Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Suzuki Adopsi Perangkat Komunikasi Canggih ala Militer

Tim Suzuki tidak main-main terjun ke MotoGP. Mereka bahkan mengadopsi teknologi militer dalam komunikasi internal.

Alex Rins, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Kecepatan dalam koordinasi merupakan hal yang vital dalam sebuah tim MotoGP. Berbagai cara ditempuh agar pembalap mereka bisa finis terdepan tanpa masalah.

Dalam hal ini, komunikasi merupakan salah satu faktor penting. Untuk menjamin kelancaran, pabrikan Hamamatsu menggunakan sistem radio canggih yang tidak terpengaruh perubahan cuaca.

“Rentang dan transmisi sistem ini sangat luas. Kami menggunakan teknologi yang berasal dari militer untuk komunikasi,” ujar insinyur data, Claudio Rainato, dikutip dari Speedweek.com.

“Ini adalah sistem radio, yang tidak memerlukan WiFi atau frekuensi radio. Ini artinya itu bekerja dengan baik selama beberapa kilometer, jadi kami dapat berkomunikasi dengan sangat baik sepanjang perjalanan.”

Dengan perangkat yang mereka miliki, awak paddock segera mendapat informasi tentang apa yang terjadi di trek. Bahkan, tim yang ada di markas pusat bisa memantau semua lewat radio.

“Anggota tim yang berkomunikasi dengan kami, bisa membawakan detik atau menit penting. Kami dapat mengetahui dengan cepat jika ada crash, problem teknik atau kalau mulai hujan,” Rainato menambahkan.

“Jika tidak, kami harus menunggu hingga hujan turun di pit lane atau hingga itu terlihat di layar televisi. Komunikasi dapat membawa kami pada momen yang tepat, dan pada akhirnya, itu membuat perbedaan antara kemenangan dan kekalahan.”

Ia menjelaskan sistem radio terdiri dari perangkat pelantang telinga, radio, jaringan khusus, perangkat lunak dan perangkat keras. Agar tidak simpang siur, maka dibuat beberapa kanal khusus untuk garasi dan manajemen. Ada kanal yang terbuka di mana semua pihak bisa mendengar dan ada yang tertutup.

Baca Juga:

“Contohnya, ada grup utama di mana mekanik, kepala kru dan teknisi elektronik terhubung. Mereka orang-orang yang mendengar dan bicara satu sama lain,” tutur Rainato.

“Tentu sisi Joan Mir tidak bisa didengar dari sisi Alex Rins dan sebaliknya. Manajer tim serta kepala proyek dapat mendengar di mana pun. Hal serupa diaplikasikan pada orang-orang yang bekerja dengan data. Anda bisa bergabung pada hal-hal penting.”

Kepala kru Joan Mir, Frankie Cerchedi, mengisahkan kejadian lucu setiap kali ingin berkomunikasi dengan radio.

“Sistem bekerja dengan sangat baik ketika saya memasang headset. Saya ingin katakan bahwa itu selalu berjalan dengan mulus, tapi tak peduli seberapa bagus headset-nya, kadang saya membiarkan mikrofon mengarah ke atas atau bawah, atau bahkan lupa menekan tombol untuk mengaktifkan mikrofon,” ucapnya.

“Ketika itu terjadi, kru saya tak mengerti apa-apa. Hal lain yang bisa salah adalah saat saya meminta informasi kala motor mengebut di trek lurus, saya tidak mendengar apa pun!

“Di sisi lain, ada manfaat harus menekan tombol kalau mau bicara. Saya tidak bisa secara tak sengaja memaki di depan para kolega atau berteriak di telinga mereka atau mengatakan sesuatu yang bodoh saat menonton monitor TV selama sesi berlangsung.”

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Joan Mir, Team Suzuki MotoGP

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Fabio Di Giannantonio Incar Poin Lagi di Mugello
Artikel berikutnya Ducati Disinyalir Tidak Suka jika Tim Satelitnya Juara

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia