Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tost Minta Tsunoda Belajar Menemukan Batas Maksimal

Prinsipal AlphaTauri, Franz Tost, menuntut Yuki Tsunoda segera menemukan batas maksimalnya agar bisa bersaing secara konsisten di Formula 1.

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT02

Yuki Tsunoda, AlphaTauri AT02

Mark Sutton / Motorsport Images

Karier pembalapa Jepang tersebut seolah sedang berada di atas rollercoaster. Digadang-gadang sebagai rookie terbaik F1 2021 sejak duel perdana di Bahrain, rapornya berubah fluktuatif. Citranya sedikit tercoreng dengan tudingan bahwa tim tidak memberi paket mobil sama kepada dirinya dan Pierre Gasly.

Kecaman itu merujuk pada crash di Imola, dilanjut hasil mengecewakan pada GP Spanyol dan latihan bebas GP Monako.

Tsunoda meminta maaf dan tim berinisiatif memindahkannya ke dekat markas tim di Faenza, Italia. Mereka juga menyusun jadwal kerja intensif agar pemuda 21 tahun itu berkembang dari segi fisik, mental dan skill.

Prioritas pertama adalah membuat penghuni peringkat ketujuh GP Azerbaijan itu mengenal batas kemampuannya.

“Dia harus belajar atau dia harus mengenali ketika dia ada di batas. Jika Anda berada di posisi kesepuluh dengan pembalap top lain, maka tidak ada ruang lagi untuk lebih cepat,” ujar Tost.

“Kemudian Anda harus sadar sebagai pembalap ‘Saya tidak mengerem berikutnya’, ‘Saya tidak dapat mengebut lagi’, bukan dengan cara yang dia pikir bisa melakukannya karena kemudian Anda akan membentur dinding ban.”

Tost melihat Tsunoda punya talenta dan potensi besar untuk meningkatkan kecepatan lagi. Tapi, hal itu diraih dengan proses belajar.

Baca Juga:

“Tapi ini adalah proses belajar. Saya harus mengatakan bahwa selama (akhir pekan Baku), tim telah membuat langkah besar dalam memahami mobil dan juga dari sisi umpan balik teknik. Karena itu, saya positif bahwa kami akan membawanya ke jalur yang tepat, karena dia punya kecepatan alami yang luar biasa,” tuturnya.

Pria 65 tahun itu tidak keberatan kalau Tsunoda mendorong terlalu kencang dan berakhir dengan crash. Sebab ia lebih suka dengan pembalap yang berani mengebut daripada hati-hati.

“Saya menyukai pembalap yang mendorong, saya suka pembalap yang mengambil risiko. Tapi tentunya, cepat atau lambat, Anda harus bisa menguasainya. Ini apa yang harus kami ajarkan kepada Yuki,” ia mengungkapkan.

“Tapi sejujurnya, saya suka cara ini lebih daripada mencoba membuat seorang pembalap lebih cepat. Melambatkan pembalap kencang lebih mudah daripada memacu pembalap lambat.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Vettel Heran Butuh Waktu Lama Persembahkan Hasil untuk Aston Martin
Artikel berikutnya Steiner: Haas Terus Mencari Pembalap Amerika untuk F1

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia