McLaren Fokus Pahami Mesin Mercedes Sebelum F1 2022
Prinsipal Tim McLaren Andreas Seidl merasa sangat penting memahami power unit (PU) Mercedes yang digunakan pada 2021, sebelum menyambut regulasi baru Formula 1.
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
McLaren kembali bermitra dengan Mercedes pada tahun ini setelah menjalin kerja sama penuh kesuksesan di masa lalu pada 1995 sampai 2014.
Meninggalkan Renault sebagai penyuplai mesin sebelumnya menjadi keputusan tepat bagi McLaren, karena mereka alami peningkatan besar sepanjang tahun ini.
Tim yang bermarkas di Woking, Inggris, itu mengakhiri musim di posisi keempat dalam klasemen konstruktor, setelah bertarung ketat dengan Scuderia Ferrari memperebutkan tempat ketiga.
Sementara, Lando Norris dan Daniel Ricciardo masing-masing menempati urutan keenam dan kedelapan dalam klasemen akhir pembalap Kejuaraan Dunia Formula 1 2021.
Tapi, McLaren melakukan perubahan mesin saat Formula 1 menerapkan aturan untuk tak mengubah sasis dan mesin mereka akibat pandemi Covid-19, demi menjaga kesehatan finansial tim.
Kendati begitu, F1 memberikan dua token yang bisa dimanfaatkan untuk memodifikasi area terlarang yang dapat digunakan sepanjang musim 2021.
Merasa belum puas dengan kinerja timnya di F1 2021, Seidl merasa sangat penting bagi para insinyur McLaren untuk memahami lebih jauh mesin Mercedes yang digunakan tahun ini, demi memudahkan mendesain mobil 2022.
“Kami memiliki tim terbaik, kami memiliki semua talenta yang saya kira kami membutuhkannya untuk membuat langkah selanjutnya,” kata Seidl.
“Kami hanya membutuhkan waktu. Jelas kami sangat ambisius, tapi pada saat bersamaan Anda membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya. Saya sangat senang kami telah mengambil langkah maju.
“Satu hal terpenting tahun ini adalah kembali bermitra dengan Mercedes dan bekerja menggunakan mesin mereka sebelum regulasi baru diterapkan.
“Kami memperoleh banyak pengalaman tahun ini dengan power unit Mercedes, dan itu menempatkan kami pada posisi yang lebih baik dalam mendesain mobil yang benar-benar baru untuk tahun depan dengan memahami mesin Mercedes.
“Jadi, itu adalah pekerjaan yang dilakukan dengan sangat baik dari kedua sisi.”
McLaren juga menikmati pertarungan dengan Ferrari dalam perebutan posisi ketiga, dengan meraih kemenangan di Monza dan hampir menang di Russia, jika Lando Norris bisa menyelesaikan balapan di kondisi rumit.
Tetapi, mereka harus puas mengakhiri musim di posisi keempat dengan jarak 48,5 poin dari tim pabrikan asal Maranello, Italia, tersebut.
Seidl mengakui kekalahan itu menyakitkan dengan kehilangan begitu banyak poin selama triple-header terakhir musim ini. Di mana McLaren hanya mencetak empat poin, tetapi didorong untuk bertarung dengan Ferrari dan Red Bull Racing Honda.
“Itu hanya musim yang hebat bagi kami atas banyak alasan. Kami membuat langkah maju yang besar lagi dengan mobil, dalam hal semakin dekat dengan waktu lap di kualifikasi dan dalam balapan dengan Mercedes dan Red Bull,” ujarnya.
“Bahkan beberapa kali kami berada dalam posisi menantang mereka di trek yang sesuai dengan mobil kami pada tahun ini.
“Dalam hal keandalan, kami memiliki musim yang sangat bagus. Kami juga membuat kemajuan dengan konsistensi dan kecepatan pit stop.
“Dan cara kami bekerja sama sebagai sebuah tim jelas bagi saya adalah sebuah peningkatan, yang merupakan hal terpenting bagi saya untuk dilihat.
“Kami melakukan restrukturisasi besar-besaran pada tim dua tahun lalu dalam hal organisasi, budaya, dan kami menciptakan stabilitas yang belum pernah ada sebelumnya di McLaren selama bertahun-tahun.”
Lando Norris, McLaren MCL35M Mule.
Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments