Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tiga Gelar Paling Berarti Valentino Rossi

Valentino Rossi telah memutuskan pensiun pada akhir Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 lalu. Sembilan gelar juara dunia telah direbut. Namun, tiga yang paling berarti baginya.

Valentino Rossi at EICMA bike show in Milan

Foto oleh: Yamaha MotoGP

Valentino Rossi, 42 tahun, menghabiskan lebih dari separuh hidupnya untuk turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Bagaimana tidak? Selama 26 musim Rossi turun di berbagai kelas Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Sejak kali pertama turun di kelas 125cc (kini Moto3) pada 1996 sampai balapan terakhir MotoGP 2021 di Valencia, Spanyol, 14 November lalu, Rossi telah memenangi 115 balapan dari semua kelas (12 125cc, 14 250cc, dan 89 MotoGP/500cc).

Sepanjang 26 musim turun di kejuaraan dunia, Rossi berlaga dalam 432 Grand Prix. Jika jumlah Grand Prix sejak kali pertama digelar pada 1949 mencapai 974, berarti Rossi telah turun di 44,2% di antaranya.

The Doctor memang hanya finis di peringkat ke-26 klasemen akhir MotoGP 2021 serta P15 pada musim sebelumnya, yang dipersingkat karena merebaknya Covid-19. Terlepas dari torehan buruk dalam dua musim terakhir, tidak ada yang bisa menyangkal kehebatan Rossi.

Baca Juga:

Sembilan gelar juara dunia – 125cc 1997, 250cc 1999, 500cc 2001, MotoGP 2002-2005, 2008, 2009 – serta berbagai sumbangan besar baik teknis maupun image, telah menjadikan Rossi sebagai salah satu legenda di MotoGP.

Turun perdana di Kejuaraan Dunia Balap Motor dengan berlomba di kelas 125cc pada GP Malaysia di Sirkuit Shah Alam pada 1996, Rossi baru berhasil merebut kemenangan pertamanya di Sirkuit Brno, Republik Ceko pada 1997.

Setelah kemenangan di Brno tersebut, sisanya adalah sejarah. Rossi kali terakhir mengangkat trofi juara dunia pada 2009 alias 13 tahun lalu.

Rossi pun tidak perlu waktu lama untuk menyebutkan gelar tahun berapa saja yang memiliki arti sangat penting baginya selama berkarier lebih dari dua dekade di balap motor dunia.

“Paling tidak ada tiga gelar juara dunia yang saya soroti,” kata pembalap yang tengah menantikan kelahiran anak pertama tersebut, seperti dikutip Speedweek.com.

Podium: Pemenang lomba GP 500 Spanyol 2001 Valentino Rossi, Honda, dan peringkat ketiga Alex Criville, Honda, merayakan sukses di podium.

Podium: Pemenang lomba GP 500 Spanyol 2001 Valentino Rossi, Honda, dan peringkat ketiga Alex Criville, Honda, merayakan sukses di podium.

Foto oleh: Gold and Goose / Motorsport Images

“Saya rasa yang pertama adalah 2001, ketika berhasil memenangi gelar terakhir di kelas 500cc yang memakai motor bermesin 2-tak.

“Berikutnya kemenangan pada 2004, saat saya berhasil menjadi juara dunia MotoGP bermesin 4-tak untuk kali pertama bersama Yamaha.”

Valentino Rossi lantas menyebut gelar paling berkesan terakhir adalah saat merebut trofi juara dunia MotoGP 2008. Paling tidak ada dua faktor yang membuat gelar MotoGP 2008 sangat penting bagi Rossi.

Pertama, saat itu ia baru saja dua kali kalah beruntun (dalam perebutan gelar MotoGP) dari Nicky Hayden (pada 2006) dan Casey Stoner (2007). Ketika itu, banyak orang yang menyebut kejayaan Rossi sudah habis.

Valentino Rossi bersama kru Tim FIAT Yamaha merayakan kemenangan ke-69 di kelas premier (MotoGP/500cc) saat menjadi yang tercepat di GP Indianapolis 2008. Tampak Rossi usai mencium Yard of Bricks yang menjadi ikon Sirkuit Indianapolis.

Valentino Rossi bersama kru Tim FIAT Yamaha merayakan kemenangan ke-69 di kelas premier (MotoGP/500cc) saat menjadi yang tercepat di GP Indianapolis 2008. Tampak Rossi usai mencium Yard of Bricks yang menjadi ikon Sirkuit Indianapolis.

Foto oleh: Yamaha Motor Racing

Namun, Rossi menjawab kritik tersebut dengan gelar MotoGP 2008. Ia bahkan berhasil mempertahankannya setahun kemudian.

“Biasanya, karier Anda akan mulai habis ketika mendekati usia 30 tahun. Tetapi, ketika iitu saya meminta pemasok ban untuk saya diganti dari Michelin ke Bridgestone. Itulah salah satu penyebab mengapa saya mampu bangkit pada 2008,” kata Rossi.

“Dalam perjalanan merebut gelar MotoGP 2008, saya berhasil mengalahkan sederet pembalap top saat itu seperti Jorge Lorenzo, Stoner, dan Dani Pedrosa.”

 

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Valentino Rossi Kenang Pembalap Jepang yang Berjasa dalam Kariernya
Artikel berikutnya Tiket Premiere Class MotoGP Indonesia Habis dalam Beberapa Jam

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia