Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Pierre Gasly: Mesin Ferrari Kembali seperti F1 Musim 2019

Performa impresif tim-tim pemakai power unit (PU) Ferrari pada Grand Prix Bahrain lalu memunculkan anggapan bila mesin mereka saat ini yang terbaik di Formula 1.

Charles Leclerc, Ferrari F1-75, Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Scuderia Ferrari berhasil mengagetkan publik saat menempatkan Charles Leclerc dan Carlos Sainz finis 1-2 pada balapan putaran pertama Kejuaraan Dunia Formula 1 2022, Grand Prix Bahrain, Minggu (20/3/2022) malam lalu.

Terlepas dari problem teknis yang membuat juara dunia Max Verstappen (Oracle Red Bull Racing) dan rekannya, Sergio Perez, mundur, performa Ferrari F1-75 memang luar biasa sepanjang akhir pekan di Sirkuit Internasional Bahrain.

Yang menarik, bukan hanya Leclerc dan Sainz yang mampu kompetitif pada balapan di Bahrain lalu. Haas VF-22 yang juga bermesin Ferrari 066/7 geberan Kevin Magnussen, mampu finis di P5.

Duet Alfa Romeo Racing Orlen yang terdiri dari pembalap kawakan Valtteri Bottas dan rookie Guanyu Zhou, bahkan mampu merebut poin di GP Bahrain seusai masing-masing finis P6 (8 poin) dan P10 (1 poin).

Dari enam mobil pemakai PU dari Ferrari, hanya rekan setim Magnussen, Mick Schumacher, yang tidak mampu mencetak poin. Tetapi, putra legenda F1 Michael Schumacher itu nyaris merebutnya karena ia finis di P11.

Guenther Steiner, Prinsipal Tim Haas F1, Kevin Magnussen, Haas F1 Team, Mick Schumacher, Haas F1 Team. Haas merayakan keberhasilan mereka di GP Bahrain 2022, sepekan lalu.

Guenther Steiner, Prinsipal Tim Haas F1, Kevin Magnussen, Haas F1 Team, Mick Schumacher, Haas F1 Team. Haas merayakan keberhasilan mereka di GP Bahrain 2022, sepekan lalu.

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

“Saya kira Ferrari kini menjadi mesin terbaik,” kata Prinsipal Tim Haas Guenther Steiner mengacu finis P5 Magnussen yang menjadi hasil balapan terbaik skuad asal Amerika Serikat itu sejak GP Australia 2018.

Torehan Magnussen, yang ditarik kembali oleh Haas setelah kontraknya tidak diperpanjang pada akhir F1 2020, juga menjadi poin pertama tim tersebut dalam 28 balapan terakhir di F1.

“Kredit untuk mereka (Ferrari) karena harus membersihkan pekerjaan kotor dari banyak orang (yang membuat performa menurun). Hebatnya, mereka mampu melakukan pekerjaan rumah dengan baik dan mendapatkan hasil luar biasa.”

Di era F1 mesin turbo-hybrid, Ferrari pernah membuat mesin hebat pada 2019. Tetapi, mereka langsung terpuruk pada musim 2020 setelah sebuah investigasi FIA melihat PU Ferrari tidak legal.

Meskipun begitu, Ferrari perlahan bangkit. Kehebatan mereka di Bahrain lalu membuktikan itu. Saat mesin-mesin baru kesulitan beradaptasi dengan bahan bakar baru, E10, Ferrari terlihat tenang-tenang saja.

Sejumlah laporan di Italia menyebut, Ferrari telah mampu memperkecil gap power dari Mercedes dan Red Bull Racing dengan memanfaatkan perubahan jenis bahan bakar ini.

Kevin Magnussen, Haas VF-22, George Russell, Mercedes W13, Pierre Gasly, AlphaTauri AT03

Kevin Magnussen, Haas VF-22, George Russell, Mercedes W13, Pierre Gasly, AlphaTauri AT03

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Pembalap Tim Scuderia AlphaTauri Pierre Gasly berpikiran sama dengan Steiner terkait mesin Ferrari. Pembalap asal Prancis tersebut mengakui selama berduel dengan mobil Haas, ia tidak pernah menemui kesulitan seperti saat menahan tekanan dari Magnussen.

“Mesin Ferrari saat ini jelas kembali seperti pada 2019,” ucap Gasly yang masih mengandalkan power unit dari Honda (hanya berganti nama menjadi Red Bull RBPTH001), sama seperti Red Bull Racing.

“Sangat tidak mudah mempertahankan posisi jika Magnussen berada di belakang Anda,” kata pemenang satu Grand Prix (Italia 2020) tersebut.

Menariknya, Mercedes selaku penguasa F1 sejak era mesin hybrid diberlakukan mulai 2014 – merebut delapan gelar konstruktor dan baru kehilangan satu trofi pembalap musim lalu – tidak melihat adanya perbedaan besar di antara mesin-mesin yang ada di grid saat ini.

“Memang, mereka (Ferrari) telah membuat lompatan besar,” kata Prinsipal Tim Mercedes-AMG Petronas F1 Toto Wolff.

“Tahun lalu, mereka juga sangat kompetitif. Dan hari ini, jika Anda melihat satu balapan di Bahrain, sepertinya mereka sudah mengalahkan semuanya.”

Baca Juga:

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Emosi Carlos Sainz Campur Aduk Usai GP Bahrain
Artikel berikutnya Cetak Poin pada Debut Balapan Jadi Pembuktian Guanyu Zhou

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia