Hamilton Jadi Pembalap dengan Bayaran Tertinggi
Lewis Hamilton sebagai peraih gelar juara dunia tujuh kali Formula 1 masih memimpin sebagai pembalap dengan pendapatan terbesar. Mengejutkannya, Sebastian Vettel ada di urutan kedua.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Formula 1 sebagai ajang balap paling bergengsi memiliki sponsor-sponsor besar yang siap mengeluarkan dana besar demi berlangsungnya gelaran tersebut.
Setiap tim juga diwajibkan mengeluarkan dana besar jika ingin meraih kesuksesan di F1. Selain berinvestasi pada teknologi, mereka juga rela mengeluarkan banyak uang untuk menggaji seorang pembalap.
Seperti Mercedes-AMG Petronas yang memberikan gaji besar kepada Lewis Hamilton di setiap tahunnya. Tapi, itu terbayar lunas dengan prestasi yang diberikan oleh pria asa Inggris tersebut.
Seperti yang dirilis Business Book GP, pada tahun ini, Hamilton mengantongi 47 juta euro (sekitar Rp 674 miliar). Itu didapatkannya hanya dari menjadi pembalap F1 dan sponsor utama.
Jumlah itu belum ditambah dari sponsor-sponsor yang menjadikan Lewis Hamilton sebagai duta besar mereka.
Kesuksesan Hamilton di F1 pastinya tak akan membuat Mercedes ragu untuk mengeluarkan banyak uang. Terlebih, pada tahun depan ia masih mengincar gelar juara dunia.
Dalam urutan kedua ada Sebatian Vettel yang memiliki pendapatan sebesar 35 juta euro. Ini cukup mengejutkan mengingat performanya yang tak begitu baik sepanjang tahun ini.
Namun, nama besar dan perjuangan yang telah dilakukannya bersama Ferrari, membuat Vettel layak mendapatkan bayaran besar pada tahun ini.
Tahun depan, pria asal Jerman itu akan bergabung dengan Aston Martin, tim yang saat ini bernama Racing Point. Diyakini gajinya akan alami kenaikan, mengingat sumber daya besar yang dimiliki pabrikan asal Inggris itu.
Di posisi ketiga ada Daniel Ricciardo yang memiliki pendapatan sebesar 20 juta euro. Ia mengungguli Max Verstappen yang ada di urutan keempat dengan 16 juta dolar.
Keduanya saat ini sedang berjuang untuk menyelesaikan musim di tempat terbaik dalam klasemen dengan tiga balapan tersisa.
Nominal tersebut terdiri dari gaji pokok, bonus poin dan pendapatan dari sponsor pribadi dan karenanya pendapatan mereka bervariasi.
Salah satu masalah yang dihadapi semua tim pada tahun depan ada aturan pembatasan gaji pembalap. Pasalnya, F1 hanya mengizinkan tim mengeluarkan 30 juta dolar untuk menggaji dua pembalap.
Jika ada tim yang memiliki pembalap dengan nominal gaji melebihi aturan yang ditetapkan, maka itu akan dibebankan kepada anggaran tim.
Tetapi, beberapa tim merasa hal itu akan memberatkan tim dalam pembangunan mobil. Mengingat F1 telah menetapkan besaran anggaran pada 2022 sebesar USD 140 juta (sekitar Rp 2 triliun). Sedangkan pada 2023-2025 sebesar USD 135 juta.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments