Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Tudingan Miring Scott Redding terhadap Sistem di MotoGP

Pembalap World Superbike (WSBK) Scott Redding menilai sistem di MotoGP berperan besar atas hancurnya karier sejumlah pembalap muda.

Scott Redding, BMW Motorrad WorldSBK Team

Foto oleh: BMW

Andalan BMW Motorrad WorldSBK Team Scott Redding merupakan salah satu mantan pembalap di Kejuaraan Dunia Balap Motor yang memutuskan melanjutkan karier di WSBK, setelah tidak mampu mendapatkan tempat.

Dengan usia 29 tahun, Redding tidak termasuk 10 pembalap WSBK 2022 yang berusia di bawah 26 tahun dengan yang termuda adalah Oliver Koenig (Orelac Racing Verdnatura), 19 tahun.

Dalam laman resmi worldsbk.com, grid WSBK musim 2022 ini bakal diikuti total 24 pembalap. Adapun kampiun Kejuaraan Supebike Inggris (BSB) Tarran Mackenzie yang berambisi turun di WSBK, hingga saat ini belum mendapatkan tim.

Baca Juga:

Menurut Redding, yang baru bergabung di tim pabrikan BMW pada tahun ini, banyaknya pembalap muda di WSBK dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari sistem yang terjadi di Kejuaraan Dunia MotoGP, utamanya kebijakan yang dilakukan tim-tim balap.

Sejumah pembalap belia bermunculan dalam beberapa tahun terakhir di MotoGP. Tahun lalu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) berhasil menjadi juara dunia MotoGP dalam usia yang baru 23 tahun.

Di WSBK yang biasanya berisi para pembalap yang sedikit lebih tua, kini juga diikuti banyak pembalap berusia muda.

Dari 10 pembalap di bawah usia 26 tahun di WSBK 2022, salah satunya juara dunia Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha with Brixx WorldSBK) yang baru 25 tahun. Koenig juga berusia di bawah 20 tahun.

Iker Lecuona, Team HRC

Iker Lecuona, Team HRC

Foto oleh: Honda Racing

Sementara, pembalap termuda yang membela tim pabrikan di WSBK adalah Iker Lecuona. Pembalap Team Honda Racing Corporation (HRC) berusia 22 tahun itu baru bergabung ke WSBK setelah musim lalu turun di MotoGP bersama Tech3 KTM.

Sedangkan pembalap tim pabrikan sekelas Redding (BMW) sudah berusia 29 tahun. Dengan usia 37 tahun, Alvaro Bautista (Aruba.it Racing – Ducati) menjadi pembalap tertua yang memperkuat tim pabrikan di WSBK tahun ini.

Sementara, sejumlah pembalap tua yang pernah berstatus bintang seperti runner-up WSBK 2015, 2017, 2018 Chaz Davies (35 tahun), juara dunia 2013 Tom Sykes (36), dan P2 2010 Leon Haslam (38), terpaksa mundur musim ini.

Davies kini menjadi pelatih tim pabrikan Aruba.it Racing – Ducati sedangkan Sykes dan Haslam memilih kembali ke BSB.

Seperti dikutip Speedweek.com, Redding menyebut banyaknya pembalap muda di WSBK saat ini tidak lepas dari sistem di MotoGP, utamanya yang dilakukan tim-tim di kelas premier Kejuaraan Dunia Balap Motor tersebut.

“MotoGP menyewa para pembalap muda tanpa bayaran sepadan dan menghancurkan karier mereka. Setelah itu (tidak lagi kompetitif), mereka harus pindah ke kejuaraan lain seperti WSBK agar bisa tetap membalap,” tutur pembalap asal Inggris tersebut.

Scott Redding memang kenyang pengalaman turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Ia turun penuh di kelas 125cc (kini Moto3) pada 2008 dan 2009. Lalu, ia naik ke Moto2 selama empat musim antara 2010 sampai 2013.

Finis runner-up Moto2 2010 – hasil terbaiknya selama turun di Kejuaraan Dunia Balap Motor – menjadi tiket bagi Redding untuk promosi ke MotoGP pada 2014. Lima musim di MotoGP, Redding tidak mampu finis lebih baik daripada P12 (2014) di klasemen akhir.

Scott Redding, BMW Motorrad WorldSBK Team, saat tes resmi WSBK di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir 2021 lalu.

Scott Redding, BMW Motorrad WorldSBK Team, saat tes resmi WSBK di Sirkuit Jerez, Spanyol, akhir 2021 lalu.

Foto oleh: BMW AG

“Banyak sekali pembalap muda di MotoGP saat ini. Saya tahu, mereka dibayar tidak sebesar bintang seperti Valentino Rossi, Andrea Dovizioso, atau Jorge Lorenzo, saat mereka bersinar. Bahkan, mendekati pun tidak,” kata Redding.

“Mereka (para pembalap muda) turun di MotoGP selama satu atau dua tahun. Jika tidak berhasil, dan hanya sedikit yang mampu bersinar, mereka akan ditendang.

“Lalu, mereka akan pindah ke Kejuaraan Dunia Moto2 atau turun di WSBK sepanjang bayarannya tidak terlalu jauh. Itulah mengapa saat ini banyak pembalap muda di grid (baik MotoGP maupun WSBK).”  

Scott Redding juga mengomentari apa yang dialami Team HRC pada WSBK tahun lalu, saat diperkuat duet Haslam dan Bautista. Redding melihat gaya balap Haslam dan Bautista terbilang old-fashioned alias lama.

“Anda bisa lihat seberapa besar perubahan gaya balap dalam 10 tahun terakhir. Itulah sebabnya Haslam dan Bautista kerap terjatuh,” kata Scott Redding.

“Honda mungkin sempat berpikir menarik Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team WorldSBK) atau Razgatlioglu. Namun, keduanya masih terikat kontrak.

“Karena itulah Honda memilih menarik pembalap muda (Lecuona dan Xavi Vierge, nama terakhir dari Moto2) meskipun harus menghadapi risiko berusaha jauh lebih keras lagi.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Strategi Yamaha Turun di Tiga Kelas WSBK Berhasil
Artikel berikutnya Livery Go Eleven untuk WSBK 2022 Tidak Banyak Berubah

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia