannya bisa dihitung dengan jari.

Pembalap Spanyol itu baru dua kali mencetak pole position, yaitu dalam kualifikasi Moto3 Austria 2016 dan Sepang 2017.

Saat semusim penuh membalap Moto2 2018, hasil kualifikasi terbaiknya adalah posisi keempat (Le Mans). Bahkan, dia pernah start dari urutan ke-24 (Qatar).

Bicara pengandaian. Jika Mir masih berkompetisi di Moto3, hasil kualifikasi yang buruk takkan begitu memengaruhinya.

Moto3 begitu bergantung terhadap slipstream. Jadi, karenanya tidak heran banyak pembalap yang mampu menyodok ke barisan depan sepanjang balapan.

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Berbeda dengan Moto2, khususnya MotoGP. Pembalap yang menempati grid start di belakang bakal menemui kesulitan untuk memperbaiki posisinya.

Andai pun bisa membuat peningkatan, yang sering terjadi mereka sudah kehabisan waktu, karena chequered flag keburu dikibarkan.

Kembali ke masalah besar Mir saat kualifikasi. Sudah berulang kali, baik pembalap maupun Suzuki, terang-terangan mengakui bahwa mereka selalu kesulitan pada sesi perebutan start.

Crew Chief Mir, Frankie Carchedi, pernah mengungkapkan bahwa problem dipicu oleh paket GSX-RR secara keseluruhan.

Faktor lain yang turut berpengaruh adalah format kualifikasi MotoGP, dengan hasil kombinasi dalam tiga sesi latihan bebas menentukan kelolosan ke Q2.

“Itu bagus, tapi kadang merujuk pada fakta kalau hujan turun di FP1, setiap orang berpikir kalau mereka harus lolos di FP2, karena bisa saja FP3 turun hujan,” ucapnya Mei lalu.

“Dalam latihan, kami lebih banyak berkonsentrasi pada balapan dibandingkan satu lap cepat. Namun, formatnya menuntut seperti itu. Jadi, kami harus berkompromi untuk meningkat lebih jauh.”

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Bagaimana dengan Mir? Setelah kualifikasi di Sachsenring lalu, dia sendiri tidak menampik kesulitan yang dialaminya.

“Sayang sekali, karena saya tidak berkendara dengan buruk. Tetapi dengan kurangnya feeling ini membuat segalanya menjadi sulit. Jadi, kami perlu memperbaiki beberapa hal,” tutur pembalap berusia 23 tahun itu melansir situs resmi Suzuki.

Mir juga sadar, bahwa dirinya harus bekerja keras meningkatkan performa saat kualifikasi. Pasalnya, menduduki grid start yang bagus sekaligus membuka peluang untuk masuk dalam perebutan podium.

“Saya akan tetap termotivasi dan positif karena kami tidak jauh, kami hanya kehilangan sesuatu,” ujarnya.

“Saya percaya pada diri saya sendiri, dan saya tahu motor kami memiliki lebih banyak potensi, saya akan memberikan 100 persen.”

Akhir pekan ini, MotoGP bakal menyambangi Assen untuk gelaran GP Belanda. Pada kualifikasi musim 2019, Mir berhasil mengamankan posisi kelima.

Pertanyaannya kini, mampukah dia mengulangi pencapaiannya tersebut, atau bahkan mungkin melampauinya?

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kemenangan Marquez Justru Untungkan Zarco
Artikel berikutnya Vinales: Saya Harus Temukan Cara Sendiri untuk Menang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia