Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Turunkan Target, Siasat Vinales Redam Kekecewaan

Maverick Vinales punya siasat untuk mengerem kekecewaan terkait pencapaiannya di MotoGP 2020. Pembalap Yamaha tersebut dengan sukarela menurunkan targetnya di beberapa balapan terakhir.

Maverick Vinales, Yamaha Factory Racing

Gold and Goose / Motorsport Images

Vinales menyalahkan Yamaha yang tak bisa memproduksi motor kompetitif. Beragam permasalahan yang berhubungan dengan M1 berimbas pada penurunan prestasinya.

Pada akhir musim, rider 25 tahun itu urung berada di tiga besar. Ia malah terlempar ke peringkat keenam. Sebab dalam tiga balapan terakhir yang digelar di Valencia dan Portimao, ia finis di urutan ke-13, ke-10 dan ke-11.

Pada MotoGP Portugal, yang merupakan penutup musim, semua rider yang menunggangi M1 bermasalah. Ini jadi bukti betapa buruknya performa motor tersebut.

“Saya tidak mau terlalu kasar, jadi saya tidak akan berkata apa-apa. Itu adalah musim yang kacau. Musim terburuk dalam karier saya. Sulit dicerna. Tapi sekarang waktunya pulang, Anda harus tetap tenang dan terserah orang lain untuk peduli,” tuturnya.

“Kenyataannya, saya menetapkan target sangat rendah untuk diri sendiri. Begitulah cara saya menjaga ketenangan saya. Saya tak punya ekspektasi yang sama dengan sebelumnya.

“Sebelumnya, saya memikirkan menang, menang, menang. Saya tahu mustahil sekarang, jadi saya harus menurunkan ekspektasi.”

Baca Juga:

Vinales mempelajari dari pola yang berulang. Yamaha terlihat prospektif di free practice 1, tapi kecepatan M1 melambat justru saat melakoni kualifikasi dan balapan.

“Selalu sama setiap akhir pekan. Saya sangat cepat di FP1, saya super kencang dan konsisten di F2, lalu, dengan masing-masing sesi, makin buruk. Di FP4 (Portimao), saya menjalani empat lap bagus, sisanya sebagai bencana,” ia mengungkapkan.

“Saya tak punya penjelasan. Lebih baik Anda bertanya kepada Yamaha karena bagi saya, sudah dibilang berulang kali bahwa saya tak mencari alasan. Ketika motor bagus, saya gembira, saat tidak bagus, saya juga bahagia, tapi saya di peringkat ke-10. Saya mesti positif, tenang dan bekerja dengan motor. Bagaimanapun  inkonsistensi membuat kemajuan sangat sulit didapat.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Konsistensi Faktor di Balik Kesuksesan Suzuki
Artikel berikutnya Morbidelli Berambisi Ungguli Rossi Musim Depan

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia