Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Demi Adaptasi Ferrari, Sainz Ubah Gaya Mengemudi

Carlos Sainz mengatakan, bahwa ia sampai harus mengubah gaya balapnya untuk bisa tampil apik saat mengemudikan Ferrari. Dan itu terbukti ketika berhasil naik podium di GP Monako.

Carlos Sainz Jr., Ferrari SF21

Foto oleh: Erik Junius

Tahun ini, merupakan musim pertama Sainz menjadi pembalap Scuderia Ferrari setelah menggantikan Sebastian Vettel.

Namun, bergabung dengan Skuad Kuda Jingkrak setelah meninggalkan McLaren, bukan hal mudah bagi pria asal Spanyol itu untuk menemukan performa terbaiknya.

Terlebih sepanjang kariernya di Formula 1, Sainz selalu menggunakan mobil yang ditenagai Renault. Jelas, itu membuat proses adaptasinya semakin sulit, karena kedua mesin memiliki karakter dan cara kerja yang berbeda.

Pun demikian, tantangan tersebut tak membuatnya putus asa. Pembalap 26 tahun itu mengungkapkan upaya keras yang harus dilakukannya agar bisa melaju kencang di dalam kokpit SF21.

“Gaya mengemudi dan cara saya menikung, mengerem, menjaga kecepatan di tikungan di tempat dan tipe tikungan berbeda sangat berbanding terbalik dengan musim lalu,” tuturnya.

“Saya harus memaksa diri saya sendiri untuk membuka pikiran dan beradaptasi sebagai seorang pembalap. Saya benar-benar merasa itu proses yang menyenangkan.”

Sainz sendiri tak ingin membicarakan perbedaan tentang mobil Ferrari dan McLaren. Menurutnya, itu bukan sesuatu yang penting, juga tak berpengaruh dengan kinerjanya bersama tim baru.

“Itu merupakan sesuatu yang saya jaga untuk diri sendiri dan tim. Tentu saja McLaren alami sedikit perubahan karena mereka menggunakan power unit Mercedes. Mereka terlihat lebih baik di trek lurus dan itu jadi saah satu kekuatan mereka sekarang,” ujarnya.

“Tapi, untuk bisa mengemudi dan mendapat keseimbangan yang tepat, kedua tim memiliki mobil yang sangat berbeda dan saya harus mengibah banyak hal untuk beradaptasi.

“Saya tahu jelas perbedaan kedua mobil, tetapi saya tidak ingin membicarakannya kepada kalian saat ini.”

Baca Juga:

Sainz sebenarnya memiliki pengalaman beradaptasi dalam waktu singkat di masa lalu. Saat pindah dari Toro Rosso ke Renault di pertengahan musim 2017, ia hanya menghabiskan satu musim penuh di Renault sebelum gabung McLaren.

Di McLaren, Sainz tandem dengan Lando Norris, yang merasa mantan rekan setimnya memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian dan beradaptasi dengan mobil baru

Bahkan, ketika mobil itu tidak berjalan dengan sempurna. Ini jauh berbeda dengan Daniel Ricciardo yang kesulitan beradaptasi di McLaren.

“Daniel, sejauh yang saya lihat, dia ingin mobil yang benar-benar cocok dengan gaya balapnya, mungkin setidaknya bisa mendukung cara mengemudinya,” ucap Norris.

“Carlos selalu berkendara dengan bagus, meski mobil tidak selalu nyaman untuk dikemudikan. Dia juga sangat bagus dalam penyesuaian dan adaptasi.

“Daniel sangat cepat ketika dia memiliki mobil bagus dan cocok dengan gaya balapnya. Tapi begitu ada beberapa masalah atau, seperti kebanyakan pembalap, segera setelah Anda kehilangan sedikit kepercayaan diri, maka Anda hanya perlu berjuang sedikit lagi.

“Say tidak merasa itu hanya terjadi padanya, itu juga sesuatu yang dialami oleh beberapa pembalap. Ini hanya masalah kepercayaan diri.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Binotto Ikut Senang Vettel Balapan dengan Aston Martin
Artikel berikutnya Red Bull dan Verstappen Dapat Dukungan Petinju Tyson Fury

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia