Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Cetak Poin pada Debut Balapan Jadi Pembuktian Guanyu Zhou

Pembalap Alfa Romeo, Guanyu Zhou, yakin bahwa dengan kesuksesan mencetak poin dalam debutnya di Formula 1 adalah jawaban terbaik untuk merespons kritik soal Pay Driver.

Guanyu Zhou, Alfa Romeo C42

Foto oleh: Andy Hone / Motorsport Images

Guanyu Zhou promosi ke Formula 1 musim ini setelah tiga musim balapan di Formula 2. Ia mengamankan kursi Alfa Romeo, menjadi rekan setim Valtteri Bottas dalam skuad baru Alfa Romeo, tim pelanggan Ferrari.

Alfa Romeo mengakui, dukungan finansial besar yang dibawa oleh Zhou lewat sponsornya membuat mereka berani menjadikannya pembalap F1 pertama asal Cina.

Tetapi mereka tak hanya melihat Zhou dari aspek finansial, tetapi juga catatan sang pilot di Formula 2 musim lalu, di mana pembalap binaan Renault (sekarang Alpine) ini sukses bertengger di peringkat ketiga.

Sontak perekrutan Zhou mendapatkan respons negatif dari para penggemar jet darat. Mereka merasa bahwa pilot 22 tahun itu bisa masuk ke Formula 1 karena uang.

Baca Juga:

Zhou merespons kritik itu dengan jawaban yang elegan. Pada Grand Prix Bahrain, ia sukses lolos ke sesi kualifikasi kedua. Walau memulai balapan dengan kurang baik, ia finis di P10, mencetak satu poin dalam debutnya.

"Saya pikir saat saya menandatangani kontrak bersama tim akhir tahun lalu, orang-orang memiliki pendapat yang berbeda soal saya berada di Formula 1," ungkap Zhou.

"Namun dalam kepala saya, saya sudah melakukan segalanya untuk bisa mengamankan kursi F1. Musim ini, saya ingin ada di Q2 agar saya bisa menutup mulut mereka. Sekarang saya merasa lega, karena saya bisa finis di P10 dari P15, walau itu terasa seperti dari P20 ke P10.

"Saya pikir itu adalah jawaban terbaik. Saya tidak ingin sesumbar, jadi saya ingin fokus ke pekerjaan saya."

Setelah melewati garis finis, Zhou terlihat emosional saat keluar dari mobilnya. Ia pun merayakan pencapaiannya itu bersama seluruh kru Alfa Romeo (Bottas finis P6), mengingat itu juga merupakan hasil terbaik Alfa Romeo sejak GP Brasil 2019.

Meraih P15 di kualifikasi, mobil Zhou malah masuk ke mode anti-stall jelang Tikungan 1 Sirkuit Sakhir, membuatnya disalip oleh pembalap lain yang ada di belakangnya.

Guanyu Zhou, Alfa Romeo F1 Team

Guanyu Zhou, Alfa Romeo F1 Team

Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images

Zhou berada di P13 saat restart setelah periode Safety Car di  tahap akhir balapan. Ia berhasil melewati Mick Schumacher (Haas), sebelum akhirnya memanfaatkan situasi duo Red Bull Racing yang DNF untuk bisa finis di P10.

"Senang saja bukan kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan saya sekarang. Emosional mungkin jadi kata yang tepat untuk menyimpulkan balapan kemarin," kata Zhou.

"Saya sangat fokus untuk bisa kembali ke posisi saya pada saat balapan. Semua gerakan yang saya pikirkan sudah saya lakukan, tidak peduli apakah itu tikungan terakhir atau pertama, atau Tikungan 4. Saya rasa saya membuat keputusan yang benar.

"Keinginan yang begitu besar muncul dalam diri saya. Meraih poin itu bisa saya lakukan dan saya tahu itu lewat kecepatan saya pada saat balapan. Bisa meraih poin itu ternyata luar biasa."

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Pierre Gasly: Mesin Ferrari Kembali seperti F1 Musim 2019
Artikel berikutnya Masalah Rem McLaren Perlihatkan Kompleksitas Mobil F1 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia