Pirelli Jelaskan Masalah Pecah Ban Tiga Pembalap di F1 GP Qatar
Salah satu yang menjadi sorotan dalam F1 GP Qatar adalah masalah pecah ban yang dialami Valtteri Bottas, George Russell dan Nicholas Latifi saat balapan di Sirkuit Losail, Minggu (21/11/2021).
Nicholas Latifi, Williams FW43B, heads into retirement with a puncture
Charles Coates / Motorsport Images
Drama terjadi di tahap akhir gelaran perdana Grand Prix (GP) Qatar di Sirkuit Internasional Losail saat pilot Mercedes-AMG Petronas Valtteri Bottas mengalami kerusakan (puncture) ban depan sebelah kiri.
Namun bukan Bottas saja. Tidak lama setelahnya, giliran dua pembalap Williams Racing, George Russell dan Nicholas Latifi, yang mengalami problem serupa, ban depan kiri mereka menderita puncture.
Bos Pirelli Formula 1 (F1) Mario Isola menjelaskan mengapa dirinya yakin bahwa ban sangat sensitif di Sirkuit Losail. Pirelli, selaku pemasok ban, telah membawa tiga kompon terkeras mereka ke Qatar, yang menjadi tuan rumah balap jet darat untuk pertama kalinya.
Tetapi begitu balapan berlangsung, Bottas berakhir di gravel Tikungan 7 pada lap ke-33 dari 57 yang dilombakan. Mobil W12 pembalap asal Finlandia tersebut terus melaju meskipun bannya hancur.
Insiden serupa kemudian dialami Russell pada lap ke-50 dan Latifi di putaran ke-52. Isola mengatakan apa yang telah dipelajari Pirelli dari penyelidikan awal mereka terhadap masalah puncture ini di Losail.
“Bagian kiri depan (terpengaruh) karena itu adalah ban yang paling tertekan, tetapi saya tidak ingin bilang bahwa ini disebabkan oleh energi yang berlebihan atau semacamnya,” kata Isola kepada Sky Sports F1.
“Elemen pertama yang bisa saya bagikan adalah, semua ban cukup aus, hampir 100 persen. Ada cut pada ban yang harus kami pahami apakah itu disebabkan sebelum (ban) kehilangan tekanan atau setelahnya.
“Kami sedang menunggu data telemetri dari tim. Itu adalah elemen yang sangat penting untuk dipahami jika hilangnya tekanan tiba-tiba dan (kapan) waktunya hal tersebut terjadi. Semua pilot bisa kembali ke pit, jadi mereka kehilangan tekanan tetapi dalam waktu yang cukup untuk mengendalikan mobil ke pit.
“Kami melihat banyak dampak pada kecepatan tinggi pada kerb di sini. Bukan rahasia bahwa (banyak) tim juga mengalami kerusakan pada sasis, lantai, sayap mobil dan ketika ban aus, itu kurang terlindungi dari kerb, benturan keras, impak energi tinggi.
“Kemudian bisa terjadi bahwa mereka mulai kehilangan tekanan (ban), dan Anda harus menggantinya atau ban Anda akan kempes,” ia menjelaskan.
Valtteri Bottas, Mercedes W12, di pit
Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images
Saat ditanya apakah ia merasa masalah ini juga diakibatkan karena tim telah menjalankan putaran lebih lama daripada yang diharapkan Pirelli, Isola tidak terlalu yakin itu menjadi penyebab masalah puncture.
“Yang pasti, kami memiliki beberapa tim yang mencoba strategi satu pit stop, karena di sini sulit untuk menyalip. Mereka tidak ingin kehilangan waktu di pit,” Isola menuturkan.
“Tetapi alasan mengapa kami memperkirakan strategi dua kali pit stop terutama karena data keausan ban yang kami kumpulkan pada hari Jumat dan degradasi di sisi kiri depan cukup tinggi.
“Jadi hari ini misalnya, kiri depan dan kiri belakang sama-sama aus hingga 100 persen. Namun alasan mengapa kami memiliki puncture hanya di bagian kiri depan masih harus diselidiki,” katanya lagi.
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments