Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Penghuni Podium MotoGP Catalunya Komentari Insiden Wearpack Quartararo

Insiden baju balap Fabio Quartararo pada MotoGP Catalunya, Minggu (6/6/2021), menjadi buah bibir. Tiga penghuni podium di Sirkuit Barcelona ikut angkat bicara.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Saat sedang melaju di lima lap akhir, pembalap Yamaha Factory Racing, tampil dengan racing suit terbuka. Ia sempat mencoba mengangkat resleting tapi tidak bisa. Quartararo lantas membuang penutup dada karena terasa sangat mengganggu dalam kondisi tersebut. Pemandangan itu pun membuat rival-rivalnya bertanya.

Karena fokusnya terpecah, rider Prancis itu gagal merebut posisi terdepan dari Miguel Oliveira (KTM) dan Johann Zarco (Pramac Racing) dapat menyalipnya. Pemenang MotoGP Catalunya 2021 mengaku kejadian tersebut sangat aneh.

Oliveira menilai seharusnya bendera hitam dikibarkan karena situasi berbahaya. Black flag menandai seorang pembalap melakukan pelanggaran berat dan harus masuk pit karena didiskualidikasi.

“Secara pribadi, saya tidak ingat ada kejadian seperti ini di masa lalu. Kami pernah melihat komponen-kompone motor beterbangan, seperti winglet atau jok. Tapi hal seperti ini, masih baru,” ucap Oliveira.

“Ketika keselamatan pembalap dalam risiko, manajemen balap harus memutuskan. Jika itu terlihat jelas di TV, dia tidak bisa menutup baju balapnya, kemudian saya kira itu untuk alasan keselamatan sendiri, seharusnya black flag dikibarkan.”

Pendapat serupa diutarakan Zarco, “Saya kira, itu tidak bahaya untuk kami, tapi bahaya buat dia. Anda hanya tidak boleh berkendara dengan baju terbuka. Itu bahaya dan kenapa, saya kira black flag akan masuk akal untuk keselamatannya.”

Miller menempatkan diri di posisi Quartararo. Penghuni podium ketiga di Barcelona itu memahami kondisi dan keputusan lawannya ke tampuk juara dunia.

“Sebagai pembalap, Anda tidak memikirkan keamanan dalam situasi. Anda pikir tentang balapan dan hasil. Jika ada penalti, dia pasti sangat marah. Pada dasarnya, saya kira seseorang harus melihat itu,” ucapnya.

Baca Juga:

Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner, berkicau di Twitter, “Terlepas dari apakah Fabio membukan resleting dengan sengaja atau tidak, saya yakin kalau seharusnya ada black flag, ketika baju kulit Anda terbuka.”

Kasus ini dalam investigasi Alpinestars selaku pembuat kostum balap. Sedangkan Quartararo turun peringkat dari keempat jadi keenam akibat dobel penalti sebanyak tiga detik.

Pertama, El Diablo dipandang mengambil jalan pintas antara Tikungan 1-2. Kedua, berkendara dengan baju terbuka.

“Saya tidak setuju mereka memberi saya penalti tiga detik, yang membuat saya terlempar dari P3 ke P4,” ucapnya. “Saya kira penalti waktu sudah lebih dari cukup. Saya menyelesaikan balapan dan semua berjalan baik. Tidak ada poin untuk mendiskusikan apa yang terjadi sekarang.”

Quartararo masih memimpin klasemen pembalap MotoGP 2021 meski kini terpaut 14 poin dari Zarco.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Red Bull Rajai Podium F1 GP Azerbaijan dan MotoGP Catalunya
Artikel berikutnya Aleix Espargaro Absen dalam Tes karena Lengan Kehilangan Cairan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia