Grosjean: Kematian Ada di Depan Mata Saya
Romain Grosjean menceritakan pengalamannya lolos dari kecelakaan mengerikan di Formula1 Grand Prix Bahrain. Ia mengatakan kepada diri sendiri untuk keluar dari insiden tersebut demi anaknya.
Watch: What Saved Grosjean's Life?
Grosjean mengalami insiden besar pada lap pertama di GP Bahrain. Ia menghantam pagar pengaman saat keluar dari Tikungan 3 dengan kecepatan 220 km/jaj
Mobil Haas VF-20 terbelah menjadi dua bagian dengan bagian depan menembus pagar dan mengeluarkan kobaran api besar, Grosjean yang masih berada di cockpit berusaha keluar.
Pria asal Prancis berhasil bergerak dengan cepat, sehingga hanya mengalami luka bakar di tangannya dan tak mengalami cedera patah tulang.
Romain Grosjean dipastikan absen pada GP Sakhir pada akhir pekan ini demi memulihkan kondisinya. Tapi ia berharap bisa kembali pada putaran penutup di Abu Dhabi.
Mengingat kembali momen tersebut, Grosjean mengatakan bahwa 28 detik kejadian antara menabrak dinding pembatas hingga ia keluar dari mobil adalah waktu yang sangat lama.
"Saya tidak tahu apakah keajaiban bisa digunakan dalam kasus ini atau tidak, tapi dalam berbagai alasan saya dapat mengatakan ini bukan waktu kematian saya," kata Grisjean kepada TF1.
"Pada saat itu 28 detik terasa sangat lama. saya melihat visor helm menjadi oranye, saya melihat kobaran api di sisi kiri mobil. Pada saat itu saya berpikir tentang banyak hal, termasuk Niki Lauda dan saya berpikir ini bukan cara yang tepat untuk mengakhiri karier. Saya tidak ingin menyelesaikan perjalanan di Formula 1 dengan cara seperti itu.
"Selain itu, untuk anak-anak, saya mengatakan kepada diri sendiri untuk keluar. Saya menerobos kobaran api dan merasakan sasis yang sudah terbakar.
"Saya keluar, kemudian merasa seseorang menggunakan pakaian medis, saya sadar telah keluar dari situasi mengerikan itu."
Grosjean mengatakan bahwa putranya yang berusia lima tahun, Simon, mempercayai bahwa ia memiliki kekuatan magis dan rasa cinta yang besar melindunginya dari insiden itu.
"Itu adalah kata-kata yang sangat kuat dari anak-anak. Anak saya paling tua, Sacha, yang berusia tujuh tahun, lebih rasional, dia lebih mengerti," kata Grosjean.
"Anak saya paling kecil membuat sebuah gambar, 'karena luka ayah di tangan'."
Romain Grosjean menyadari bahwa dirinya mungkin perlu berdiskusi tentang trauma atas insiden dramatis yang hampir membuatnya terbunuh.
"Saya memikirkan keluarga dan teman-teman, terutama anak-anak saya yang menjadi sumber kebanggaan dan energi, lalu diri sendiri," ujar Grosjean.
"Saya pikir mengunjungi psikologi ajan membantu, karena saya benar-benar melihat kematian di depan mata.
"Bahkan di Hollywood, kita tak akan pernah melihat gambaran yang sama seperti itu. Ini kecelakaan terbesar yang pernah saya lihat di dalam hidup. Mobil terbakar, meledak, dan baterai yang juga terbakar, jadi itu semua menambah energi benturan tersebut."
Grosjean berterima kasih atas pesan dukungan kepada dirinya. Tapi ia menegaskan ingin kembali ke dalam mobil di Abu Dhabi.
"Saya bisa mengatakan bahwa ada perasaan senang bisa tetap hidup, melihat segala hal dari cara berbeda," kata Grosjean.
"Tapi juga ada keharusan untuk kembali ke mobil, jika memungkinkan di Abu Dhabi, untuk menyelesaikan cerita saya di Formula 1 dengan cara berbada.
"Ini seperti lahir kembali ke dunia. Bisa keluar dari kobaran api akan menjadi momen penting dalam hidup saya.
"Saya memiliki banyak teman yang menunjukkan kecintaannya kepada saya dan itu sungguh menyentuh, dan terkadang mata saya berkaca-kaca."
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments