Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Nomor-nomor Mobil Unik di Formula 1

Biasanya, pembalap yang turun di Kejuaraan Dunia Formula 1 tidak akan sembarangan memilih nomor untuk mobilnya.

Damon Hill, Williams

Foto oleh: Ercole Colombo

Pasalnya, biasanya mereka akan menggunakan nomor tersebut sampai akhir karier di F1. Tentu nomor tersebut hanya bisa dipakai sang pembalap jika pada musim tersebut belum dipakai pembalap lainnya.

Bagi sebagian pembalap, nomor mobil memiliki arti atau makna penting. Lewis Hamilton, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017, 2018, 2019, 2020) dari Tim Mercedes-AMG Petronas, memilih nomor 44 karena menggunakannya saat turun di gokar.

Sebastian Vettel, kampiun F1 2010, 2011, 2012, dan 2013, serta jawara 1992, Nigel Mansell, juga sangat identik dengan nomor 5. Di negara asalnya, Inggris, Mansell bahkan dipanggil Red Five oleh sejumlah penggemarnya.

Michael Schumacher, juara dunia F1 tujuh kali (1995, 1996, 2001-2005), hanya menggunakan nomor 1 setelah juara dunia. Schumi memakai nomor mobil 5 pada 1993, 1994, 1996, dan 2006 serta 3 pada 1998, 1999, 2000, dan 2010.

Lella Lombardi menggeber Brabham BT42 Ford di kualifikasi GP Inggris 1974.

Lella Lombardi menggeber Brabham BT42 Ford di kualifikasi GP Inggris 1974.

Foto oleh: Ercole Colombo

Ada hal menarik seputar nomor mobil F1 di era 1970-an. Pembalap wanita asal Italia, Lella Lombardi, memilih nomor 208 saat turun di Sirkuit Brands Hatch pada GP Inggris 1974. Alasannya, ia disponsori Radio Luxemburg yang saat itu disiarkan di gelombang 208 mHz.    

Angka 208 masih menjadi nomor mobil tertinggi yang digunakan di F1. Regulasi saat ini membatasi nomor mobil tertinggi hanya sampai 99. Sayangnya, saat itu Lombardi tidak lolos kualifikasi sehingga tidak bisa berlomba di GP Inggris 1974.

Rekor nomor mobil tertinggi yang mampu start di sebuah lomba di Kejuaraan Dunia F1 adalah 136 yang dipakai Rudolf Krause (Reif-BMW) di Sirkuit Nurburgring pada 1952.

Entah mengapa, saat itu seluruh 36 yang masuk entry list GP Jerman 1952 itu memakai nomor mobil hingga tiga digit. Alberto Ascari memakai nomor 101 dan Krause terakhir, 136. Sayang, Krause yang start dari grid 23 tidak mampu finis karena kerusakan mesin.

Masih dari GP Jerman 1952, Alberto Ascari juga mencatat rekor di balapan ini. Nomor 101 yang dipakainya menjadi nomor tertinggi yang mampu memenangi sebuah balapan F1.

Mekanik sedang memperbaiki sasis Ferrari 500 milik Alberto Ascari bernomor 101 yang berhasil memenangi GP Jerman 1952.

Mekanik sedang memperbaiki sasis Ferrari 500 milik Alberto Ascari bernomor 101 yang berhasil memenangi GP Jerman 1952.

Foto oleh: Motorsport Images

Jika GP Jerman 1952 mencatat rekor-rekor untuk nomor mobil tiga digit, Damon Hill menjadi pembalap yang paling lama menggunakan nomor mobil 0. Semua berawal dari akhir GP F1 1992.

Nigel Mansell menjadi kampiun 1992. Tetapi, Tim Williams merekrut Alain Prost dan pemilik tim, Sir Frank Williams, tidak menjamin Mansell akan mendapat status pembalap nomor satu. Mansell pun memilih hengkang ke IndyCar di Amerika Serikat.

Absennya juara bertahan membuat Williams tidak bisa memakai nomor 1 untuk mobil mereka. Karena itulah Damon Hill, pembalap penguji Williams pada 1992, memakai nomor 0 di GP F1 1993 (foto utama) sedangkan Prost menggunakan 2.

Kejadian serupa terjadi pada F1 1994. Prost yang berhasil menjadi juara dunia bersama Williams pada 1993, memutuskan mundur. Hill pun kembali menggunakan nomor 0 sedangkan rekan barunya, Arton Senna, memakai nomor 2.

Williams FW16B milik Damon Hill menggunakan nomor 0 di GP Australia 1994. Ini musim kedua beruntun Hill menggunakan nomor 0 di F1.

Williams FW16B milik Damon Hill menggunakan nomor 0 di GP Australia 1994. Ini musim kedua beruntun Hill menggunakan nomor 0 di F1.

Foto oleh: Motorsport Images

Namun, Hill bukan pembalap pertama yang memakai nomor mobil 0 di F1. Adalah pembalap asal Afrika Selatan, Jody Scheckter, yang memasang nomor 0 pada McLaren-Ford geberannya di Sirkuit Mosport, GP Kanada 1973.

Statistik juga mencatat, hanya ada tiga pembalap di F1 yang pernah menggunakan 13 yang kerap disebut nomor pembawa sial. Pertama, pembalap Meksiko Moises Solana yang turun di GP Meksiko 1963. Namun, pembalap BRM itu mundur karena masalah mesin.

Divina Galica, pembalap wanita asal Inggris, juga turun dengan nomor 13 di GP Inggris 1976. Sayang, pembalap Tim ShellSport Whiting itu tidak lolos kualifikasi.

Pastor Maldonado menjadi pembalap terakhir yang menggunakan nomor 13. Pembalap asal Venezuela yang turun di F1 pada 2011-2015 itu hanya satu musim memakai nomor 13, pada 2014 saat memperkuat Tim Lotus F1.

Pembalap Tim Lotus, Pastor Maldonado (kiri), menjadi pembalap terakhir pengguna nomor yang dianggap pembawa sial, 13, pada F1 2014.

Pembalap Tim Lotus, Pastor Maldonado (kiri), menjadi pembalap terakhir pengguna nomor yang dianggap pembawa sial, 13, pada F1 2014.

Foto oleh: Charles Coates / Motorsport Images

Meskipun begitu, tidak semua negara menganggap 13 merupakan nomor pembawa sial. Di Italia, tidak kurang 17 kasus saat pembalap memilih nomor tersebut.

Sebelum Lewis Hamilton, juara dunia terakhir yang tidak menggunakan nomor satu saat mempertahankan gelar adalah Emerson Fittipaldi pada 1973. Namun, pembalap Tim John Player Special-Lotus itu hanya sekali menggunakan nomor 2, yakni GP Argentina 1973.  

Fittipaldi – juara dunia F1 1972 dan 1974 – juga menjadi pembalap pertama yang mengenakan nomor 1 terlama, satu musim penuh pada 1975 bersama Tim McLaren.

Baca Juga:

Pada GP Spanyol 1999, pembalap dengan nomor mobil 1, 2, 3, dan 4 mampu finis berurutan di empat besar masing-masing lewat Mika Hakkinen dan David Coulthard (keduanya McLaren) serta Michael Schumacher dan Eddie Irvine (Ferrari).

Hal lebih menarik terjadi di GP Australia 2000. Posisi finis tujuh besar ditempati pembalap dengan nomor mobil 1 sampai 7 secara berurutan.

Mereka adalah Mika Hakkinen dan David Coulthard (keduanya McLaren), Michael Schumacher dan Rubens Barrichello (Ferrari), Heinz-Harald Frentzen dan Jarno Trulli (Jordan) serta Eddie Irvine (Jaguar).

   

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pernah Diabaikan Kru McLaren, Ini Trik Hamilton Perlakukan Tim Mercedes
Artikel berikutnya Sergio Perez Mulai Kerja untuk Red Bull

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia