Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Special feature

Tantangan Bikin Baju Balap Marc Marquez Usai Cedera

Membuat baju balap dengan teknologi tinggi tentu saja tidak mudah. Apalagi itu merupakan salah satu standar keselamatan. Cedera pembalap juga merepotkan para pembuat racing suit.

Marc Marquez, Repsol Honda Team

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Detail merupakan elemen utama dalam pembuatan racing suit. Setiap pembalap memiliki postur berbeda dan selalu perlu penyesuaian tergantung kondisi fisiknya.

Salah satu contohnya, ketika pembalap Repsol Honda, Marc Marquez jatuh dan mengalami patah lengan kanan. Tentu saja, Alpinestars membuat berbagai penyesuaian ketika juara dunia MotoGP enam kali tersebut comeback di Portimao musim 2021.

“Jika bicara Marc Marquez yang mengalami cedera parah beberapa waktu lalu, ketika dia kembali balapan, kami memberinya beberapa opsi. Kami mampu membuat beberapa penyesuaian, sedikit ortodoks, hanya untuk menawarkan cara mengakomodasi cederanya,” ujar manajer media dan komunikasi Alpinestars, Christopher Hillard, kepada Motorsport.com Indonesia.

“Kami memberinya pilihan apa yang terbaik bisa bekerja untuknya. Kami bisa menjahit, tapi ini tidak hanya berlaku bagi Marc. Katakanlah ada pembalap mengalami cedera tangan atau jari, mereka masih bisa balapan, tapi dengan jari bengkak. Kami mesti memastikan dia balapan nyaman dengan sarung tangan.”

Ia memberi contoh lain, kasus Cal Crutchlow. Jari pembalap tes Yamaha tersebut terluka parah oleh pisau.

“Saya pikir itu hari Jumat dan ini bukan hal yang Anda harapkan terjadi. Namun kami harus bekerja untuk menyesuaikan kondisinya agar bisa tetap berada di atas motor pada hari berikutnya. Kami membuat perubahan pada sarung tangannya karena saya yakin dia membutuhkan jahitan dan perban di jarinya dan tiba-tiba sarung tangannya tidak muat,” katanya.

“Kami perlu menjadi siap untuk apa pun yang mungkin terjadi, hal-hal yang sangat acak, tetapi itu memang terjadi. Seperti yang sudah saya katakan, secara konstan dalam komunikasi dengan atlet kami untuk memastikan mereka mendapatkan yang terbaik yang bisa dimiliki.”

Baca Juga:

Alpinestars melayani 36 pembalap dengan postur berbeda. Untuk setiap racing suit, dibutuhkan pola yang diciptakan dari 80 bagian kertas. Selain itu, ada 150 komponen yang harus ditambahkan.

“Pada level pembalap MotoGP, semua yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Ada 36 individu dengan ukuran berbeda yang dicocokan dengan rider,” tutur Hillard.

“Jika Anda menambahkan komponen ke dalam baju balap, Anda bicara soal 150 komponen individu. Ada silikon, resleting, pelindung keras di bagian luar, pelindung halus di dalam, airbag. Jadi, Anda perlu mencari cara memasukkan 150 komponen ke dalam seragam setiap pembalap.”

Jika melihat proses pembuatan baju balap. tentu para desainer hingga penjahit membutuhkan beberapa hari untuk menyelesaikan. Tensi pekerjaan meningkat ketika ada pergantian pembalap dadakan.

Cedera Franco Morbidelli membuat Petronas Yamaha SRT mengisi slot kosong dengan beberapa pembalap berbeda, salah satunya adalah Garrett Gerloff, pembalap World Superbike (WSBK) yang turun di MotoGP Assen 2021.

Marc Marquez, Repsol Honda Team, MM93 Alpinestars range

Marc Marquez, Repsol Honda Team, MM93 Alpinestars range

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

Tim Alpinestars bekerja secepat kilat. Dari yang normalnya perlu 2-3 hari untuk pemrosesan di setiap divisi, mereka harus membuat baju dalam 1,5 hari.”

“Kami mendapatkan konfirmasi soal itu, kalau tidak salah pada Rabu pagi bahwa Gerloff akan membalap. Dia akan berada di trek pada Jumat pagi. Jadi pagi itu dihabiskan untuk membuat desain yang diterima oleh tim. Kami lalu memulai produksi seragamnya pada Rabu sore dan baju balap itu siap pada Kamis siang, benar-benar membutuhkan usaha luar biasa,” Hillard mengenang.

“Dari situ, kami perlu membawanya ke Assen dan sialnya penerbangan mengalami masalah. Saya tidak bisa mengungkapkan isu ini, tetapi akhirnya saya mengantar seragam itu menggunakan mobil dengan rekan kerja saya. Kami pergi ke Assen dan tiba pukul 03.00 pagi hari setelah 12 jam perjalanan. Kami mengantarkan seragamnya tepat waktu untuk latihan bebas pertama hari Jumat kepada Garrett.”

Wawancara dengan Christopher Hillard, Manajer Media dan Komunikasi Alpinestars, bisa disaksikan pada tautan berikut.

 

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Honda Tampil Mengecewakan, Alberto Puig Enggan Cari Alasan
Artikel berikutnya Foto: Insiden MotoGP Portugal hingga Drama F1 GP Emilia Romagna

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia