Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Juara Dunia F1 Percaya George Russell Mampu Pimpin Mercedes

Peraih gelar F1 1997 Jacques Villeneuve menilai eksekusi strategi proaktif dari George Russell dalam Grand Prix Belanda menunjukkan sang pembalap dengan cepat berkembang menjadi pemimpin di Mercedes.

George Russell, Mercedes W13, Lewis Hamilton, Mercedes W13

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

George Russell finis di belakang bintang Red Bull Racing Max Verstappen, sebagai runner-up GP Belanda di Zandvoort. Dalam prosesnya, ia menyalip rekannya dalam skuad Mercedes, Lewis Hamilton.

Tetapi, itu bukan level balapan yang sama karena Russell telah melakukan pit stop untuk ban baru selama periode Safety Car di tiahap yang menentukan. Sedangkan Hamilton tidak diberi kesempatan membuat perhentian, sebab tim ingin ia mempertahankan posisi sebagai pemimpin race.

Akhirnya situasi berubah buruk bagi Hamilton. Ia kehilangan posisi, bahkan podium. Juara dunia F1 tujuh kali pun melampiaskan kemarahan kepada para ahli strategi dengan sumpah serapah melalui radio tim.    

Di sisi lain, Russell mendesak tim memanggilnya ke pit dan keputusan tersebut terbukti tepat. Ia berhasil menyelesaikan race di P2, memperpanjang keunggulannya atas Hamilton menjadi 30 poin di klasemen.

Baca Juga:

Dalam rapor head-to-head balapan mereka sepanjang F1 2022, Russell unggul 9-6 atas Hamilton. Menurut Jacques Villeneuve, keseimbangan kekuatan internal kini terlihat jelas bergeser ke arah eks pilot Williams.

“Saya melihat perubahan dalam skuad Mercedes. George Russell dengan cepat berkembang menjadi pemimpin tim. Dia mengambil keputusan untuk memilih ban soft sendiri,” ujarnya dilansir Formule1.nl.

“Hamilton, dengan semua pengalaman dan kejuaraan, bisa melakukan hal yang sama. Saya kaget dengan ledakan (emosi) Hamilton dalam balapan, terutama cara menyampaikannya. Dia agresif, hampir ofensif.

“Sudah bagus dia meminta maaf, tetapi itu tidak pantas dilakukan oleh seorang juara dunia. Setelah semua yang tim lakukan untuknya, Anda tak boleh berbicara seperti itu pada mereka,” imbuh Villeneuve.

George Russell, Mercedes-AMG Lewis Hamilton, Mercedes-AMG

George Russell, Mercedes-AMG Lewis Hamilton, Mercedes-AMG

Foto oleh: Steve Etherington / Motorsport Images

Pandangan Villeneuve mungkin sedikit lebih maju dari situasi sebenarnya. Tetapi jelas akan tiba saatnya Russell menjadi pembalap nomor satu Marcedes, baik itu sebelum atau sesudah Hamilton pensiun.

Kedua pilot asal Inggris telah secara bergantian tampil produktif musim ini. Antara Grand Prix Arab Saudi dan Azerbaijan, Russell unggul. Dari Kanada hingga Hungaria, Hamilton membangun kembali supremasi.

Dua balapan terakhir, di Belgia dan Belanda, roda berputar lagi untuk Russell. Pada titik ini, rasanya adil mengatakan mereka cukup berimbang. Tetapi satu aspek penting sekarang adalah siapa yang akan punya suara lebih besar ke arah mobil 2023, dalam hal desain dan perencanaan.

Mengingat pengalaman dan kesuksesannya, Hamilton di atas angin dalam aspek tersebut, namun itu tidak menjamin. Mercedes kian kompetitif seiring musim berjalan, akan menarik melihat hal-hal berkembang antara kedua pembalap dan apakah kata-kata Jacques Villeneuve terbukti.

Juara dunia F1 1997 Jacques Villeneuve

Juara dunia F1 1997 Jacques Villeneuve

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Porsche Tidak Bisa Akuisisi Saham Red Bull
Artikel berikutnya Mika Hakkinen Dukung Langkah McLaren Rekrut Oscar Piastri

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia