Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Miller Tidak Mau Jatuh Lagi di Paruh Kedua MotoGP 2021

Pembalap Ducati, Jack Miller, menegaskan bahwa dirinya tak mau terjatuh lagi dan membuang peluang untuk meraup poin sepanjang paruh kedua MotoGP 2021.

Jack Miller, Ducati Team

Foto oleh: Dorna Sports

Rider Australia itu merupakan satu-satunya yang mampu menyumbang poin penuh untuk Ducati musim ini. Ia merangkai dua kemenangan dari MotoGP Spanyol dan Prancis, yang terbanyak setelah Fabio Quartararo (4 kali).

Sayangnya, Miller tak mampu menjaga konsistensi finis di zona poin. Ia mengumpulkan 100 poin dan berhak duduk di peringkat kelima.

Pembalap yang tak pernah tampil di Moto2 tersebut kalah 22 poin dari Johann Zarco (Pramac Racing) dan 9 dari rekan setimnya di skuad pabrikan, Francesco Bagnaia. Jaraknya dengan pemuncak klasemen,  Quartararo, tentu saja sangat jauh, yakni 56 poin.

Pria berjuluk JackAss itu menyebut crash di Portimao dan Assen sebagai penyebab utama kegagalan menempel Quartararo. Ia bertekad untuk tidak jatuh lagi dan mengurangi kesalahan.

Miller dan kawan-kawan akan mengunjungi Red Bull Ring, yang jadi tuan rumah dua lomba, MotoGP Styria serta Austria, 8 serta 15 Agustus mendatang. Trek itu sangat bersahabat dengan Desmosedici GP di mana mereka juara lima kali dari enam balapan di sana.

Baca Juga:

“Saya ingin memenangi balapan dan kalau bisa lebih dari satu, maka lebih baik lagi. Tapi saya ingin menjadi konsisten, tidak terjatuh lagi dan menyelesaikan setiap grand prix dengan baik,” ucap Miller kepada Motorsport.com.

“Dua balapan awal tidak seperti yang saya inginkan dan kecelakaan di Belanda tidak penting.”

Ducati telah mempersembahkan motor Desmosedici GP21 yang sangat seimbang meski dalam kondisi kencang. Namun, bukan berarti Miller bisa santai. Ia mesti mempelajari bagaimana mengatasi kelemahan yang timbul sepanjang balapan.

“Masing-masing motor punya kekuatan dan kelemahan. Ducati sangat kencang dan stabil tapi paling sulit dikendalikan ketika mengubah arah, contohnya,” ia menerangkan.

“Tapi ketika Anda bicara kepada para pembalap tim lain, mereka mengatakan kepada Anda bahwa saya ingin punya akselerasi dan tenaga Ducati. Anda tidak bisa melihat motor lain terus menerus. Anda harus bekerja dengan apa yang Anda miliki dan apa yang bisa dilakukan.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petronas SRT Beberkan Daftar Pembalap Muda Incaran
Artikel berikutnya Oliveira: Masa Depan MotoGP Milik Generasi Muda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia