Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Rossi Jelaskan Apa Saja yang Mengubah Gaya Balap di MotoGP

Sebagai pembalap paling berpengalaman di grid MotoGP saat ini, Valentino Rossi tentu paham benar apa saja yang mengubah balapan kelas utama saat ini.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Gold and Goose / Motorsport Images

MotoGP 2022 menjadi musim ke-22 bagi Valentino Rossi di kelas utama. Turun perdana pada 2000, saat kategori premier Kejuaraan Dunia Balap Motor masih 500cc, Rossi jelas tahu benar seperti apa perubahan motor hingga menjadi 1.000cc 4-tak seperti saat ini.

Dari fisik saja sudah terlihat perbedaan mencolok antara motor-motor balap kelas utama dua dekade lalu dengan saat ini. Fairing motor-motor kelas 500cc dan awal-awal era MotoGP terlihat “mulus”. Tidak ada peranti aerodinamika seperti sayap-sayap mini atau lainnya.

Gaya pembalap di trek juga sangat berbeda dibandingkan dengan saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, gaya pembalap juga menjadi ekstrem. Sudut kemiringan saat menikung juga luar biasa hingga siku pembalap menyentuh permukaan lintasan.

Teknik pembalap plus perkembangan teknologi di MotoGP itulah yang membuat pabrikan harus beradaptasi dengan menambahkan beberapa peranti aerodinamika yang rumit. Ducati menjadi pionir peranti aerodinamika di MotoGP ini.

Valentino Rossi sebagai satu-satunya pembalap MotoGP saat ini yang sempat merasakan seperti apa motor-motor 2-tak dari 125cc sampai 500cc, harus beradaptasi hingga beberapa kali mengubah gaya balap akibat tuntutan dari motor dan ban.

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Valentino Rossi, Petronas Yamaha SRT

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Gaya balap sudah berubah dalam beberapa tahun terakhir, utamanya mengacu posisi dan motor. Setiap pembalap kini sangat miring saat menikung hingga kepala dan bahu mereka hampir menyentuh lintasan,” tutur Rossi setelah GP Belanda, Minggu (27/6/2021) lalu.

Juara dunia sembilan kali (125cc 1997, 250cc 1999, 500cc/MotoGP 2001-2005, 2008, 2009) itu pun mengungkapkan dirinya tidak tahu seberapa besar peranti aerodinamika mengubah gaya pembalap di trek.

“Setahu saya, aerodinamika membuat akselerasi motor lebih baik dan mereka bisa melakukan late braking lebih baik,” kata pembalap asal Italia, 42 tahun, yang musim ini membela tim satelit Petronas Yamaha SRT tersebut.

“Saya rasa, yang mengubah gaya balap sangat signifikan seperti sekarang adalah evolusi pada ban, sistem pengereman, dan sistem elektronik.”

Seperti diketahui, banyak pabrikan saat ini menggunakan rem – cakram (disc) maupun brake pad – berbahan karbon yang membutuhkan teknik khusus dalam pengoperasiannya.

Sistem elektronik berupa ECU seragam dan kontrol traksi juga berperan besar dalam mengubah gaya balap. Dengan peranti-peranti ini, setelan mode balap bisa diatur sendiri oleh pembalap, apakah ingin agfresif atau smooth.

Baca Juga:

Tiga komponen ini – ban, rem, dan sistem elektronik – menurut Rossi sangat berperan saat pembalap akan masuk dan keluar tikungan.

“Motor MotoGP saat ini benar-benar menuntut fisik pembalap yang fit karena sangat menguras tenaga,” ucap pembalap yang mengoleksi 89 kemenangan, 61 podium kedua, dan 49 posisi ketiga di kelas MotoGP/500cc.

“Dengan tiga peranti tersebut, Anda bisa mengerem lebih dekat dengan ujung tikungan dan lebih cepat masuk tikungan. Dengan begitu, Anda juga harus mengubah racing line.”

Sementara, berbagai jenis sayap mini dan peranti aerodinamika lainnya di motor MotoGP saat ini tidak hanya memberikan keuntungan. Di sirkuit berkarakter fast flowing namun teknis seperti Assen, peranti aerodinamika juga memiliki efek negatif.

“Dengan berbagai peranti aerodinamika seperti saat ini, motor menjadi lebih berat saat berubah arah maupun menikung. Anda harus memiliki fisik yang lebih kuat untuk mengendalikannya,” ucap Valentino Rossi.

 

 

   

  

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Petronas Yamaha SRT Mulai Cari Pembalap
Artikel berikutnya Alasan Martin Menyerah di Tengah Race MotoGP Belanda

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia