Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Mendadak Balap, Segudang PR Mandalika Grand Prix Association

Waktu menjadi musuh utama dalam proses pembuatan sirkuit jalanan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Mereka harus segera merampungkan segala proses demi mengantongi izin penyelenggaraan balapan.

Pembangunan Mandalika International Street Circuit, Lombok, Indonesia

Pembangunan Mandalika International Street Circuit, Lombok, Indonesia

Mrk1 Consulting

Juni 2021 merupakan tenggat yang diberikan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeletta. Jadi tuan rumah MotoGP merupakan target utama, sejauh ini Mandalika masuk ke jadwal sementara Superbike World Championship (WSBK)

“Indonesia harus mengatakan kepada kami, pada Juni nanti, apakah mereka sanggup menggelar grand prix pada musim gugur,” ujarnya.

Dari jadwal sementara yang dirilis MotoGP, ada satu slot kosong antara MotoGP Finlandia dan MotoGP Austria, pada pertengahan Juli. Namun, jumlah infeksi Covid-19 yang meningkat membuat masih banyak peluang untuk jadi tuan rumah.

Penyelenggara MotoGP Argentina dan Amerika Serikat berpikir untuk mundur, tak menutup kemungkinan tempat lain juga mengikuti. Dorna mesti membuat rencana cadangan agar seri bisa berjalan normal.

Kalau ada promotor balap di Asia atau Australia memilih batal, Oktober mendatang, maka Indonesia bisa jadi pengganti.

“Kami harus menunggu dan melihat apa yang dikatakan penyelenggara setidaknya 90 hari sebelum event mereka,” ucap Ezpeleta.

Kurang dari enam bulan, PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesian Tourism Development Company (ITDC) serta Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mesti menuntaskan konstruksi sarana dan prasarana sirkuit dengan lintasan sejauh 4,3 km dengan 17 tikungan. Belum lagi harus mendapat Grade A homologasi Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) dan pengujian.

Seandainya, ada ketidaksesuaian dengan standar yang ditentukan FIM. Tentunya perlu waktu untuk melakukan perubahan sesuai permintaan Dorna.

Menurut akun Instagram ITDC, pembangunan sudah 42,98 persen awal Januari 2021. Mereka sedikit lagi menuntaskan pembuatan 900 pondok wisata, di mana tingkat kemajuannya 97 persen.

Desember lalu, pekerjaan pembersihan lahan 497.239 meter persegi atau 94,74 persen dari luasan total. Galian tanah 243.023 meter kubik atau 97,03 persen.

Baca Juga:

Sedangkan pekerjaan timbunan tanah rampung 311.413 meter atau 89,32 persen dari total. Ground improvement 16.540 meter persegi tuntas semua.

Pemasangan pagar beton precast keliling sudah melewati 5.502 meter. Pengaspalan Service Road mencapai 1.450 meter. Setelah pekerjaan tunnel rampung, pembuatan dinding penahan tanah dan drainase dimulai.

Sementara sarana penunjang, seperti bandara dengan lintasan yang bisa didarati pesawat berbadan lebar dan tambahan berbagai fasilitas, sedang dikebut sehingga tuntas Februari 2021. Rumah Sakit Internasional Mandalika juga tengah digarap, baru rampung 70 persen. Mereka juga membuka lowongan untuk ratusan dokter dan tenaga medis lainnya.

Namun, proses menjadikan sebuah sirkuit jadi tuan rumah tidak melulu soal infrastruktur. Khusus untuk Mandalika ada beberapa aspek yang mesti dipikirkan.

Di tengah info kemajuan pembangunan, terselip kabar miring di mana warga menentang proyek pembebasan lahan.

Pada 11 Januari 2021, keluarga Sibawaih pemilik lahan yang diplot untuk tikungan 8 dan 9 menilai eksekusi tak sesuai prosedur. Ini hanya segelintir dari sejumlah kisah perlawanan warga, meski pada akhirnya ada beberapa yang bersedia menerima uang konsinyasi.

Imbas dari gejolak tersebut membuat posisi H Irzani, selaku komisaris ITDC, digoyang. Ada yang menuntut agar dia diganti karena tak mampu menjembatani kepentingan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika dan masyarakat setempat.

Sumber daya manusia juga perlu diperhatikan. Dalam menggelar balapan, diperlukan marshal yang sigap karena tugas mereka mencegah terjadinya kecelakaan sekaligus membereskan ketika terjadi insiden.

Semua pekerja mesti menjalankan tanggung jawabnya dengan akurasi tinggi dan nol kesalahan. Pelatihan intensif sangat diperlukan apalagi kalau pekerja sama sekali belum memiliki gambaran tentang kondisi lomba.

Waktu menjadi musuh utama dalam proses pembuatan sirkuit jalanan Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Mereka harus segera merampungkan segala proses demi mengantongi izin penyelenggaraan balapan.

Juni 2021 merupakan tenggat yang diberikan CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeletta. Jadi tuan rumah MotoGP merupakan target utama, sejauh ini Mandalika masuk ke jadwal sementara Superbike World Championship (WSBK)

“Indonesia harus mengatakan kepada kami, pada Juni nanti, apakah mereka sanggup menggelar grand prix pada musim gugur,” ujarnya.

Dari jadwal sementara yang dirilis MotoGP, ada satu slot kosong antara MotoGP Finlandia dan MotoGP Austria, pada pertengahan Juli. Namun, jumlah infeksi Covid-19 yang meningkat membuat masih banyak peluang untuk jadi tuan rumah.

Penyelenggara MotoGP Argentina dan Amerika Serikat berpikir untuk mundur, tak menutup kemungkinan tempat lain juga mengikuti. Dorna mesti membuat rencana cadangan agar seri bisa berjalan normal.

Kalau ada promotor balap di Asia atau Australia memilih batal, Oktober mendatang, maka Indonesia bisa jadi pengganti.

“Kami harus menunggu dan melihat apa yang dikatakan penyelenggara setidaknya 90 hari sebelum event mereka,” ucap Ezpeleta.

Kurang dari enam bulan, PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesian Tourism Development Company (ITDC) serta Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mesti menuntaskan konstruksi sarana dan prasarana sirkuit dengan lintasan sejauh 4,3 km dengan 17 tikungan. Belum lagi harus mendapat Grade A homologasi Federasi Sepeda Motor Internasional (FIM) dan pengujian.

Belum lagi kalau ada ketidaksesuaian dengan standar yang ditentukan FIM. Tentunya perlu waktu lagi untuk melakukan perubahan sesuai permintaan Dorna.

Menurut akun Instagram ITDC, pembangunan sudah 42,98 persen awal Januari 2021. Mereka sedikit lagi menuntaskan pembuatan 900 pondok wisata, di mana tingkat kemajuannya 97 persen.

 

Desember lalu, pekerjaan pembersihan lahan 497.239 meter persegi atau 94,74 persen dari luasan total. Galian tanah 243.023 meter kubik atau 97,03 persen.

Sedangkan pekerjaan timbunan tanah rampung 311.413 meter atau 89,32 persen dari total. Ground improvement 16.540 meter persegi tuntas semua.

Pemasangan pagar beton precast keliling sudah melewati 5.502 meter. Pengaspalan Service Road mencapai 1.450 meter. Setelah pekerjaan tunnel rampung, pembuatan dinding penahan tanah dan drainase dimulai.

Sementara sarana penunjang, seperti bandara dengan lintasan yang bisa didarati pesawat berbadan lebar dan tambahan berbagai fasilitas, sedang dikebut sehingga tuntas Februari 2021. Rumah Sakit Internasional Mandalika juga tengah digarap, baru rampung 70 persen. Mereka juga membuka lowongan untuk ratusan dokter dan tenaga medis lainnya.

Namun, proses menjadikan sebuah sirkuit jadi tuan rumah tidak melulu soal infrastruktur. Khusus untuk Mandalika ada beberapa aspek yang mesti dipikirkan.

Pasokan air bersih merupakan masalah krusial saat balapan. Pasalnya, sumur kering dan berair payau kerap dihadapi masyarakat setempat.

Di tengah info kemajuan pembangunan, terselip kabar miring di mana warga menentang proyek pembebasan lahan.

 

Pada 11 Januari 2021, keluarga Sibawaih pemilik lahan yang diplot untuk tikungan 8 dan 9 menilai eksekusi tak sesuai prosedur. Ini hanya segelintir dari sejumlah kisah perlawanan warga, meski pada akhirnya ada beberapa yang bersedia menerima uang konsinyasi.

Imbas dari gejolak tersebut membuat posisi H Irzani, selaku komisaris ITDC, digoyang. Ada yang menuntut agar dia diganti karena tak mampu menjembatani kepentingan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika dan masyarakat setempat.

Sumber daya manusia juga perlu diperhatikan. Dalam menggelar balapan, diperlukan marshal yang sigap karena tugas mereka mencegah terjadinya kecelakaan sekaligus membereskan ketika terjadi insiden.

Semua pekerja mesti menjalankan tanggung jawabnya dengan akurasi tinggi dan nol kesalahan. Pelatihan intensif sangat diperlukan apalagi kalau pekerja sama sekali belum memiliki gambaran tentang kondisi lomba.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Honda Klaim Motor RC213V Musim Lalu Tidak Ideal
Artikel berikutnya Honda Yakin Nakagami Bisa Raih Kemenangan Tahun Ini

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia