Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Finis P8 di Mandalika Terasa seperti Kemenangan bagi Brad Binder

Finis P8 dalam MotoGP Indonesia di Mandalika terasa seperti kemenangan bagi Brad Binder. Pasalnya, rider KTM itu mengalami problem teknis yang memaksanya menyelesaikan balapan dengan mengaktifkan holeshot RC16.

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Ini bukan pertama kalinya perangkat tersebut, yang begitu populer dalam dua tahun terakhir, gagal, dan itu pasti akan terus terjadi. Franco Morbidelli adalah salah satu yang pertama terkena dampak kerusakan holeshot selama Grand Prix.

Dalam kasus pembalap Monster Energy Yamaha ini, di putaran pembuka musim lalu, GP Qatar, harus rela untuk tampil sepanjang race dengan height device M1 miliknya eror. Ia pun finis kedua dari belakang, 24 detik di belakang sang pemenang saat itu, Maverick Vinales.

Kali ini, Brad Binder menemukan cara untuk menutupi beban nyata selama race Grand Prix Indonesia dengan RC16 seperti tampilan Harley Davidson. Pemangkasan balapan dari 27 menjadi 20 lap dan kondisi trek basah sangat membantunya.

Rider Red Bull KTM Factory Racing tersebut, yang keluar sebagai runner-up pada putaran pembuka di Qatar, di Indonesia hanya mampu finis di posisi kedelapan, 32 detik di belakang Miguel Oliveira, rekan setimnya yang sukses menang di Sirkuit Mandalika.

Baca Juga:

Namun posisi kedelapan ini memungkinkan Binder untuk mempertahankan posisinya di peringkat kedua klasemen sementara MotoGP 2022. Ia hanya tertinggal dua poin dari sang pemuncak, Enea Bastianini (Gresini Racing) dan unggul satu angka atas Fabio Quartararo (Yamaha).

Setelah balapan, pembalap kebangsaan Afrika Selatan itu menjelaskan mengapa dirinya tidak bisa lebih baik dari posisi kedelapan di Mandalika. Yang pasti, Binder merasa senang dengan raihannya tersebut.

“Sayangnya, saya melakukan seluruh balapan dengan perangkat pengatur ketinggian (holeshot) aktif, jadi menyelesaikan balapan di urutan kedelapan rasanya seperti meraih kemenangan,” ujar Binder, yang kinerjanya bersama Oliveira telah menegaskan progres KTM di awal MotoGP musim ini.

“Jika itu balapan yang kering, saya rasa saya tak akan bisa melakukan apa-apa. Jadi, di satu sisi, saya tidak beruntung, tetapi di sisi lain ini positif,” pembalap pemilik nomor motor #33 tersebut menyimpulkan.

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Brad Binder, Red Bull KTM Factory Racing

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pawang Hujan Rara Bawa Petir Keluar dari Sirkuit Mandalika
Artikel berikutnya Soal Insiden Mandalika, Fabio Quartararo Anggap Jack Miller Berlebihan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia