Stres Pakai Nomor 1, Razgatlioglu Ubah Pola Latihan
Toprak Razgatlioglu mengaku bahwa menjadi pembalap nomor satu menghadirkan tekanan secara psikologis. Juara bertahan World Superbike (WSBK) itu terpaksa mengubah pola latihannya.
Max Biaggi, Toprak Razgatlioglu, Pata Yamaha WorldSBK
Gold and Goose / Motorsport Images
Pembalap PATA Yamaha with Brixx WorldSuperbike tersebut harus menunggu hingga putaran keempat untuk bisa menghentikan puasa kemenangan. Razgatlioglu naik podium tertinggi berkat kegigihan dalam Superpole Race WSBK Italia.
Untuk merebut kepemimpinan dalam lomba, butuh usaha panjang dan percobaan menantang lawan di depan. Ia dan tim bekerja secara beriringan.
Para mekanik mencari setelan mumpuni supaya bisa menyaingi ketangguhan motor Ducati dan Kawasaki. Sedangkan, Razgatlioglu setelah berkonsultasi dengan manajernya, Kenan Sofuoglu, sepakat mengubah pola latihan.
“Saya selalu fokus pada posisi pertama. Saya menggunakan #1 dan saya selalu merasa tertekan. Saya mencoba balapan untuk posisi pertama dan juga dalam FP1, FP2, saya selalu mencoba P1,” ujarnya dikutip dari situs resmi WSBK.
“Setelah Assen, kami bicara dengan Kenan. Kami mengubah latihan saya. Kadang saya latihan setiap hari. Kadang, ini tidak bagus karena Anda akan bosan. Selalu mengendarai motor, Anda akan bosan.
“Sekarang, saya merasa lebih baik. Di Estoril, saya berkendara seperti Toprak tahun lalu, gaya Toprak sesungguhnya. Saya merasa lebih baik karena itu pertama kali, seperti gaya saya. Pada dua seri pertama, saya merasa stres karena memakai nomor 1 dan selalu ingin posisi pertama.
“Setelah Assen, saya lupa nomor saya dan hanya mencoba menikmatinya dan juga memperjuangkan posisi bagus.”
Poin penuh yang diperoleh dalam Superpole Race mengompensasi kekecewaannya akibat problem pada motor di Race 1.
“Saya sangat gembira. Pada Race 1, saya bertarung untuk posisi bagus dan saya merasa rem mesin tidak berfungsi dengan baik. Kami membuat perkembangan besar. Terima kasih kepada tim karena mereka bekerja keras malam hari,” ia mengungkapkan.
“Saya gembira kami beraa di posisi pertama lagi, untuk pertama kali tahun ini. Saya sangat bahagia menang lagi. Saya rasa motor lebih baik. Untuk pertama kalinya, saya balapan seperti gaya saya dan menikmati balapan.”
Razgatlioglu mendapat perlawanan alot dari Alvaro Bautista dan tentunya Jonathan Rea. Jika melihat klasemen saat ini, pembalap Aruba.it Ducati tersebut punya kans besar untuk jadi juara.
Mengenai rival terberatnya itu, ia punya penilaian tersendiri. Walau musim ini tak pernah keluar dari tiga besar, Razgatlioglu memandang Bautista tak sekuat pada 2019.
“Bautista kuat tapi saya kira dia tidak seperti 2019. Pada 2019, saya ingat dia sangat hebat dan setiap balapan dia berkendara sendiri,” ucapnya.
“Tahun ini, dia berkendara sedikit tenang karena pada 2019, setelah 12 atau 13 balapan, dia mulai crash. Tahun ini, dia mulai dengan tenang. Kami berduel dan ini bagus untuk penggemar WSBK. Dengan Jonny dan Bautista sangat kencang, sangat kuat, setiap akhir pekan balapan dan kami bertarung.”
Toprak Razgatlioglu, Pata Yamaha WorldSBK, Alvaro Bautista, Aruba.it Racing Ducati
Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments