Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Red Bull Sempat Jajaki Kemungkinan Pakai Mesin Ferrari

Prinsipal Red Bull Racing Christian Horner mengungkapkan bahwa timnya telah sempat melakukan "diskusi eskplorasi" dengan Ferrari untuk merakit mesin Formula 1 mereka mulai musim 2022.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB16B

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Penyuplai power unit (mesin) Red Bull Racing, Honda, telah mengumumkan akan mundur dari Formula 1 (F1) usai musim 2021 pada Oktober lalu. Ini membuat juara empat kali itu butuh pemasok baru.

Setelah mengamankan pembekuan pengembangan mesin di bawah regulasi dari 2022, pihak Red Bull memilih membeli IP power unit Honda untuk nantinya dikembangkan lewat Red Bull Powertrains.

Langkah ini diambil karena terbatasnya opsi penyuplai baru. Hanya tersedia tiga alternatif yang dapat menggantikan peran Honda sebagai pemasok power unit: Mercedes, Renault atau Ferrari.

Berbicara dalam podcast Formula 1 'Beyond The Grid', Christian Horner mengungkapkan jika Ferrari satu-satunya pabrikan yang benar-benar menunjukkan kesediaan bekerja sama dengan timnya.

Baca Juga:

Tetapi keengganan Red Bull untuk menjadi tim pelanggan pada akhirnya membuat kesepakatan tak pernah tercapai antara kedua pihak. Mereka lebih memilih mengembangkan mesinnya sendiri.

"Hal paling natural adalah berdiskusi dengan pemasok (mesin) yang ada saat ini. Kami bertemu Mercedes. Itu pertemuan yang singkat. Toto (Wolff) jelas tidak tertarik. Sementara Renault, mereka tak punya rencana memasok tim seperti Red Bull," ujar Horner.

"Yang paling bersedia adalah Ferrari. Kami melakukan beberapa kali diskusi eksplorasi. Namun untuk menjadi (tim) pelanggan, jadi (kami) harus menerima semua integrasi, terutama dengan peraturan baru yang akan datang. Itu akan jadi pil sulit untuk kami telan.

"Saat itulah kami mulai menjajaki kemungkinan, 'Oke, bagaimana jika menghadapi tantangan ini dengan cara Red Bull?' dan melihat apakah bisa membuat kesepakatan dengan Honda. Pembekuan sangat vital, jika tidak kami tak akan punya kapasitas mengembangkan mesin.

"Mengambil langkah tersebut, sebuah langkah besar dan berani, untuk mengendalikan nasib kami sendiri sebagai pemasok mesin dan membawa segalanya di bawah satu atap di Milton Keynes. Itu menjadikan kami tim selain Ferrari yang punya semuanya dalam satu fasilitas."

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing

Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Dan musim terakhir Honda di F1 terbukti sukses. Red Bull telah mencetak lima kemenangan pada tahun 2021 dan kini memimpin kejuaraan, baik konstruktor maupun pembalap via Max Verstappen.

Christian Horner mengatakan Honda sangat senang dengan kesuksesan saat ini namun benar-benar menyedihkan melihat pabrikan Jepang tersebut harus meninggalkan F1 pada akhir musim nanti.

"Kami ingin mereka tinggal lebih lama. Kami akan berada di bawah pembekuan selama tiga tahun ke depan, jadi biaya bisa lebih terkontrol. Mereka telah bekerja sangat keras untuk mencapai posisi yang lebih kompetitif," Horner menuturkan.

"Tentu saja tahun depan kami ingin mempertahankan beberapa bentuk hubungan kerja sama. Jelas saya tidak akan membahas detailnya. Yang pasti ini adalah tantangan besar untuk memulai dari awal sebagai pembuat mesin," imbuh sang prinsipal.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Kubica Sebut Mesin Ferrari Alami Peningkatan
Artikel berikutnya Gasly Heran FIA Tidak Investigasi Insiden Leclerc

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia