Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tiga Alasan Max Verstappen Pantas Merebut Gelar Formula 1

Dengan keunggulan 12 poin atas Lewis Hamilton menjelang lima balapan tersisa, Max Verstappen diyakini mampu mematahkan tujuh tahun dominasi para pembalap Mercedes.

Max Verstappen, Red Bull Racing, 1st position, lifts his trophy

Foto oleh: Steven Tee / Motorsport Images

Sepekan lalu, untuk kali pertama sejak 2013, Red Bull Racing Honda berhasil memenangi Grand Prix Amerika Serikat (AS). Hasil tersebut sekaligus menghapus kutukan bagi Red Bull dan sekali lagi menunjukkan keperkasaan Max Verstappen.

Kendati start tidak terlalu bagus, pembalap asal Belanda tersebut terlihat tidak tersentuh sepanjang balapan. Kemenangan kedelapan pada musim F1 2021 itu membuat Verstappen kini unggul 12 poin atas juara bertahan Lewis Hamilton (Mercedes-AMG Petronas F1).

Dengan lima balapan tersisa dan maksimal 133 poin yang bisa direbut, semua memang masih mungkin terjadi. Namun, ada beberapa alasan mengapa Max Verstappen layak dijagokan untuk merebut gelar juara dunia pembalap F1 2021.

Favorit di Dua dari Lima Balapan Terakhir

Max Verstappen, Red Bull Racing RB15 memimpin lomba dengan berada di depan Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W10 dan Sebastian Vettel, Ferrari SF90 beberapa saat setelah start GP Brasil 2019.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB15 memimpin lomba dengan berada di depan Lewis Hamilton, Mercedes AMG F1 W10 dan Sebastian Vettel, Ferrari SF90 beberapa saat setelah start GP Brasil 2019.

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Sebelum menuju tiga balapan terakhir di Timur Tengah: Qatar, Arab Saudi, dan Abu Dhabi, para pembalap F1 akan lebih dulu turun di Meksiko (7 November) dan Brasil (14 November). Dari lima lomba terakhir itu, Qatar dan Jeddah merupakan balapan baru di F1.

Pada balapan terakhir GP Sao Paulo, 2019, Verstappen mampu menang. Demikian pula di Yas Marina (Abu Dhabi) pada tahun lalu.

Hamilton sendiri mampu naik podium utama GP Meksiko terakhir, dua tahun lalu. Tetapi, dua tahun beruntun sebelumnya (2017, 2018), Verstappen mampu memenangi balapan di Autodromo Hermanos Rodriguez.

Intinya, sebagian besar trek di lima lomba terakhir ini lebih berpihak kepada Verstappen. Khususnya di dua Grand Prix ke depan yang akan mengambil lokasi di dataran tinggi yang bakal menguntungkan Red Bull dari sisi teknis, jika mengacu hasil-hasil lomba sebelumnya.

“Kami harus memenangi 10 balapan jika ingin memenangi gelar tahun ini. Jadi, kami masih butuh dua balapan lagi. Meksiko dan Brasil di atas kertas seharusnya cocok dengan mobil kami karena letak treknya yang tinggi,” ucap Helmut Marko, konsultan Red Bull, seperti dikutip Sky Sports.

Jika Verstappen mampu memenang balapan di Meksiko dan Brasil, atau mampu finis lebih baik daripada Hamilton, hasil tersebut akan membuat juara dunia tujuh kali (2008, 2014, 2015, 2017-2020) itu tertekan. Pasalnya, ia harus mampu memenangi balapan di tiga lomba terakhir.

Mobil yang Lebih Cepat dan Andal

Detail mesin Honda RA621H pada sasis Red Bull Racing RB16B.

Detail mesin Honda RA621H pada sasis Red Bull Racing RB16B.

Foto oleh: Giorgio Piola

Apa yang terjadi di GP AS menunjukkan bila Red Bull RB16B milik Verstappen saat ini sedikit lebih baik dari sisi kecepatan dan daya tahan dibanding Mercedes F1 W12 andalan Hamilton.

Terbukti, performa mobil tidak terpengaruh ketika Verstappen mengubah strategi menjdi lebih agresif setelah kalah start dari Lewis Hamilton.

“Kami harus mengubah strategi menjadi agresif di pertengahan balapan setelah kalah saat start. Strategi itu berjalan bagus kendati saya kehilangan grip pada lap-lap akhir karena ban yang mulai aus,” tutur Verstappen.

Faktor lainnya adalah daya tahan power unit (PU). Baik Hamilton di Mercedes dan Verstappen dengan Honda sudah sama-sama memakai PU keempat.

Tetapi, rekan setim Hamilton, Valtteri Bottas, sudah memakai enam mesin (Internal Combustion Engine/ICE) atau dua kali lipat dari batas maksimal. Akibatnya, Bottas mendapatkan tiga penalti grid hanya dalam empat balapan.

Sejauh ini, baik Verstappen maupun Hamilton baru sekali mendapatkan pealti grid. Verstappen start paling buncit di Rusia sedangkan Hamilton diturunkan lima grid di Turki karena hanya sebagian komponen PU yang diganti.

“Mesin keempat (Hamilton) bisa bertahan hingga akhir musim. Namun, ada kemungkinan kami menurunkan mesin baru lagi karena pengaruh komponen lain. Kami akan lihat dulu bagaimana musim berjalan, khususnya dari sisi poin,” ucap Toto Wolff, Prinsipal Mercedes.

Statistik Tunjukkan Verstappen Sudah Pantas Juara Dunia

Adrian Newey, Chief Technical Officer, Red Bull Racing, Masashi Yamamoto, General Manager, Honda Motorsport, Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing, Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing dan Sergio Perez, Red Bull Racing, larut dalam selebrasi di GP AS. Kerja sama tim membuat Verstappen tampil fantastis di F1 musim ini.

Adrian Newey, Chief Technical Officer, Red Bull Racing, Masashi Yamamoto, General Manager, Honda Motorsport, Helmut Marko, Consultant, Red Bull Racing, Christian Horner, Team Principal, Red Bull Racing, Max Verstappen, Red Bull Racing dan Sergio Perez, Red Bull Racing, larut dalam selebrasi di GP AS. Kerja sama tim membuat Verstappen tampil fantastis di F1 musim ini.

Foto oleh: Zak Mauger / Motorsport Images

Sampai 17 balapan musim ini, Max Verstappen sudah mengoleksi statistik yang membuatnya pantas menjadi juara dunia.

Verstappen memimpin untuk jumlah kemenangan (8), pole position (9), dan podium (13). Hamilton berada di posisi kedua untuk ketiga statistik tersebut dengan 5 kemenangan, 3 pole, dan 12 podum.

Statistik paling mencengangkan adalah jumlah lap memimpin lomba yang ditorehkan Verstappen, yakni 504 lap. Hamilton berada di posisi kedua dengan 154 lap.

Dari 17 balapan yang sudah digelar, Hamilton hanya lebih baik dari sisi jumlah balapan tanpa poin. Ia dua kali tidak mampu merebut poin, yakni di P15 di Azerbaijan dan mundur di GP Italia.

Sementara, Verstappen tiga kali tidak berhasil membawa pulang poin, tepatnya saat pecah ban di GP Azerbaijan (dianggap finis P18), kecelakaan di GP Inggris, dan senggolan dengan Hamilton di Monza, Italia.

Baca Juga:

Meskipun Max Verstappen saat ini dinilai sedikit diunggulkan dibanding Lewis Hamilton, Prinsipal Tim Red Bull Racing Christian Horner memilih merendah sekaligus tetap waspada.

“Ini akan menjadi balapan yang sangat ketat di antara kedua tim. Meksiko trek bagus buat kami, tetapi Mercedes juga hebat di sana. Jadi, jangan remehkan mereka,” tutur Horner.

“Dua belas poin bukan berarti apa-apa dan bisa hilang dalam sekejap seperti yang pernah kami alami sebelumnya. Kami harus tetap mampu menekan dan tampil maksimal di setiap akhir pekan. Tinggal lima balapan tersisa hingga tensi dan tekanan akan makin tinggi.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Diskusikan GP Las Vegas, Gubernur Nevada Temui Petinggi Formula 1
Artikel berikutnya Haas Percaya Diri ke Papan Tengah pada Formula 1 2022

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia