Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Ricciardo Klaim Musim Terakhir di Red Bull Kuras Emosinya

Daniel Ricciardo mengaku periode akhir di Renault terasa lebih ringan dibanding saat akan berpisah dari Red Bull. Pembalap Australia itu mengaku lelah secara mental pada musim penutup dengan tim pimpinan Christian Horner tersebut.

Daniel Ricciardo, Renault F1, on the grid

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Padahal ditilik dari prestasi, ia lebih berkibar ketika memperkuat Aston Martin Red Bull Racing. Namun, ketika ekspektasi berlebihan bertemu dengan hasil lomba tidak konsisten, menimbulkan kekecewaan mendalam.

Seandainya mobil memberikan performa maksimal, Ricciardo dapat finis lebih tinggi dari peringkat keenam pada 2018. Namun, berbagai kendala teknis membuatnya delapan kali tak mampu menuntaskan lomba, meski dalam 13 balapan rutin mendulang poin minimal delapan.

“Itu adalah yang paling sulit secara emosi sejauh ini. Di awal musim, sepertinya saya dapat bertarung untuk titel juara dunia. Lalu di pertengahan musim, saya sadar ingin maju dan menuju akhir musim, yang ada hanya kegagalan demi kegagalan,” katanya.

“Terlalu banyak emosi, itu adalah musim paling berat saya hingga sekarang.”

Baca Juga:

Pencapaian Ricciardo malah merosot di awal petualangannya dengan Renault. Ia menjejak peringkat kesembilan musim 2019.

Alih-alih bersedih, ia malah termotivasi membantu tim Prancis menemukan solusi agar lebih baik.

“Rasanya menyenangkan mencoba membangun sesuatu dengan tim baru. Tahun lalu bahkan lebih menarik dibanding musim ini karena set-up menghasilkan beberapa hasil bagus,” tuturnya.

Pembalap 31 tahun tersebut menduduki ranking keenam dalam F1 2020 dengan koleksi 96 poin. Ia butuh tambahan empat lagi agar bisa melompat dua tangga.

“Faktor kegembiraan lebih tinggi saat ini. Saya cinta balapan, dan mungkin itu diperkuat dengan lockdown dan kurangnya kompetisi. Ketika itu direnggut, kebutuhan saya lebih kuat,” ia menekankan.

Setelah puas berkutat dengan Renault, Daniel Ricciardo mencari tantangan baru. Banyak yang skeptis dengan pertaruhannya menerima tawaran McLaren.

Namun, ia tak peduli dengan komentar negatif, yang terpenting baginya adalah McLaren punya sesuatu yang membangkitkan antusiasme.

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Sebastian Vettel Ekspos Kelemahan SF1000
Artikel berikutnya Maradona Punya Relasi Erat dengan Olahraga Otomotif

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia