Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mantan Pembalap MotoGP Kritik Manajemen Aprilia

Sejak kembali ke MotoGP pada 2015, Aprilia telah berjuang untuk mengejar ketertinggalan. Mantan pembalap Grand Prix, Neil Hodgson, menyebut ada kesalahan dalam manajemen dan pengembangan RS-GP.

Bradley Smith, Aprilia Racing Team Gresini

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Aprilia kembali menempati dasar klasemen akhir pabrikan pada MotoGP 2020. Meski berdekatan jarak dalam tahun-tahun sebelumnya, KTM berhasil menjauh dari Aprilia dengan torehan tiga kemenangan dan tembus lima besar klasemen akhir pembalap berkat Pol Espargaro.

Ekspektasi tinggi sempat mencuat ketika Aprilia memperkenalkan RS-GP awal musim lalu. Namun, pandemi virus corona memperlambat pengembangan motor skuad Noale. Neil Hodgson pun ragu tim balap MotoGP itu mampu bangkit pada 2021.

“Itu pasti tergantung pada manajemen. Mereka keluar dari jalur yang tepat dalam hal pengembangan dan cara mereka menangani situasi. Saat saya mendengarkan wawancara mereka, sepertinya mereka sedikit keluar dari kenyataan,” kata Hodgson dalam wawancara dengan Bikesportnews.

Ditanya apakah Aprilia berhasil mengambil langkah selanjutnya berkat keuntungan konsesi, Hodgson menjawab: “Jika Anda menganggap mereka masih memiliki keunggulan, maka Anda harus berasumsi, bahwa mereka bisa membuat langkah besar tahun depan. Tapi saya tidak berharap tinggi.”

Baca Juga:

Lorenzo Savadori

Kann Aprilia die Vorteile im Reglement nutzen und den Anschluss herstellen?

Foto: Motorsport Images

Hodgson, yang juga berprofesi sebagai komentator MotoGP di BT Sport, didesak lagi soal kapan tepatnya terjadi penurunan performa Aprilia. “Tahun paling sukses mereka sejauh ini mungkin musim 2015 atau 2016, ketika (Stefan) Bradl dan (Alvaro) Bautista bergabung dengan tim. Sejak itu, tidak banyak yang berkembang. Saat itu, kedua pembalap sedang merangkak masuk 10 besar,” ucapnya.

“Bradley tahu cara mengendarai motor. Sulit menilai dia dengan benar karena motornya tidak cukup bagus untuk masuk 15 besar. Aleix (Espargaro) kerap mendapatkan hasil tak memuaskan. Dia tidak bisa secara konsisten maju ke depan.”

Lebih lanjut, Hodgson menyoroti kegagalan Aprilia dalam merekrut pembalap kedua yang kuat untuk MotoGP 2021. Espargaro masih diplot sebagai pemimpin tim, sedangkan sisa kursi diperebutkan antara Smith dan Lorenzo Savadori.

“Bradley Smith mengalami kesulitan karena Aprilia bukan motornya. Semua orang bisa melihat itu. Mereka benar-benar belum banyak sukses sejak kembali ke MotoGP.”

“Sangat memalukan melihat Aprilia mengelola posisi pembalap kedua dalam tim. Sepertinya mereka membuat penawaran kepada beberapa orang. Anda bisa lihat itu. Ada begitu banyak nama berbeda yang beredar, yang bahkan tidak bisa disebutkan secara terbuka kepada publik,” tutur Hodgson, juara World Superbike 2003.

Stefan Bradl

Stefan Bradl schaffte es mit der Aprilia RS-GP fünf Mal in die Top 10

Foto: GP-Fever.de

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petrucci: Saya Mengamati Motor KTM Sepanjang 2020
Artikel berikutnya Davide Brivio Dikabarkan Pindah ke Alpine F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia