Lin Jarvis: Rossi Datang ke Yamaha karena Ingin Bersenang-senang
Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, tak terlalu kaget dengan keputusan bintang MotoGP masa lalu, Valentino Rossi, pensiun. Ia mengenang bagaimana pembalap Italia itu melompat ke timnya hingga jadi pahlawan di sana.
Foto oleh: Yamaha MotoGP
Pabrikan garpu tala itu kaget tawarannya kepada Rossi, sang juara dunia level premier tiga tahun beruntun disambut positif. Rider tersebut menetapkan satu syarat dalam negosiasi.
“Dalam negosiasi, dia menegaskan, ‘Saya ingin bersenang-senang’. Rupanya Vale kurang gembira sebelumnya. Dia bergabung dengan kami karena butuh tantangan dan ingin bersenang-senang,” Jarvis mengungkapkan dalam wawancara dengan MotoGP.com.
“Januari 2004, dia bertarung dengan Max Biaggi yang dulu merupakan pembalap kami dan kemudian diikat Honda.”
Kedua pembalap tersebut, tak pernah menjadi teman dan terus jadi musuh bebuyutan di lintasan. Jarvis tak bisa menutupi kekecewaan terhadap performa Biaggi.
Tangguh di kategori 250cc, ternyata tak jadi jaminan bisa mengulang prestasi ketika naik kelas. Saat menunggangi motor Yamaha, Biaggi memang mengoleksi delapan kemenangan dari empat musim. Tapi pada akhir musim, ia hanya menghuni peringkat keempat klasemen 500cc 1999, ketiga 500cc 2000, runner-up 500cc 2001 dan MotoGP 2002.
Pencapaian tersebut tentu sangat mengecewakan karena dalam 12 tahun, mereka merebut mahkota juara hanya sekali, atas nama Wayne Rainey pada musim 1992.
Apalagi pada 2003, rapor skuad tersebut jeblok. Carlos Checa finis di peringkat ketujuh, Norifumi Abe hanya balapan tiga kali dan lalu digantikan Marco Melandri yang mendarat pada posisi ke-15.
Yamaha pun nekat menjalankan misi hidup atau mati dengan mendatangkan sang juara dunia, Rossi. Pertaruhan itu pun berbuah manis.
Pada tahun debutnya, 2004, The Doctor langsung mempersembahkan gelar juara. Ia mengubah atmosfer dalam paddock tim yang bermarkas di Lesmo, Italia, menjadi lebih positif dan kembali menumbuhkan kepercayaan diri seluruh kru.
“Rossi adalah pembalap yang datang ketika kami berada di momen terendah kami pada 2003. Dia adalah raja saat itu dan memutuskan untuk melompat dari kapal Honda ke Yamaha, mencoba bersenang-senang dalam kariernya,” kata Jarvis.
“Dia memberikan keyakinan kembali pada orang-orang Yamaha. Setelah balapan 12 tahun, mungkin kami nyaris menang bersama Biaggi. Kami meraih posisi kedua atau ketiga, tapi kami kalah dari Honda.
“Rossi datang dan kami menang pada 2004. Sungguh luar biasa. Itu adalah misi hidup atau mati, Anda merekrut pembalap terbaik di dunia, kalau Anda tidak mampu menampilkan yang terbaik, maka Anda kacau balau. Kami mendapat dukungan presiden, juga ada Chief Engineer Masao Furusawa yang merancang ulang motor.”
Beragam kisah tersebut, membuat pilot yang memperkuat Petronas SRT musim ini, selalu istimewa bagi Yamaha. Jelang gantung helm, Jarvis mengajak semua penggemar pria 42 tahun itu untuk mendukung dan menikmati aksi sang idola.
“Sungguh cerita luar biasa yang kami miliki selama 16 tahun bersama. Dari sembilan juara yang dimilikinya, Yamaha mendapatkan empat di antaranya di MotoGP. Dia sangat penting bagi kami,” ujarnya.
“Mari kita menikmati penampilannya di trek dalam sembilan lomba lagi musim ini.”
Valentino Rossi dan Lin Jarvis berpelukan saat perpisahan dengan di pit box Yamaha Factory Racing
Foto oleh: Yamaha MotoGP
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments