Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Mattia Binotto Belajar Kepemimpinan dari Michael Schumacher

Prinsipal Ferrari Mattia Binotto mengatakan cara menjadi seorang pemimpin yang bagus dipelajarinya dari pembalap legendaris F1 Michael Schumacher.

Mattia Binotto, Team Principal, Ferrari, collects the Constructors trophy for Ferrari

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Binotto menjadi salah satu kru Ferrari yang sempat bekerja sama dengan Schumacher ketika membantunya meraih lima gelar juara dunia Formula 1.

Pria asal Italia itu bergabung dengan skuad Ferrari pada 1995 sebagai bagian dari departemen mesin. Binotto menjadi salah satu saksi kembalinya tim ke puncak di bawah kepemimpinan Schumacher.

Selain berhasil memenangi lima gelar juara dunia pembalap, pabrikan Italia tersebut sukses meraih enam gelar konstruktor antara musim 1999 dan 2004.

Dalam sebuah wawancara bersama Bild, Mattia Binotto mengatakan saat mengelola tim, dia mendapat manfaat dari banyak hal yang dipelajarinya dari Schumacher.

“Itu adalah masa-masa yang hebat, saya bangga menjadi bagian darinya,” kata Binotto.

“Tidak hanya itu, saya belajar banyak dari Schumacher, saya mendapatkan bakat kepemimpinan dan pemahaman yang saya miliki sekarang. Saya tidak akan pernah melupakan itu.”

Dua tahun pertama di masa kepemimpinannya tak mudah bagi Binotto, bahkan dirinya sempat dianggap gagal dalam memimpin Ferrari.

Pada 2019, power unit Ferrari mendapat perhatian serius karena dianggap menyalahi aturan. Sedangkan pada 2020, mereka sangat terpuruk dan menjadi salah satu musim terburuk dalam sejarah Tim Kuda Jingkrak di F1.

Baca Juga:

Tahun lalu, Ferrari perlahan mulai bangkit dan berhasil finis di posisi lima besar dalam klasemen konstruktor.

Persiapan matang menyambut musim 2022, membuat Ferrari kini menjadi tim yang difavoritkan menjadi juara di akhir musim.

“Proyek besar seperti ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Ini adalah perjalanan panjang dan masih berlanjut. Masih banyak yang harus dilakukan dan ditingkatkan,” ujarnya.

“Kami ingin mengembalikan budaya Ferrari. Itulah yang membuat kami menjadi diri kami sendiri.

“Kami adalah satu-satunya tim di Formula 1 di semua musim dan kami adalah tim paling sukses dalam sejarah. Itulah yang kami andalkan dan pahami dari moto ‘Essere Ferrari’.

“Ini memberi Anda dorongan motivasi ekstra. Semua orang di Ferrari sedang menunggu musim baru, kami mempersiapkan musim dengan kerja keras dan semangat.

“Kami tahu kami memiliki mobil yang bagus, tetapi kami tidak menyadari betapa bagusnya itu sampai setelah balapan. Itu sangat melegakan bagi kami semua.”

Pada tiga balapan pertama musim ini, Ferrari memperlihatkan performa menjanjikan dengan dua kemenangan yang diraih Charles Leclerc dan berada di puncak klasemen baik pembalap maupun konstruktor.

Tetapi, Mattia Binotto menegaskan apa pun dapat terjadi di musim yang panjang ini, mengingat rival akan terus melakukan pengembangan.

Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Charles Leclerc, Ferrari F1-75

Foto oleh: Ferrari

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Ferrari: Masih Terlalu Dini Terapkan Team Order
Artikel berikutnya Transformasi Setir Mobil F1 dalam Enam Dekade

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia