Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Oliveira Sebut Kerasnya Moto3 Bikin Pembalap Tak Punya Rasa Takut

Pembalap KTM, Miguel Oliveira, menilai kompetisi Moto3 lebih keras dibandingkan MotoGP karena para pembalap muda nekat ambil risiko.

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Miguel Oliveira, Red Bull KTM Factory Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Persaingan sengit dalam Moto3 Italia telah menelan korban jiwa. Jason Dupasquier meregang nyawa usai mengalami insiden di Sirkuit Mugello, akhir pekan ini. Kabar duka membuat atmosfer lomba jadi suram.

Oliveira tampak berduka sehingga tak merayakan podium perdananya musim ini. Dalam konferensi pers, ia membahas soal tema keselamatan terutama di kasta ketiga.

“Di Moto3 berjalan sangat keras, indah untuk pertunjukan tapi jadi sulit bagi para pembalap untuk punya rasa takut, mereka selalu bertarung,” ujarnya.

Pembalap Portugal itu menilai akan sangat sulit melakukan perubahan drastis meski tingkat bahaya terus meningkat dalam 10 tahun terakhir.

“Sulit mengubah itu. Moto3 adalah kategori di mana slipstream membuat perbedaan, semua mencoba punya referensi, semua sangat dekat dan ketika ada trek dengan tikungan di mana Anda tidak melihat pintu keluar, seperti Portimao atau di sini dengan Arrabbiata 2, jika seseorang jatuh, menjadi sulit untuk tidak menabraknya,” ia menambahkan.

Baca Juga:

“Ini terjadi dan dalam 10 tahun terakhir, korban jiwa lomba motor berasal dari insiden seperti kemarin. Sulit melakukan intervensi, itu diskusi yang rumit, juga memikirkan campur tangan, jika tidak, Anda bahkan tidak bisa balapan motor.”

Miguel Oliveira menuntaskan MotoGP Italia di urutan kedua, berkat perbaikan drastis yang dilakukan KTM. Sasis baru, bahan bakar baru serta komposisi ban jadi amunisi.

“Itu adalah balapan bagus, kami sangat kuat di sini sepanjang akhir pekan. Kami melihat dalam sesi latihan bahwa kami berada di antara pace balapan terbaik. Tapi pada awal balapan, saya tidak merasa nyaman,” tuturnya.

“Karena saya memilih kompon keras di depan, jadi saya harus berhati-hati di awal. Tapi kemudian, saya punya ritme dan menyadari Johann sedikit lambat. Dia berjuang dengan ban kendur. Itu kenapa saya mencoba menyalipnya. Saya berhasil. Pada beberapa, lap terakhir, saya menjaga Joan Mir di belakang kami, bukan tugas mudah.

“Saya memilih menerima podium ini dengan kondisi berebda. Kami gembira dengan hasilnya, tapi tidak dengan kesedihan pada kelas Moto3. Simpati kami untuk keluarga Jason. Saya memilih olahraga ini tidak brutal. Tapi kami masih melakukannya karena gairah. Rasa duka cita kepada keluarganya.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kepiawaian Mir Mengontrol Ban Berbuah Podium
Artikel berikutnya Jatuh di Mugello, Marquez Yakin Lebih Bugar di MotoGP Catalunya

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia