Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Alasan Michelin Bawa Ban Lawas ke Sirkuit Mandalika

Michelin Two-Wheel Motorsport Manager, Piero Taramasso, mengatakan alasan membawa ban lawas ke Sirkuit Mandalika untuk mengatasi suhu yang sangat tinggi.

Michelin tyres

Foto oleh: Michelin Sport

Berdasarkan tes pramusim pada Februari lalu, Michelin memutuskan untuk membawa ban lawas guna meredam panasnya temperatur di lintasan Pertamina Mandalika Circuit.

Konstruksi ban ini serupa dengan yang mereka gunakan di Sirkuit Internasional Buriram, Thailand pada 2018. Hal ini diharapkan dapat mengatasi suhu tinggi dan meminimalisir tingkat keausan ban.

Namun, para pembalap sulit mendapatkan setelan terbaik dengan ban tersebut karena tak mudah mencapai suhu yang diinginkan agar ban bekerja lebih baik.

Pembalap Repsol Honda, Pol Espargaro, menjadi salah satu yang mengeluhkan ban tersebut, dengan mengatakan: “Ban belakang lain yang kami gunakan di sini tidak berfungsi dengan motor baru kami.

“Kami menunjukkan potensi kami di sini pada tes pertama dengan ban yang kami gunakan sepanjang tahun. Anda dapat melihat dampaknya karena sekarang pembalap lain yang berjuang selama tes benar-benar terbang.”

Baca Juga:

Taramasso menjelaskan dengan membawa ban baru dikhawatirkan tak akan bertahan dengan kondisi suhu yang ada di Sirkuit Mandalika.

“Setelah tes pramusim, kami menyadari bahwa trek ini sangat menuntut ban depan dan belakang, terutama dalam hal suhu, itulah titik lemahnya,” kata Taramasso kepada Speedweek.

“Temperatur ban belakang sangat, sangat tinggi. Hal ini disebabkan kombinasi aspal baru, layout yang cepat dan temperatur aspal yang sangat tinggi. Kami tidak dihadapkan dengan suhu seperti itu di trek lain.

“Kami datang ke tes dengan ban belakang baru untuk melihat apakah itu berfungsi, tetapi ternyata tidak. Temperatur terlalu tinggi untuk konstruksi standar, yang menyebabkan pemintalan kuat dan terik.

“Jadi jelas bahwa kami harus menurunkan suhu ban sekitar 20 derajat, dan secara teknis satu-satunya solusi adalah membawa ban yang kami gunakan di Austria dan Thailand pada 2018.

“Kami tahu bahwa suhu dapat dengan mudah turun 15 derajat dengan konstruksi khusus ini.”

Michelin Technical Team

Michelin Technical Team

Foto oleh: Michelin

Taramasso menyadari ada beberapa tim dan pembalap yang tak senang dengan ban tersebut, karena tak cocok dengan karakter motor baru yang dikembangkan dengan ban lawas.

Namun, dia mengatakan itu lantaran tim-tim belum menemukan set-up yang tepat, sehingga masih kesulitan dengan ban yang dibawa ke Sirkuit Mandalika.

“Jika mereka tidak senang, itu karena mereka tidak memahami masalahnya. Masalahnya sangat jelas, ban terlalu panas, bukan hanya pada satu atau dua motor,” ujarnya.

“Suhu setiap ban yang digunakan pada semua motor naik hingga lebih dari 160 derajat, yang membuat ban baru tidak mungkin untuk mengatasi kondisi tersebut.

“Saya pikir itu sebenarnya mudah dilihat, kami harus mengurangi suhu untuk menempuh jarak balapan. Mereka juga diperingatkan saat tes pramusim, kami menjelaskan, itu satu-satunya pilihan.

“Trek ini sangat menuntut ban, mungkin yang paling sulit sepanjang musim, bahkan lebih menuntut daripada di Thailand atau Austria.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Hasil Warm Up MotoGP: Quartararo Beri Bukti, Marquez Crash Lagi
Artikel berikutnya Marc Marquez Alami Highside di Sirkuit Mandalika

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia