Menanti pembuktian lima pembalap MotoGP
Jelang bergulirnya musim baru MotoGP, Motorsport.com memilih lima pembalap yang perlu membuktikan kiprahnya pada 2019.
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Danilo Petrucci
Petrux satu-satunya pembalap pabrikan yang hanya diikat kontrak satu tahun. Ducati bahkan telah blak-blakan untuk tidak begitu saja menawarkan perpanjangan kesepakatan, serta menyebut kandidat pengganti Petrucci, jika semuanya tak berjalan sesuai harapan.
Bagi sang Italiano, membela skuat Borgo Panigale jelas kesempatan sekali seumur hidup. Merasa sudah mencapai akhir perjalanan bersama Pramac Racing sejak 2015, ia sempat diminta Ducati mencari opsi pabrikan lain. Petrucci melakukannya, yang mana memiliki kontrak dari Aprilia.
Namun beruntung, Ducati menginginkan Petrux. Usai balapan Le Mans, Claudio Domenicali langsung membuat keputusan cepat, yakni mendepak Jorge Lorenzo dan menggaet Petrucci. Kendati demikian, performa ia justru menurun, sebaliknya X-Fuera menorehkan tiga kemenangan. Karenanya tidak mengherankan jika banyak pihak mempertanyakan langkah Ducati.
Boleh jadi ingin menjawab segala keraguan, Petrucci tampil impresif sepanjang tes pramusim. Tercepat di Jerez, menguasai uji coba di Sepang, serta menyelesaikan simulasi balap dengan kuat di Qatar.
Akan tetapi, tes adalah satu hal. Tekanan saat akhir balapan merupakan tantangan sesungguhnya. Sampai Ducati mengambil keputusan, Petrucci bakal dihujani pertanyaan terus-menerus tentang masa depannya. Seberapa baik ia menghadapinya kemungkinan akan menentukan apakah kariernya sebagai pembalap pabrikan terus berlanjut setelah musim ini. Jamie Klein
Danilo Petrucci, Ducati Team
Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images
Andrea Iannone
Tiga tahun lalu, The Maniac dipandang calon ‘Alien’ MotoGP. Kini, usai dilupakan Ducati dan Suzuki, Iannone menemukan dirinya bersama Aprilia. Tanpa bermaksud mendahului takdir, namun tampaknya ini kesempatan terakhir untuk menegaskan bahwa ia masih layak diperhitungkan.
Jika awalnya disayangkan Iannone harus meninggalkan Ducati – demi memberi jalan bagi Lorenzo, walau ternyata tepat mempertahankan Andrea Dovizioso - maka pembalap berusia 29 tahun itu lah yang harus disalahkan lantaran membuat dirinya sendiri didepak Suzuki.
The Maniac memang tidak seperti Petrucci. Kontrak berdurasi dua tahun digenggamnya. Pun demikian, bursa transfer 2021 bakal mengacu pada hasil 2019. Dengan kata lain, Iannone mesti berjibaku untuk mempertahankan kursinya di skuat Hamamatsu.
Semakin berat, ia harus menghadapi Aleix Espargaro, sosok pekerja keras di paddock MotoGP. Spaniard telah siap menyambut sang rekan setim anyar, juga akan menikmati pertarungan internal. Jika itu terjadi, maka peluang besar Iannone bisa menguap. Jamie Klein
Andrea Iannone, Aprilia Racing Team Gresini
Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images
Jack Miller
Petrucci dikontrak satu tahun mungkin pertanda Ducati tak memiliki kepercayaan penuh pada Petrucci. Tetapi itu juga fakta pabrikan Borgo Panigale sama halnya terhadap Miller.
Meski lebih muda empat tahun dari Petrucci, pembalap Australia tersebut juga tidak benar-benar baru di MotoGP. Apalagi fakta bahwa Ducati tak menunjuknya sebagai pengganti Lorenzo, sekaligus bentuk keraguan apakah Miller masih bisa mencapai level berikutnya.
Tiga tahun memperkuat satelit Honda akhirnya terbukti tidak meyakinkan, meskipun mencetak kemenangan monumental di Assen. Dan ketika Anda akan mengingat kembali rasa frustrasi yang dilontarkan mantan bos Marc VDS, Michael Bartholemy, atas kepergian Miller: “Pabrikan tak boleh kehilangan pembalap seperti Jack Miller.” Anda juga dapat memahami mengapa pabrikan Jepang seolah enggan mempertahankan ia.
Awal kiprahnya di Ducati sangat menjanjikan tahun lalu. Namun seiring berjalannya musim, penampilan Miller melorot. Belum lagi ditambah bagaimana ia kerap terjatuh, sesuatu yang familiar baginya sejak berstatus pembalap Marc VDS atau LCR Honda.
Tidak ada yang mengatakan Miller bukan pembalap berkelas, atau bahwa dia tak cukup untuk mengamankan masa depan MotoGP ketika kontraknya saat ini habis pada akhir 2019. Tetapi ia perlu untuk meyakinkan tim-tim top untuk memberinya kesempatan.
Dan dengan Desmosedici GP19 dianggap paket terbaik bagi Miller, pembalap Australia itu sendiri menghadapi situasi menarik. Bagaimanapun, jika Ducati merasa perlu mengganti Petrucci akhir musim nanti, mungkin tergoda dengan langsung merekrut rookie Francesco Bagnaia. Miller tentunya harus bekerja keras melampaui performa dua rivalnya demi mengklaim kursi Ducati 2020. Valentin Khorounzhiy
Jack Miller, Pramac Racing
Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images
Pol Espargaro
Mengalahkan Bradley Smith dengan cukup komprehensif dalam dua musim terakhir, Polyccio telah mengamankan posisinya bersama KTM. Namun ia tidak bisa bersantai. Bakal memiliki rekan setim baru dan jika tak berhati-hati, pembalap Spanyol itu dapat tersingkir oleh kehadiran Johann Zarco.
Zarco dianggap sosok yang pantas mendapatkan motor pabrikan. Bahkan ada pula yang melihatnya sebagai kesuksesan KTM dalam jangka menenang. Untuk membuktikan teori ini salah, jelas Espargaro harus mengalahkan tandem anyarnya tersebut pada 2019.
Jika mampu melakukannya, Polyccio bakal mendapati dirinya seperti ketika sukses merengkuh gelar juara Moto2 2013. Tetapi jika tidak, ia akan terbuang karena KTM jelas mulai berburu nama-nama besar awal 2020, atau memutuskan untuk meminang sosok muda seperti Miguel Oliveira.
KTM Motorsports Director, Pit Beirer, tahun lalu mengatakan tak sepenuhnya gembira dengan Espargaro – yang mengalami tiga kecelakaan sepanjang 2018, membuat tim sakit kepala terkait pembalap pengganti, serta memperlambat progres RC16.
Awal 2019 berjalan menjanjikan bagi Espargaro. Tampil solid selama menjalani Tes Qatar, juga satu detik lebih cepat dari Zarco. Mengingat sang rekan setim masih beradaptasi, Polyccio kemungkinan membuka musim sebagai satu-satunya yang bisa memaksimalkan KTM.
Namun, Espargaro harus konsisten jika ingin meyakinkan timnya bahwa ia adalah pembalap tepat untuk membawa KTM pada gerbang kesuksesan. David Gruz
Pol Espargaro, Red Bull KTM Factory Racing
Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images
Fabio Quartararo
Ada suatu masa ketika El Diablo dipandang sebagai talenta pada generasinya, dan dia berpeluang menunjukkannya. Tetapi fakta adalah fakta, dan faktanya adalah Quartararo terbilang aneh di antara rookie 2019 – mengacu soal kesuksesan di Moto3 dan Moto2.
Keputusan Petronas Yamaha SRT menggaet pembalap Prancis itu mengundang pertanyaan banyak pihak. Sosok Quartararo dinilai tak sejajar bila dibandingkan rekan-rekan sesama debutan, yakni Joan Mir, Bagnaia atau bahkan Oliveira.
Lupakan sejenak CEO Sepang, Dato’ Razlan Razali, yang telah memberi tahu Khairul Idham Pawi, bahwa salah satu kursi satelit pabrikan garpu tala miliknya – walau Super Kip harus secara dramatis meningkatkan performanya. Pun pembalap Malaysia lainnya, Hafizh Syahrin, bisa menjadi ancaman besar andai El Pescao digusur Brad Binder.
Lalu ada nama seperti Luca Marini dan Lorenzo Baldassarri untuk dipertimbangkan, dua pembalap yang mungkin akan memaksa masuk dalam daftar belanja Petronas SRT dan Yamaha jika mereka muncul sebagai penantang kuat perebutan titel Moto2 musim ini.
Namun di tengah semua itu ada kegembiraan yang menyelimuti Quartararo. Ia mendapat motor spek 2019, serta terlihat siap selama tes pramusim MotoGP. Ia bahkan merupakan terbaik kedua setelah Maverick Vinales pada hari terakhir uji coba di Qatar.
Jika penampilan apiknya berlanjut saat balapan nanti, apa pun tekanan dalam diri Quartararo, maka dipastikan bakal lenyap. Valentin Khorounzhiy
Fabio Quartararo, Petronas Yamaha SRT
Foto oleh: Gold and Goose / LAT Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments