Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Fabio Quartararo Sebut Peluang Juara Dunia Hanya di MotoGP

Pembalap Yamaha, Fabio Quartararo, mengatakan satu-satunya peluang untuk menjadi juara dunia hanya di MotoGP setelah gagal di kategori terendah.

World Champion Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha

Quartararo akhirnya mengunci gelar MotoGP setelah balapan penuh drama dalam Grand Prix Emilia Romagna. Ini menjadi titel juara dunia pertamanya setelah gagal mewujudkannya di katergori Moto3 dan Moto2.

Seperti diketahui, Quartararo naik ke kejuaraan dunia balap motor setelah jadi juara selama dua musim di FIM CEV Moto3 Junior World Championship, pada 2013 dan 2014 bersama Honda.

Namun, performa apiknya di CEV tak berlanjut di Moto3, karena pembalap asal Prancis itu terlihat kesulitan dalam menemukan bentuk terbaiknya.

Dua tahun berada di Moto3, pada 2015 dan 2016, bersama Honda dan KTM, Fabio Quartararo dipromosikan ke Moto2 untuk bergabung dengan Sito Pons pada 2017, dan Speed Up pada 2018.

Sayang, Quartararo kembali gagal menunjukkan kecepatan terbaiknya karena hanya mampu meraih satu kemenangan.

Beruntung, Petronas Yamaha SRT memberikan kepercayaan kepadanya untuk memperkuat tim. Ini menjadi awal dari kebangkitan El Diablo setelah melewati momen sulit di kategori yang lebih rendah.

Performa apik pada dua musim bersama Petronas SRT, membuat tim pabrikan Yamaha memutuskan untuk merekrutnya menggantikan Valentino Rossi.

Ini menjadi keputusan yang tepat, dengan Quartararo menjadi pembalap paling konsisten di kejuaraan, dan mampu membawa YZR-M1 melaju cepat di semua sirkuit.

“Setelah memenangi dua titel di CEV, tujuan berikutnya tentu saja menjadi juara dunia Moto3,” kata Quartararo seperti dilansir Speedweek.

“Tapi pada 2015 dan 2016, saya tidak mampu memenangi grand prix. Lalu saya dipromosikan ke Moto2. Saya sebenarnya ingin mendapatkan kepercayaan diri kembali di kelas ini.

“Awalnya tidak bekerja dengan baik di musim pertama, dan lebih baik di tahun kedua. Saya meraih dua kemenangan bersama Speed Up.

“Satu kemenangan saya dibatalkan, tapi tetap saja bagi saya itu sebuah kemenangan. Lalu saya tidak menyangka bisa naik ke MotoGP pada 2019.

“Di Moto2, memenangi gelar sangat tidak memungkinkan, saya sangat jauh dari itu. Jadi, satu-satunya kesempatan hanya di MotoGP.”

Baca Juga:

Ketika pertama kali menjajal motor MotoGP, Fabio Quartararo, mengatakan dirinya tak yakin bisa mengendalikan motor dengan baik karena sangat berbeda dengan yang dikendarainya sebelumnya.

Namun, sekarang pembalap 22 tahun itu menjadi salah satu yang paling ditakuti di trek dan akan menjadi incaran seluruh rider untuk dikalahkan pada tahun depan.

“Kami berhasil memenangi gelar juara dunia MotoGP sekarang. Saya tidak pernah menyangka ini akan terjadi,” ujarnya.

“Ketika saya menjajal Yamaha M1 untuk pertama kalinya di Valencia pada Novamber 2018, saya bertanya pada diri sendiri: ‘Apa yang saya lakukan pada motor ini? Saya kewalahan saat mengendarainya.

“Motor ini sangat bertenaga. Tapi sekarang, saya selalu menginginkan lebih banyak lagi!”

World Champion Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing meryakan gelar bersama tim

World Champion Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing meryakan gelar bersama tim

Foto oleh: Yamaha

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Crash karena Ban Dingin, Brad Binder Merasa Bodoh
Artikel berikutnya Alberto Puig: Honda adalah Tim Pemenang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia