Supercars Ingin Bekukan Pengembangan Mobil
Supercars tak mau ketinggalan dalam melakukan langkah penghematan. Salah satu caranya dengan menghentikan pengembangan mobil lewat regulasi Gen3.
Foto oleh: LAT Images
Aturan tersebut memaksa peserta Supercars beralih ke Ford Mustangs dan Chevrolet Camaros generasi berikutnya pada pertengahan musim depan. Berlomba dengan kedua mobil tersebut yang menggunakan mesin V8 diharapkan dapat menekan pengeluaran.
Di sisi lain, program itu membuat kebebasan dari sisi teknis dibelenggu. Spesifikasi mobil sangat diatur untuk pertama kali dalam sejarah. Tentu saja keputusan tersebut menimbulkan kontroversi. Pasalnya, tim-tim masih terus mengembangkan komponen mobil terutama suspensi depan.
Supercars tampaknya tidak peduli. Mereka ingin membekukan pengembangan mobil sehingga persaingan lebih adil.
“Ya. Bagian termahal dari olahraga kami saat ini adalah perlombaan pengembangan yang dibiarkan berjalan. Ukuran tim dan departemen engineering sangat signifikan,” tutur Head of Motorsport, Adrian Burgess.
“Mereka selalu mencoba mengubah mobil dan mengembangkannya dengan margin terkecil dan detail hari demi hari. Bagaian semua filosofi mobil Gen3 adalah memberikan setiap tim produk sama tapi juga ada bagian yang bisa disesuaikan. Jadi engineer dapat membuat perbedaan.
“Tapi mereka tidak akan melepas dan mengubah titik pengangkatan pada tiang tegak sebanyak 5 milimeter dan membuat mereka membayar 50 ribu dollar untuk membuat tiang baru.
“Di sisi itu pada mobil dan program seharusnya menciptakan pengurangan biaya secara signifikan untuk tim dan jumlah staf yang diperlukan untuk mengoperasikan mobil.”
Burgess lantas memberikan contoh beberapa bagian yang bisa dihemat dan tidak perlu pemutakhiran secepatnya.
“Bagian tegak, wishbone dan roll-bar yang ada pada mobil sejak hari pertama akan sama dengan yang dipakai di mobil, lima tahun berikutnya. Mereka tidak akan dilepas dan terus direkayasa atau didesain seperti bagian lain mobil,” ia melanjutkan.
“Itu tergantung pada siapa yang melakukan pekerjaan terbaik hari itu antara mobil, engineer dan pengemudi, dan tim. Itu tidak akan menurunkan ukuran buku cek Anda dan hanya menjadi perlombaan senjata terkait pengembangan mobil.
“Itu tidak seperti Formula 1 di mana Anda membawa 30, 40, 50 perbaikan di setiap grand prix. Itu tidak berkelanjutan.
“Seperti yang Anda lihat pada F1, mereka mencoba menerapkan budget cap dan sejenisnya. Jadi era itu di motor sport hilang. Kami ingin mengikutinya dan perlu melindungi tim-tim dan kami ingin membagikan kepada mereka sebuah mobil dengan hemat dan berkesinambungan. Kemudian, Anda tidak perlu pasukan bernilai jutaan dollar dan jutaan dollar lagi untuk menjalankan mobil.”
Burgess mengungkapkan target biaya pembangunan mobil di kisaran 350 ribu-450 ribu dollar (sekitar Rp4,9-6,3 miliar). Ia menyebut angka ideal di 400 ribu dollar.
“Beberapa kesepakatan belum difinalisasi, beberapa komponen masih diproduksi, jadi mustahil memberi Anda (figur tepat),” tuturnya.
“Ada angka, antara (350 ribu dan 450 ribu). Itu akan dekat dengan tiga daripada empat. Kami yakin sesuai target. Ketika Anda melihat harga mobil sekarang dan mesin seharusnya ada pengurangan signifikan dari harga biasa sekarang. Kami berharap mendapat mobil di sekitar 400 ribu dollar.
“Kami kira tepat sasaran tapi seperti biasa, kalau kami menjalankan produksi dengan waktu dipersingkat akan menimbulkan biaya ekstra karena Anda harus mencoba dan mempercepat semuanya. Saat ini kami percaya dengan target mobil 400 ribu, tapi itu jadi kunci membalikkan mobil. Mesin, girboks dan semuanya.”
Be part of Motorsport community
Join the conversationShare Or Save This Story
Video terkait
Subscribe and access Motorsport.com with your ad-blocker.
From Formula 1 to MotoGP we report straight from the paddock because we love our sport, just like you. In order to keep delivering our expert journalism, our website uses advertising. Still, we want to give you the opportunity to enjoy an ad-free and tracker-free website and to continue using your adblocker.
Top Comments