Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Marrakesh E-Prix: Upaya Vandoorne Tingkatkan Daya Tawar

Stoffel Vandoorne mengusung misi menaikkan daya tawar jelang Marrakesh E-Prix, Sabtu (2/7/2022). Kemenangan dari ajang tersebut bisa menjauhkannya dari pesaing di tabel klasemen Formula E 2021-2022.

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ

Sam Bloxham / Motorsport Images

Pembalap Mercedes-EQ Formula E Team tersebut meninggalkan Jakarta E-Prix dengan kekecewaan. Penampilannya kurang maksimal terutama dalam kualifikasi, di mana Vandoorne bertengger di P7.

Sempat berharap bisa melompat lebih jauh ditambah dengan dukungan Fan Boost. Namun, pencapaian terbaik saat balapan adalah peringkat kelima.

Vandoorne berada di belakang Mitch Evans (Jaguar TCS Racing), pole man Jean-Eric Vergne (DS Techeetah), Edoardo Mortara (Rokit Venturi Racing) dan Antonio Felix da Costa (DS Techeetah).

Akibat raihan tersebut, pembalap Belgia itu terpaut lima poin dari Vergne. Tentu saja, ini akan mempersulit jalannya menuju gelar juara. Ia mesti maksimal dalam tujuh balapan sisa.

Padahal, titel bisa memudahkannya mencari lowongan pekerjaan untuk musim depan. Sebagai informasi, ini adalah tahun terakhir Mercedes berkecimpung dalam balap mobil listrik.

Vandoorne menegaskan sudah betah berkompetisi di Formula E dan berharap ada tim lain yang menawarinya kursi.

“Saya kira saya tetap di Formula E, tentu dengan Mercedes keluar akan ada perubahan besar. Saya harus cari kesempatan lain,” ujarnya kepada Motorsport.com Indonesia.

“Tapi, saya dalam posisi kuat, saya pemimpin klasemen saat ini. Saya yakin masa depan saya di sini dan bisa menemukan kursi.

Baca Juga:

“Formula E merupakan kejuaraan yang sangat kompetitif. Ada banyak pembalap yang bertalenta di sini, yang sarat pengalaman. Sebelumnya, mereka juga melakoni banyak kejuaraan. Sebagai pembalap, pasti Anda ingin tampil dalam kompetisi yang bagus.”

Pengalaman pria Belgia di ajang balap bergengsi tak bisa dipandang sebelah mata. Ia pernah memperkuat McLaren F1 semusim penuh pada 2017-2018.

Karena dianggap kurang prospektif, ia pun dilepas sehingga memutuskan pindah ke FE. Debutnya pada edisi 2018-2019, bersama HWA Racelab, berakhir pada peringkat ke-16 klasemen. Setelah itu, ia direkrut Mercedes musim 2019 hingga sekarang.

Vandoorne menjadi runner-up di tahun pertama, turun ke P9 pada musim kedua, lalu melambung ke puncak.

“Pindah dari F1 ke FE, jelas sedikit sulit. Kedua mobil beda dan cara mengemudi beda. Anda harus beradaptasi dan belajar lagi mengemudi FE, cara pengereman,” katanya.

“Sangat menantang, tapi saya bisa mengatasinya dengan cukup bagus.”

Tahun lalu jadi periode paling sibuk dalam kehidupan profesionalnya. Vandoorne turun di FE, Kejuaraan Dunia Balap Ketahanan (WEC) FIA, Asian Le Mans Series, 24 Hours of Le Mans, serta harus siaga sebagai cadangan Mercedes dan McLaren di F1.

“Sebagai pembalap, Anda pasti ingin balapan sebanyak mungkin. Anda selalu mencoba optimal dalam balapan yang Anda ikuti. Tentu tak mudah ganti dari satu kejuaraan atau mobil ke yang lain. Pada akhirnya, kami harus banyak berlatih,” ia mengungkapkan.

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Stoffel Vandoorne, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02, Nyck de Vries, Mercedes-Benz EQ, EQ Silver Arrow 02

Foto oleh: Simon Galloway / Motorsport Images

Musim ini, Vandoorne hanya fokus pada satu ajang saja, yakni Formula E. Menatap persaingannya, pilot tersebut menilai rekan setim, Nyck de Vries, sebagai lawan yang berat.

“Semua menjadi lawan berat dalam tahap ini. Tapi yang pertama, saya punya rekan setim, dengan mobil sama, power train sama,” katanya.

“Saya tidak pernah memikirkan tentang lawan, saya selalu fokus pada diri sendiri dan memberikan yang terbaik. Kalau cukup baik, maka saya akan dapat hasil bagus. Jika tidak, maka saya harus tampil lebih baik lagi.

Team order? Tidak ada. Kompetisi masih panjang. Banyak hal bisa terjadi. Semua berjuang untuk diri sendiri. Saya hanya melakukan yang terbaik.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kalender Sementara Formula E 2022-2023, Jakarta Gelar Dua Balapan
Artikel berikutnya Mitch Evans Ingin Ulang Sukses Jakarta E-Prix di Marrakesh

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia