Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tak Ada Revolusi dalam Pengembangan Yamaha M1 2022

Direktur Tim Yamaha, Massimo Meregalli, mengungkapkan pabrikan garpu tala tidak melakukan perubahan besar terhadap pembangunan spek terbaru YZR-M1.

Bikes of Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Bikes of Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Yamaha MotoGP

Musim lalu jadi tahun kesuksesan Yamaha. Fabio Quartararo mengakhiri puasa panjang skuad, yang kali terakhir memenangi kejuaraan dunia MotoGP pada 2015, semasa diperkuat oleh Jorge Lorenzo.

Walau berhasil mengklaim gelar juara, El Diablo rupanya mengungkapkan ketidakpuasannya akan pengembangan YZR-M1 2022. Dia merasa tunggangannya masih memiliki kekurangan dalam hal mesin dan top speed.

Bukan rahasia umum lagi, bahwa top speed merupakan kelemahan utama Yamaha. Skuad Iwata secara umum memang tak pernah memprioritaskan tenaga motor, seperti yang dilakukan rival Ducati saat ini.

Akan menurunkan delapan motor, Gigi Dall’Igna selaku General Manager Ducati telah menuturkan pabrikan Borgo Panigale bakal menemukan lebih banyak horsepower dari Desmosedici GP teranyar.

Ketika ditanya Motorsport.com jelang tes pramusim di Sepang akhir pekan ini, Meregalli mengatakan timnya sudah memperhatikan soal top speed. Namun, belum dilakukan revolusi terhadap M1.

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Fabio Quartararo, Yamaha Factory Racing, Franco Morbidelli, Yamaha Factory Racing

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Well, ini adalah area di mana kami benar-benar bekerja keras untuk mencoba meningkatkan kecepatan tertinggi di ujung lintasan lurus,” ucapnya.

“Tapi tidak hanya dengan mesin. (Kami juga) bekerja pada bodi aerodinamika, mencoba meningkatkan akselerasi dan grip (daya cengkeram).

“Dan tujuannya hanya satu, yaitu mencoba untuk mendapatkan kecepatan tertinggi di akhir lintasan lurus.

“Tahun lalu, kami mampu memenangi balapan di trek tercepat, karena kami bisa menang dua balapan di Qatar dan Mugello. Kami berjuang untuk kemenangan di Barcelona (Catalunya) sebelum masalah yang dihadapi Fabio (insiden baju balap terbuka).

Baca Juga:

Top speed itu penting, tapi bukan segalanya. Seperti filosofi Yamaha, kami tidak membuat revolusi besar.

“Kami selalu berusaha untuk menyempurnakan apa yang kami miliki karena itu mudah. Dan kami telah melihat di masa lalu, bahkan sedikit melangkah di jalan yang salah (bisa) menyebabkan masalah besar.

“Jadi, kami belajar dan kami selalu tumbuh selangkah demi selangkah tanpa membuat revolusi apa pun.”

Hampir senada dengan Andrea Dovizioso, pembalap satelit Yamaha RNF itu beranggapan era MotoGP sekarang tak cocok bagi pabrikan untuk melakukan perubahan motor secara drastis.

“Tidak, revolusi besar saat ini sulit karena kejuaraan telah memastikan bahwa setiap motor bagus,” kata tiga kali runner-up tersebut.

"Setiap motor memiliki karakteristik yang berbeda, tetapi setiap motor bagus. Jadi, dalam hal ini sangat, sangat sulit untuk membuat perubahan besar.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation

Video terkait

Artikel sebelumnya Herve Poncharal Sebut Pembalap dan Motor KTM Sudah Siap Bersaing
Artikel berikutnya Hasil Tes MotoGP Sepang: Aprilia Dominan, Marc Marquez Crash

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia