Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pembalap Bergaji Tinggi Mulai Ketar-Ketir

Salah satu hasil pertemuan Komisi F1 pada Kamis (11/2/2021) lalu adalah kontrol anggaran ketat. Salah satu yang terimbas adalah pembalap dengan gaji fantastis.

Race Winner Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1 and Daniel Ricciardo, Renault F1 celebrate on the podium with a shoey

Race Winner Lewis Hamilton, Mercedes-AMG F1 and Daniel Ricciardo, Renault F1 celebrate on the podium with a shoey

Mark Sutton / Motorsport Images

Sejumlah pembicaraan siap digelar untuk penerapan batasan gaji pembalap (salary cap) dan soal gaji tertinggi di setiap tim.

Formula 1 sendiri sudah menyiapkan sebuah kelompok kerja khusus (working group) – termasuk pembalap – untuk mempelajari apakah gaji pembalap dan para orang penting di tim harus diturunkan atau tidak. Pasalnya, selama ini gaji mereka tidak masuk bujet tim.

Sejumlah topik juga segera dirancang untuk dibicarakan. Nantinya, working group juga akan membahas masalah kontrak pembalap dan anggota senior dalam manajemen tim.

Dalam rapat Komisi F1 yang dihadiri tim-tim, FIA, dan para otoritas F1 pada Kamis lalu itu juga diputuskan bila kali pertama budget cap akan diterapkan pada 2021 dengan 132 juta euro. Lalu, pada 2022 turun menjadi 127 juta euro dan 123 jurta euro pada 2023.

Memang, banyak sektor yang selama ini membuat anggaran tim F1 membengkak. Tiga di antaranya adalah ongkos pengembangan mesin, bujet pemasaran, serta gaji pembalap dan tiga anggota tim dengan gaji tertinggi.

Gaji pembalap termasuk yang paling sensitif dibahas terkait rencana penerapan batasan bujet ini. Gaji pembalap yang dibatasi mungkin hanya akan menjadi perbedaan kecil bagi tim-tim kecil. Namun tidak demikian bagi mereka yang memperkuat tim-tim besar.

Baca Juga:

Nama-nama seperti Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas) dan Max Verstappen (Red Bull Racing) tentu akan sangat terpukul jika gaji mereka harus diturunkan dan dimasukan ke dalam budget cap.

Musim lalu, Lewis Hamilton menerima gaji tertinggi di grid F1 dengan 76 juta dolar AS per tahun. Itu belum termasuk bonus dan iklan pribadi. Dari endorsement saja, juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2915, 2017, 2018, 2019, 2020) itu menerima 16 juta dolar AS.

Tahun lalu, Sebastian Vettel menerima 53 juta dolar AS dari Ferrari. Namun, kemungkinan besar gaji juara dunia empat kali (2010, 2011, 2012, 2013) itu akan turun tahun ini setelah pindah ke Aston Martin.

Daniel Ricciardo mengantongi 27 juta euro (32 juta dolar AS) dari Renault tahun lalu. Setelah membela McLaren mulai 2021, pembalap asal Australia itu menerima antara 10-12 juta euro. Ricciardo kabarnya akan mendapatkan bonus per poin.

Max Verstappen tahun lalu menerima tidak kurang 26 juta dolar AS. Jumlah itu hampir sembilan kali lebih besar dari yang didapat rekan setimnya saat itu, Alex Albon.       

Antonio Giovinazzi (Alfa Romeo) menjadi pembalap F1 dengan gaji terkecil musim lalu, 800 ribu dolar AS. Rekan setimnya yang juga juara dunia 2007, Kimi Raikkonen, menerima 10 juta dolar AS.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Giovinazzi Berambisi Raih Podium bersama Alfa Romeo
Artikel berikutnya Ferrari Kenalkan Tim dan Mobil secara Terpisah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia