Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Manajer Ducati Sangsi dengan Prospek Vinales di Aprilia

Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, sangsi dengan masa depan Maverick Vinales di Aprilia Racing musim depan.

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Karena kehilangan motivasi, pembalap berjuluk Top Gun itu memutuskan hengkang dari Yamaha Factory Racing. Ia merasa pabrikan garpu tala tidak memberi motor yang mumpuni. Masukan-masukan darinya pun tak didengar.

Alhasil, peluang untuk naik podium sering hilang di depan mata. Setelah jadi pemenang dalam MotoGP Qatar musim ini, ia butuh delapan putaran sebelum kembali ke podium.

Vinales pun memutuskan kontrak lebih cepat daripada seharusnya, 2022. Vinales pun dikaitkan dengan beberapa tim salah satunya, Ducati, yang berencana menurunkan delapan motor mulai musim depan. Namun, rider Spanyol itu malah memilih menjalin kerja sama dengan Aprilia.

Pilihan yang berisiko meski pabrikan Noale itu sedang menggeliat musim ini. Namun, tak ada yang menjamin bisa meraih prestasi lebih baik musim depan.

Tardozzi menepis peluang Vinales menunggangi Desmosedici GP musim depan. Ducati cukup puas dengan performa Jack Miller dan Francesco Bagnaia. Sementara, tim satelit sudah punya preferensi masing-masing.

“Sayang sekali Vinales memilih pergi dari Yamaha. Satu tempat untuknya di Ducati? Saat ini kami cukup senang dengan Miller dan Bagnaia dan pembalap kami lainnya bekerja dengan baik. Saya yakin kami akan mendapatkan kepuasan mulai sekarang dan ke depannya dengan para pembalap muda,” ia mengungkapkan kepada Sky Sport Italia.

Mengenai prospek pembalap 26 tahun itu setelah bergabung dengan Aprilia, Tardozzi mengisyaratkan keraguannya.

Baca Juga:

“Saya tidak tahu bagaimana akhirnya. Saya yakin dan semoga ia tetap berada di kejuaraan kami. Ia pembalap penting bagi MotoGP dan dia sangat cepat,” katanya.

“Selamat kepada Aprilia telah memiliki pembalap lebih baik agar bisa lebih kompetitif.”

Ungkapan pesimistis bukan hanya disampaikan Tardozzi. Beberapa waktu lalu, mantan pelatih Valentino Rossi, Luca Cadalora, memandang Vinales kesulitan beradaptasi dengan mesin RS-GP.

“Sulit dipahami Vinales ingin meninggalkan Yamaha. Namun, punya rekan seperti Fabio Quartararo bisa membuat Anda melakukan hal seperti itu,” ujarnya kepada GPOne.com.

“Aprilia memiliki hasil bagus di Assen. Saya kira Aleix Espargaro tangguh, salah satu yang bisa memaksimalkan motornya.

“Namun, saya tidak berpikir Vinales bisa menemukan jalan di Aprilia dengan baik. Dia hanya pernah mengendarai motor dengan mesin in-line. Beralih ke mesin V4 setelah bertahun-tahun tidak mudah.

“Selain itu, sangat penting bagi pembalap menemukan lingkungan tepat dan semua hal teknis yang dibutuhkan supaya bisa memaksimalkan bakat mereka. Uang bukan segalanya bagi Vinales.”

Davide Tardozzi, Team manager Ducati Team, Razlan Razali, Petronas Yamaha SRT

Davide Tardozzi, Team manager Ducati Team, Razlan Razali, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pol Espargaro Anggap Kecelakaan sebagai Proses Pembelajaran
Artikel berikutnya F1 dan MotoGP Australia 2021 Resmi Batal

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia