Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pencipta 'Walrus Nose' Williams F1 Tewas dalam Kecelakaan

Mantan ahli aerodinamika Williams dan Ferrari di F1, Antonia Terzi, meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Inggris, Minggu (31/10/2021).

d03hun822

Insinyur wanita tersebut memiliki karier bagus dalam Formula 1. Setelah menamatkan studi, ia bekerja untuk Ferrari di bawah arahan Rory Byrne. Terzi turut berperan dalam periode awal era keemasan Michael Schumacher.

Memiliki kinerja luar biasa, wanita berdarah Italia tersebut dibajak Williams dengan iming-iming jabatan sebagai kepala divisi aerodinamika pada 2002. Berbagai gagasannya sangat penting dalam pengembangan mobil kompetitif, yang mesinnya disuplai BMW.

Tak heran kalau dia disebut sebagai salah satu sosok kunci di tim yang didirikan Sir Frank Williams. Ia mengerjakan proyek FW25 untuk musim 2003. Salah satu mahakaryanya adalah ‘Walrus Nose’ yang dipasang di FW26.

Baca Juga:

Perangkat tersebut meningkatkan aerodinamika. Konsepnya memotong hidung mobil sependek mungkin untuk memaksimalkan downforce dan menurunkan tarikan. Tiang ‘tusk’ dimiringkan ke bawah untuk mendukung sayap depan.

Inovasi tersebut tak lantas membuat balapan Juan Pablo Montoya dan Ralf Schumacher lebih mudah. Mereka kesulitan menyetel mobil. Pada akhirnya, tim kembali ke konfigurasi hidung yang konvensional sejak GP Hungaria 2004.

Ternyata perubahan tersebut memberikan Montoya pole position GP Italia serta kemenangan terakhir di GP Brasil musim yang sama.

Marc Gene, BMW Williams FW26

Marc Gene, BMW Williams FW26

Photo by: Steve Etherington / Motorsport Images

Wanita, yang meninggal di usia 50 tahun, tersebut hengkang akhir musim itu dan digantikan Loic Bigois. Keahliannya diperlukan produsen mobil Dallara, kemudian dia pindah ke Bentley.

Setelah puas berkarya dalam industri otomotif, Terzi lantas beralih ke bidang akademis. Ia menjadi dosen Fakultas Teknik Penerbangan, Universitas Teknologi Delft, Belanda.

Bersama mantan astronot Wubbo Ockels dan insinyur penerbangan Joris Melkert, ia mengerjakan proyek Superbus yang bisa memuat 23 penumpang dan pintu gullwing (ke atas dan bawah).

Seharusnya, ia sudah bekerja sebagai pengajar di Universitas Nasional Australia, Canberra. Hanya saja, pandemi Covid-19 membuatnya belum bisa terbang ke Negeri Kanguru.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Damon Hill Soroti Pengaruh Adrian Newey terhadap Red Bull Racing
Artikel berikutnya F1 Kembali Terapkan Aturan Double Yellow Flag di GP Meksiko

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia