Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Liam Lawson Tak Ingin Ambil Bagian DTM Musim Depan

Pembalap Red Bull AF Corse, Liam Lawson, berhasrat meninggalkan DTM usai insiden kontroversial saat penentuan gelar juara di Norisring akhir pekan lalu.

Liam Lawson, AF Corse in parc ferme

Foto oleh: Alexander Trienitz

Lawson kehilangan peluang besar merengkuh titel setelah menjadi korban dari tabrakan yang melibatkan dirinya dengan Kelvin van der Linde (Team Abt Sportsline), Minggu (10/12/2021).

Kerusakan parah pada mobilnya, terutama di bagian belakang, Lawson pun harus rela menyaksikan Maximilian Gotz (Mercedes-AMG Team HRT) memenangi balapan dan merebut gelar dari genggamannya.

Lawson yang emosional kemudian menyerang Van der Linde usai perlombaan. Pemuda berusia 19 tahun itu menyebut rivalnya idiot dan pembalap paling kotor yang pernah dilawannya, karena menabraknya dua kali selama putaran final.

Van der Linde sendiri telah menyampaikan permohonan maafnya kepada Lawson melalui unggahan di media sosial tentang insiden itu, Rabu (13/10/2021).

“Itu adalah dua insiden terpisah," tutur Lawson dalam episode terbaru This Week with Will Buxton di Motorsport TV. 

“Di beberapa lap terakhir, tetapi insiden Tikungan 1 bagi saya adalah bagian yang paling membuat frustrasi sepanjang akhir pekan, karena hal yang sama persis terjadi di balapan pertama. Dan Anda akan berpikir orang-orang belajar dari kesalahan mereka.

“Jadi, sangat disayangkan tidak mendapatkan kesempatan untuk benar-benar mencapai tikungan pertama dan memiliki kesempatan melaju dalam balapan.

“Tapi, di masa depan itu bukan sesuatu yang saya inginkan, termasuk kejuaraan dan cara akhir pekan ini berakhir bagi saya. Saya menyukai musimnya. Saya sangat menikmati DTM, sangat menyenangkan. Sangat berbeda dalam banyak hal dengan yang biasa saya lakukan.

“Di satu sisi, saya merasa seperti bekerja dengan tim ini sehingga saya tidak merasa seperti junior lagi. Saya merasa diperlakukan sedikit lebih seperti seorang profesional, dan itu luar biasa.

“Saya sangat menikmati itu. Dan musim secara keseluruhan sangat fantastis dan saya sangat bangga dengan seluruh tim. Namun, cara musim berakhir, tidak, itu bukan sesuatu yang saya harapkan atau ingin menjadi bagian di masa depan.”

Red Bull belum mengumumkan apakah akan melanjutkan program DTM pada 2022. Penasihat tim, Helmut Marko, mengonfirmasi bahwa Lawson takkan ambil bagian, jika pihaknya memutuskan bertahan.

"DTM akan berakhir untuknya tahun depan,” kata Marko kepada Motorsport-Total.com. 

“Liam menjalani musim Formula 2 penuh tahun depan. Dia sedang menjalani tes pembalap muda (Formula 1) dan dia akan memiliki kesempatan (latihan) pada Jumat, jika itu memungkinkan dari sudut pandang peraturan.”

Liam Lawson, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, after the start crash

Liam Lawson, AF Corse Ferrari 488 GT3 Evo, after the start crash

Photo by: Alexander Trienitz

Red Bull Target Rival Sepanjang DTM 2021

Meskipun Balance of Performance (BOP) tetap menjadi titik pertikaian, beberapa tim mempertanyakan ketika Liam Lawson meraih kemenangan ganda di Red Bull Ring pada September lalu.

Ada juga permintaan berulang untuk melarang prosedur pit stop yang diperkenalkan oleh AF Corse pada balapan pertama di Monza, yang tidak dapat disalin Audi, BMW atau Lamborghini karena alasan teknis.

Ketika ditanya apakah AF Corse adalah target tim sepanjang musim, Lawson mengiyakannya, sembari membantah tuduhan bahwa Red Bull diberi perlakuan khusus dari penyelenggara DTM.

Baca Juga:

“Sepanjang musim kami cukup sering ditegur oleh tim lain di media, terkait BoP dan hal-hal seperti ini,” ucapnya.

“Bahkan di Hockenheim setelah insiden Race 2 dengan Van der Linde, dia pada dasarnya menabrak saya dan mendapat penalti lima detik. Dan di media itu benar-benar bias untuk mendapatkan penalti, bahwa kami diperlakukan berbeda dan hal-hal seperti ini, yang benar-benar menunjukkan lelucon.

“Tapi, saya merasa terutama pada akhir pekan di Norisring kami benar-benar menjadi target. Nick (Cassidy) adalah satu-satunya yang mobilnya rusak setelah saya. Bisa dilihat dia melawan enam Mercedes pada satu titik, lima atau enam Mercedes.

“Pada akhirnya, saya pikir beberapa lap terakhir dia sengaja didorong ke dalam lurusan dan hal-hal seperti ini untuk memastikan sama sekali agar dia tidak bisa melewatinya.”

*Artikel ini dibuat oleh M. Fadhil Pramudya P yang sedang menjalani magang.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jadwal Balapan Pekan Ini: F1, MXGP sampai Penentuan Juara DTM
Artikel berikutnya Insiden Kontroversial Norisring Telah Merusak DTM

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia