Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Soal Camier, Chaz Davies Kalah Modal dibandingkan Honda

Chaz Davies kehilangan sahabat sekaligus pelatihnya, Leon Camier, karena tak punya modal cukup untuk mempertahankannya.

Chaz Davies, Team Go Eleven

Chaz Davies, Team Go Eleven

Alpinestars

Pembalap Go Eleven WSBK tersebut dan Camier merupakan rival di dalam lintasan dan sahabat di luar balapan. Sama-sama tinggal di Andorra, mereka kerap berlatih bersama.

Keduanya merupakan pemain lama di dunia balap motor. Tapi, pengalaman Davies lebih luas, di mana ia pernah mencicipi MotoGP hingga World Superbike. Sementara, rekannya beraksi antara World Supersport dan WSBK.

Akibat serangkaian cedera, Camier terpaksa mundur dari kompetisi akhir musim lalu. Ia memilih membantu Davies menemukan performa terbaik.

Akan tetapi, kebersamaan secara profesional mesti diakhiri karena pria yang pernah memperkuat Barni Racing tersebut menerima pinangan Honda.

Pria 34 tahun itu menjadi manajer dan bertanggung jawab pada prestasi Alvaro Bautista serta Leon Haslam, yang secara usia lebih tua darinya.

Berpisah dengan sahabatnya, tentu berat bagi Davies. Tapi di sisi lain, dia tak mau menghambat karier Camier.

Kepada Speedweek, pembalap tersebut mengungkapkan, “Sayang sekali, kocek saya tak sedalam Honda. Jika Anda mendapat kesempatan seperti dia, Anda pasti tidak bisa menolak. Terutama tidak pada satu titik pada karier yang dijalaninya.

Baca Juga:

“Tentu saja, saya masih menginginkan Leon di sisi saya. Dia tidak bisa memutuskan sebaliknya. Tapi saya juga punya Michael Laverty, yang bekerja sebagai ahli dalam televise di Britania Raya. Dia akan selalu membantu saya jika tidak ada acara yang bentrok.”

Davies memperlihatkan pencapaian lumayan dalam tes pramusim WSBK di Jerez, 12-13 April 2021. Ia mampu masuk empat besar klasemen waktu tercepat, dengan 1 menit 49,610 detik.

Sepanjang sesi tersebut, pria Wales itu tampak konsisten dari sisi kecepatan. Kendati demikian, ia menemukan kelemahan pada Ducati Panigale V4 R dan mesti melaporkannya dari kepada mekanik.

“Masih ada banyak hal yang harus dikerjakan. Kami mesti melakukan evaluasi dan membuat perubahan pada motor, beberapa hal mungkin lebih positif dibanding lainnya. Selebihnya, saya punya gambaran jelas tentang apa yang berfungsi dan tidak. Menjadi kencang adalah satu hal, tapi merasa nyaman adalah hal lain. Feeling saya bagus, itu yang terpenting,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Trik Mr Superpole Mencatat Waktu Lap Cepat
Artikel berikutnya Tes Lagi di Aragon, Upaya Kawasaki Redam Ducati

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia