Norris Senang Sainz Lebih Dikenal berkat Prestasi di F1 2021
Lando Norris selalu mengawasi mantan rekannya di McLaren, Carlos Sainz. Bersama Ferrari, pembalap Spanyol tersebut berhasil menaikkan pamornya di mata pecinta F1.
Foto oleh: Erik Junius
Mereka menjadi mitra di McLaren selama dua musim. Sainz, yang sudah menimba pengalaman di Formula 1 empat tahun lebih lama, menjadi mentor bagi Norris.
Karena rekan setimnya adalah pendatang baru, tentu profil Sainz lebih menonjol. Pada duel tahun pertama, ia mendulang poin lebih banyak hampir separuh dari rookie 2019, yakni 96 banding 49 poin.
Posisinya terancam ketika Norris menunjukkan tanda-tanda kebangkitan di awal musim 2020. Dari perolehan poin, gap mereka menipis, di mana Sainz menuai 105 poin dan koleganya 97.
Mereka berpisah jalan di akhir 2020, saat putra pereli kenamaan Spanyol menerima pinangan Ferrari. Persaingan internal pun melebar karena McLaren dan tim Maranello berebut peringkat ketiga klasemen konstruktor.
Pada paruh pertama, Norris diunggulkan karena mampu memborong tiga podium. Sayangnya, puja-puji membuat penggemar gim itu kehilangan konsistensi meski sempat finis P2 di GP Italia.
Sebaliknya, Sainz justru panas di paruh kedua. Setelah merebut runner-up GP Monako, ia mengoleksi tiga peringkat ketiga dari Hungaria, Rusia dan Abu Dhabi.
Peningkatan prestasi pria 27 tahun tersebut dalam kokpit SF21 membuat Norris kagum.
“Saya kira Carlos adalah salah satu pembalap Formula 1 terbaik. Itu membuat saya terlihat kurang bagus karena dia merupakan pilot yang sangat hebat. Dia menjalankan pekerjaan dengan sangat baik,” ujar pembalap Inggris itu.
“Saya sepertinya berada di bawah bayang-bayang karena dia berhasil menuntaskan tugasnya.”
Bersama Toro Rosso, Renault dan McLaren, rapor Sainz tergolong biasa saja sehingga ia berada di luar radar mayoritas penggemar F1. Mata mereka terbuka setelah pembalap itu tembus lima besar klasemen Formula 1, lebih baik daripada Charles Leclerc.
“Karena dia berada di Toro Rosso, Renault dan McLaren. Makin lama, makin banyak orang yang sadar dengan kemampuannya,” kata Norris.
Seandainya, Sainz bertahan, Norris yakin bisa melewatinya karena ia jauh lebih maju dibanding dua musim pertama. Antara kedua pembalap tersebut, perbedaan hanya 4,5 poin.
Runner-up Formula 2 2018 itu tak khawatir ketika McLaren merekrut Daniel Ricciardo yang jauh lebih berpengalaman.
“Saya tidak gugup ketika Daniel datang ke McLaren. Banyak yang berpikir bahwa mungkin karena dia dia sudah menang beberapa balapan,” ucapnya.
“Semua orang tahu seperti apa kapabilitas Daniel karena dia sudah duduk di mobil balap cukup lama dan memenangi balapan.”
Lando Norris, McLaren, Carlos Sainz Jr., McLaren dan Nico Hulkenberg, Renault F1 bermain sepak bola meja di paddock
Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments