Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Nostalgia

Villeneuve Akui Pindah ke BAR Keputusan yang Salah

Juara dunia Formula 1 1997, Jacques Villeneuve, mengaku salah bergabung British American Racing (BAR). Investasi besar membuatnya terbelenggu dan tak bisa mengulang prestasi gemilang.

Former World Champion Jacques Villeneuve

Foto oleh: Jerry Andre / Motorsport Images

Setelah mempersembahkan gelar juara dunia untuk Rothmans Williams Renault pada 1997, ia pindah ke BAR dua tahun kemudian.

Keputusannya dipengaruhi oleh rekan sekaligus manajer tim Craig Pollock. Padahal, beberapa tahun sebelumnya, Villeneuve dihubungi desainer mobil balap ternama Adrian Newey untuk menawarkan kursi McLaren.

Tapi putra legenda F1, Gilles Villeneuve, tersebut ketahuan makan malam dengan Pollock. Newey pun berhenti mengontaknya karena jelas sang pembalap memilih BAR.

Ia tertarik dengan ide membangun tim di sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, Villeneuve mengakuisisi sejumlah saham tim yang bermarkas di Brackley.

Baca Juga:

“Saya menyuntiknna dana dalam tim tapi harus tetap dirahasiakan. Sungguh indah membangun sebuah tim. Saya banggan karena hanya sedikit yang mampu melakukannya dan dari sana, lahir Mercedes (setelah diakuisisi Honda lalu Ross Brawn),” katanya kepada La Gazzetta dello Sport.

“Hingga sekarang, masih ada beberapa orang yang kami rekrut di sana.”

Dari sisi organisasi, langkah Villeneuve itu sangat bagus. Tapi dari sudut pandang olahraga, kepindahan ke BAR adalah blunder.

Jacques Villeneuve

1999 fiel der Kanadier in den ersten elf Saisonrennen aus

Foto: LAT

Dari 16 balapan musim 1999, ia gagal masuk garis finis 11 kali. Tak satu poin didapatkan meski Villeneuve masuk 10 besar. Sebab aturan saat itu, poin diberikan kepada mereka yang ada di enam teratas setiap lomba.

Tiga tahun berikutnya, mantan pilot yang kini berusia 50 tahun tersebut hanya naik podium dua kali. Itu pun di peringkat ketiga.

Villeneuve pun sadar akan kesalahannya, “Tentu ketika saya melihat hasilnya, sebagai pembalap, itu keputusan yang tidak tepat. Akan lebih baik seandainya saya pergi ke McLaren yang memenangi segalanya waktu itu.”

McLaren menyegel gelar juara dunia F1 pada 1999 karena kecakapan Mika Hakkinen.

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Perez Mulai Mengerti Cara Mengendarai Mobil Red Bull
Artikel berikutnya Verstappen Yakin Bisa Lebih Baik dengan Mobil yang Kompetitif

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia