Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

M-Sport Ingin FIA dan WRC Matangkan Solusi Kokpit Panas

Prinsipal M-Sport, Richard Millener, meminta Federasi Otomotif Internasional (FIA) dan Kejuaraan Reli Dunia (WRC) mencari solusi matang untuk mengatur temperatur dalam kokpit mobil Rally1. Mereka tak perlu terburu-buru.

Adrien Fourmaux, M-Sport Ford World Rally Team

Adrien Fourmaux, M-Sport Ford World Rally Team

Team M-Sport

Pada Reli Portugal, 19-22 Mei silam, para peserta tak hanya berjuang menaklukkan medan, tapi juga menderita oleh panas dalam kokpit mobil baru. Desain kendaraan Rally1 membuat knalpot pindah dari tengah ke sisi kanan dekat kursi navigator. Hal itu dianggap membahayakan oleh para peserta.

Keluhan tersebut membuat FIA segera bertindak. Apalagi seri berikutnya digelar di Sardinia, yang temperatur udara mencapai 40 derajat Celcius saat musim panas.

Mereka memberi lampu hijau untuk memodifikasi area kokpit dengan rambu-rambu tertentu. Ventilasi atap boleh dimodifikasi dengan menambahkan lubang angin. Lapisan keramik bisa dipasang sekitar firewall (pembatas area kokpit dan kompartemen mesin), ruang mesin dan knalpot.

Trik tersebut ampuh menurunkan temperature di kabin hingga lima derajat Celcius. Kendati demikian, Millener tidak melihat itu sebagai jalan keluar ideal.

FIA dan WRC mesti menggodok panduan sebelum mengaplikasikan arahan teknis kepada tim-tim.

“Menurut saya, mereka sudah tahu bahwa hal ini akan terjadi dan mereka mengizinkan pengembangan regulasi dengan knalpot turun ke lorong di sisi mobil sehingga Anda tidak dapat aliran udara seperti di mobil yang lama,” Millener mengungkapkan kepada Motorsport.com.

“Anda juga bisa berargumen bahwa semua pabrikan terlibat dalam fase desain sehingga semua punya peran ketika mobil disatukan. Tapi, mengubah sesuatu dengan cepat tidak mudah.

“Sangat penting jika kami tidak terburu-buru membuat perubahan, Kami perlu melihat seberapa besar itu menimbulkan masalah untuk kami. Salah satu saran awal adalah memiliki knalpot samping dan membuat keseluruhan sistem pembuangan, tapi saya yakin FIA tidak menginginkan itu. Itu bisa jadi opsi.”

Baca Juga:

Manajer berusia 38 tahun tersebut menilai desain ulang sebagai opsi bagus. Namun, konsekuensinya pengeluaran akan membengkak.

“Ada hal lain yang bisa dilihat ke depannya dan mungkin, akhir tahun kami akan mendesain ulang sesuatu. Tapi, Anda juga harus sadar dan mengerti kalau ada banyak biaya yang terlibat,” ia melanjutkan.

“Jika Anda melompat ke sesuatu yang menghabiskan banyak uang untuk satu masalah setahun sekali, maka itu bukan anggaran yang dihabiskan dengan baik bagi siapa saja. Saya kira kami harus mengawasinya dan melihat apa yang bisa dilakukan.”

Penambahan unit pendingin udara tambahan juga masih dijajaki. Bagi Millener, itu juga bukan jalan keluar yang dibutuhkan dalam jangka panjang. Sebab perangkat itu dapat menambah bobot mobil dan berpengaruh kepada kinerja.

“Anda bisa saja menambah unit pendingin udara karena kecuali setiap orang wajib memasangnya, pasti ada tim yang menolak karena bobot tambahan dan perlu tenaga ekstra untuk menjalankannya,” ucap pria Inggris tersebut.

“Saya kira Sardinia akan akan jadi ajang paling buruk tahun ini (dari sisi panas). Kenya masih hangat tapi kami semua melakukan penyesuaian yang sudah dilakukan di reli terakhir dan membawanya kembali.”

Sementara itu, direktur teknik Toyota Gazoo Racing, Tom Fowlers, senang ubahan mereka membuat pereli dapat menyetir dengan nyaman. Solusi serupa akan dipakai di Kenya, temperatur udara diprediksi lebih ramah, yakni sekira 25 derajat Celcius.

“Putusan (perubahan di Sardinia) sangat positif. Di Sardinia, kru benar-benar terkejut, jika mempertimbangkan temperatur luar, dalam mobil tidak terlalu buruk,” katanya.

“Pastinya, kami membuat pengembangan sejak Portugal dan ternyata berfungsi. Saya pikir di Kenya akan baik-baik saja. Jelas, kecepatan rendah, kian sulit mendinginkan semua.

“Di Sardinia, kami banyak melambat, kecepatan etape rata-rata dan kami masih OK. Mungkin Kenya sedikit terbuka di banyak etape, mestinya kami bisa OK.”

Pierre-Louis Loubet, Vincent Landais, M-Sport Ford World Rally Team Ford Puma Rally1

Pierre-Louis Loubet, Vincent Landais, M-Sport Ford World Rally Team Ford Puma Rally1

Foto oleh: McKlein / Motorsport Images

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sebastien Ogier: Reli Safari Kenya 2022 Lebih Menantang
Artikel berikutnya Ogier Tak Terbendung di Etape Pembuka WRC Safari

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia