Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi Beri Jawaban Menohok untuk Para Pengkritiknya

Legenda MotoGP, Valentino Rossi, menjelaskan mengapa dirinya masih ingin turun di usia 42 tahun sekaligus menjawab kritik yang diarahkan kepadanya.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP 2021 menjadi musim ke-26 sepanjang karier balap Valentino Rossi di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Namun, ia baru mengemas empat poin dari tiga lomba awal MotoGP musim ini.

Hal tersebut memunculkan kritik dari sejumlah pembalap maupun mantan rider soal kemampuan juara dunia sembilan kali – kelas 125 cc 1997, 250 cc 1999, 500 cc 2001, serta MotoGP 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009 – itu bersaing dengan para pembalap muda.

Salah satu tanda Rossi sudah dinilai menurun adalah untuk kali pertama sejak 2001, ia tidak lagi dipercaya memperkuat skuad pabrikan di MotoGP. Ya, musim ini “The Doctor” turun bersama tim satelit Petronas Yamaha SRT.

“Pemikiran saya sebenarnya sederhana. Namun saya bingung banyak orang yang tidak memahaminya. Mungkin pikiran saya berbeda daripada orang lain,” ucap pemenang 115 grand prix (89 di MotoGP/500 cc) dari seluruh kelas sejak debut pada 1996 itu.

“Saya masih ingin menikmati adrenalin saat menang, berdiri di podium, atau sekarad balapan yang bagus. Saya akan baik kembali dalam beberapa hari jika hasilnya buruk.

“Saya tahu pada akhirnya waktu akan mengalahkan dan memaksa saya untuk pensiun. Sayangnya, itu tidak sama bagi setiap orang. Saya akan berusaha keras melawan waktu tersebut. Inilah alasan mengapa saya masih ingin terus membalap.”

Baca Juga:

Valentino Rossi kali terakhir naik podium saat finis P3 di GP Andalucia pada 26 Juli 2020 lalu. Sementara, kemenangan terakhir pembala asal Italia itu terjadi di Assen hampir empat tahun lalu, saat berlangsungnya GP Belanda pada 25 Juni 2017.  

Dari tiga seri musim ini, hasil terbaik Rossi hanyalah finis di P12 GP Qatar. Itulah satu-satunya ia mampu merebut poin (empat) karena pada dua lomba berikutnya ia hanya finis di P16 GP Doha dan mundur akibat terjatuh di GP Portugal.

Mengaca hasil tiga balapan awal MotoGP musim ini dan finis di peringkat terburuk sepanjang kariernya di balap motor dunia, musim lalu (ke-15, 66 poin), banyak pihak yang inilah saatnya Rossi mundur karena kariernya sudah habis. Namun ia menolak tegas.

“Menurut saya, Anda akan kalah jika berhenti melakukan sesuatu yang paling Anda sukai. Jauh lebih besar dari apa yang Anda peroleh jika Anda pergi saat berada di puncak karier,” tutur Rossi.

“Anda takkan pernah tahu kapan (karier) benar-benar akan berakhir. Saat saya kembali ke Yamaha pada 2013 (dari Ducati), semua sudah menganggap saya habis. Jika tidak dicuri, saya sudah menjadi juara dunia pada 2015 sekaligus memastikan gelar ke-10.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT, mengalami kecelakaan di MotoGP Portugal.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT, mengalami kecelakaan di MotoGP Portugal.

Foto oleh: Dorna

“Saya memang tidak mampu lagi juara dunia setelah itu. Bila juara, kontrak saya mungkin akan diperpanjang enam tahun lagi. Tentu, saya tidak mau finis di P12 atau P16 lomba. Namun, jika ingin pensiun saat di puncak karier, saya tentu sudah melakukannya sejak lama. Karena masih yakin (mampu), saya ingin terus mencobanya.”

Valentino Rossi pun mengakui, ia ingin dikenang sebagai salah satu pembalap yang memahami betul seperti apa MotoGP era modern. Maklum, banyak yang sudah dilakukan Rossi kini dilakukan dan menjadi acuan banyak pembalap.

“Saya memulai balap dalam usia sangat muda. Pada usia 20 tahun, saya sudah turun di kelas tertinggi saat itu, 500 cc. Kini, semua pembalap banyak mengkuti langkah saya. Banyak hal yang saya lakukan dan bisa dicontoh pembalap lain,” ucap Rossi.

Lantas, jika diminta untuk kembali ke masa lampau dan ingin diubah, Valentino Rossi dengan tegas menyebut MotoGP Valencia 2006.

“Saya membuang peluang untuk menjadi juara dunia, saat itu. Saya kemudian kembali mendapat kesempatan merebut gelar ke-10 pada 2015 dan kembali gagal,” kata Valentino Rossi.    

  

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Jelang MotoGP Spanyol, Marquez Dilarang Sering Naik Motor
Artikel berikutnya Capirossi Dukung VR46 Racing Jadi Tim Satelit Aprilia

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia