Marquez Tegaskan Tak Campur Tangan pada Karier Adiknya
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, bangga melihat kinerja adiknya, Alex Marquez, kala melakoni debut di MotoGP.
Foto oleh: Repsol Media
Tahun lalu, Alex Marquez mengawali kariernya di kelas premier bersama tim pabrikan Honda. Ia menggantikan Jorge Lorenzo yang memutuskan pensiun pada akhir 2019.
Tak memiliki persiapan matang dan musim 2020 yang berjalan dengan situasi tak biasa, membuat pembalap 24 tahun itu tak mampu tampil cepat di atas RC213V secara konsisten.
Seiring berjalannya waktu, Marquez berhasil menemukan perasaan terbaik di atas tunggangan barunya. Feeling timbul berkat mempelajari data milik sang kakak dan terus mencari cara terbaik dalam mengendarai motor Honda.
Juara dunia Moto2 2019 itu akhirnya berhasil meraih dua podium secara beruntun di Le Mans dan Aragon. Bahkan, di Aragon, ia hampir meraih kemenangan kalau saja ban depannya tidak mengalami selip ketika berusaha menyalip Alex Rins.
Melihat peningkatan pesat rider LCR Honda itu, Marc Marquez mengaku bangga karena adiknya mampu menyerap apa yang dipelajarinya.
“Saya pikir musim debut Alex berjalan dengan sangat baik. Tak dipungkiri ada tekanan besar berada di kelas premier untuk pertama kalinya, terlebih Anda memperkuat Honda,” kata Marquez dalam wawancara bersama Vanessa Carlotta di kanal Youtube Red Bull.
“Tapi, sayangnya ada banyak orang yang mengatakan bahwa dia adalah adik saya. Mereka mengatakan dia ada di MotoGP karena saya. Jika semua bergantung dengan, maka saya ingin dia tetap menjadi tandem saya di 2021. Tapi ini semua keputusan Honda.
“Di dunia nyata, kami sangat berbeda. Saya melakukan dengan cara saya sendiri, dia dengan caranya.
“Bagaimanapun, saya senang melihat musim pertamanya di MotoGP berjalan baik. Saya tidak menyangka bisa melihatnya meraih podium.”
Marc Marquez juga menceritakan awalnya, Alex tak tertarik menjadi pembalap. Ia malah ingin bekerja sebagai seorang mekanik.
Terinspirasi dari sukses sang kakak, pada akhirnya Alex tergugah untuk menjadi seorang pembalap yang ingin meraih kesuksesan di level tertinggi.
“Gairah terbesar kami pada dunia balap dari sang ayah. Pada usia empat atau lima tahun, Alex mengatakan dia ingin menjadi seorag mekanik. Tapi, pada usia lima atau enam tahun, dia mulai bosan hanya melihat saya di pinggir trek dan memutuskan untuk menjadi pembalap juga,” ia mengungkapkan.
“Ada dua motor saya yang juga dipakai oleh Alex. Jadi kami tumbuh besar bersama, tapi cara kerja kami sangatlah beda.”
Alex Marquez, Repsol Honda Team, Marc Marquez, Repsol Honda Team.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments