Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Perlindungan Haas dari Pengaruh Luar Bikin Schumacher Sukses

Kepercayaan besar dan perlindungan yang diberikan Haas F1 kepada Mick Schumacher berbuah manis. Pembalap muda itu akhirnya bisa fokus merebut poin tanpa dipusingkan pengaruh dari luar.

Mick Schumacher, Haas

Mick Schumacher, Haas

Andy Hone / Motorsport Images

Putra legenda Formula 1, Michael Schumacher, itu terus mendapatkan kritik. Jangankan memberikan poin, ia dan koleganya musim lalu, Nikita Mazepin, selalu tertinggal rombongan.

Hubungan keduanya sebagai rekan setim kurang harmonis. Ini ditengarai sebagai salah satu penyebab rapor buruk, di samping minim pengalaman karena status keduanya sebagai rookie.

Beranjak ke musim ini, tandemnya berganti jadi Kevin Magnussen akibat perang Rusia versus Ukraina. Berbagi box dengan pembalap berpengalaman, Schumacher dipaksa untuk mengasah kualitasnya agar tidak ada ketimpangan terlalu jauh.

Namun, dalam prosesnya, pembalap Jerman itu beberapa kali merusakkan mobil. Prinsipal Gunther Steiner tentu kesal karena mereka terikat pembatasan anggaran.

Di sisi lain, ia terus menenangkan dan terus memberikan motivasi kepada Schumacher. Pembalap muda itu beberapa kali mendekati zona podium.

Penantian panjangnya terjawab pada F1 GP Inggris, di Silverstone. Schumacher mendulang poin perdana usai finis P8.

Baca Juga:

Prestasi tersebut rupanya membuat sahabat Sebastian Vettel itu ketagihan. Di Red Bull Ring, ia menuntaskan lomba dalam posisi paling bagus sepanjang kariernya di level premium, yakni P6. Bonusnya trofi Driver of the Day boleh dibawa pulang.

Steiner mengklaim bahwa kemajuan Schumacher didapat berkat ketenangan tim, setelah melewati tahun yang dihiasi frustrasi.

“Itu tujuannya, menghadirkan ketenangan. Hal bagusnya ketenangan justru hadir ketika pihak luar mencoba menciptakan kerusuhan,” ucapnya kepada Motorsport.com.

“Saya tidak akan mengatakan kepuasan tersebut, tapi kami bekerja untuk tujuan menyukseskan Mick dan lebih kencang. Kami telah mencapai itu. Saya puas.”

Steiner tak menampik bahwa Schumacher memberikan beban kepada dirinya sendiri. Hal ini berimbas pada kinerjanya.

Daniel Ricciardo, McLaren MCL36, duel dengan Mick Schumacher, Haas VF-22

Daniel Ricciardo, McLaren MCL36, duel dengan Mick Schumacher, Haas VF-22

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Lebih lanjut, Steiner mengutarakan ketidaksukaan kepada sikap sok tahu para debutan. Mereka harus menjalani proses adaptasi yang tidak bisa berjalan secara instan.

“Sebelumnya, saya kira dia tidak banyak belajar tentang bagaimana cara Formula 1 bekerja. Banyak pemuda dari Formula 2 dan mereka pikir tahu bagaimana Formula 1 bekerja,” tuturnya.

“Butuh waktu. Anda tidak bisa memaksakannya. Ini seperti sekolah, Anda tidak bisa mempelajari kurikulum selama empat tahun dalam dua hari.

“Sekarang, Mick harus belajar mengemudi mobil dengan lebih baik dan lanjut bertarung di depan serta mencetak poin. Secara logis, makin depan Anda bertarung, kian berat.

“Ini normal. Itu kenapa saya kira bagus kalau kami mencapai level ini. Sekarang, kami harus mengambil satu level demi level hingga wajar memperjuangkan poin.”

Mick Schumacher bicara dengan staf Ferrari

Mick Schumacher bicara dengan staf Ferrari

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Lebih lanjut, Steiner mengutarakan ketidaksukaan kepada sikap sok tahu para debutan. Mereka harus menjalani proses adaptasi yang tidak bisa berjalan secara instan.

“Sebelumnya, saya kira dia tidak banyak belajar tentang bagaimana cara Formula 1 bekerja. Banyak pemuda dari Formula 2 dan mereka pikir tahu bagaimana Formula 1 bekerja,” tuturnya.

“Butuh waktu. Anda tidak bisa memaksakannya. Ini seperti sekolah, Anda tidak bisa mempelajari kurikulum selama empat tahun dalam dua hari.

“Sekarang, Mick harus belajar mengemudi mobil dengan lebih baik dan lanjut bertarung di depan serta mencetak poin. Secara logis, makin depan Anda bertarung, kian berat.

“Ini normal. Itu kenapa saya kira bagus kalau kami mencapai level ini. Sekarang, kami harus mengambil satu level demi level hingga wajar memperjuangkan poin.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Ferrari Siapkan 6 Hidung untuk Set Up F1-75 di GP Prancis
Artikel berikutnya Alfa Romeo Puas dengan Kinerja Guanyu Zhou

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia