Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia

Webber Nilai Red Bull Ancaman Besar di F1 2023 meski Dapat Penalti

Mark Webber yakin Red Bull akan tetap menjadi tim paling berbahaya di Formula 1 2023 meskipun menghadapi hukuman atas pelanggaran batas biaya.

Mark Webber interviews pole man Max Verstappen, Red Bull Racing, after Qualifying

Foto oleh: Mark Sutton / Motorsport Images

Red Bull menyapu bersih titel 2022. Untuk pertama kalinya, mereka merebut juara pembalap sekaligus konstruktor sejak 2013.

Max Verstappen memecahkan rekor kemenangan dengan 15 balapan dalam perjalanannya menuju gelar juara pembalap F1 keduanya. Sepasang kemenangan Sergio Perez dan pengumpulan poin musim terbesar hingga saat ini membantu Red Bull mengamankan gelar juara konstruktor.

Meskipun Ferrari memberikan tantangan serius di awal musim, Red Bull muncul sebagai kekuatan dominan di paruh kedua tahun ini, dengan menguasai 10 dari 11 balapan terakhir.

Satu-satunya kekalahan mereka terjadi di Brasil dari Mercedes, yang kebangkitannya sepanjang tahun lalu membuat banyak pihak, termasuk Verstappen, mengantisipasi tantangan yang lebih berat untuk meraih gelar juara musim 2023.

Webber memiliki pandangan berbeda. Mantan pembalap F1 itu yakin Red Bull akan tetap menjadi kekuatan yang paling sulit dikalahkan dalam perebutan gelar tahun ini.

"Red Bull masih merupakan tim yang paling berbahaya," ujar Webber, yang membalap untuk Red Bull antara tahun 2007 dan 2013, kepada Motorsport.com.

"Sebenarnya, semua orang harus meningkatkan permainan mereka di semua aspek. Kami melihat bahwa Mercedes memiliki keandalan yang luar biasa, Ferrari tentu saja masih kurang. Tapi, Red Bull memiliki keandalan yang baik dan kuat di semua trek.

"Dan Max, terkadang itu hanya 'Formula 1 plus' baginya. Saya pikir hal yang paling menarik bagi saya adalah melihat apa yang ia lakukan di Spa-Franchorchamps. Itu sungguh luar biasa."

Red Bull akan memasuki 2023 dengan kerugian berupa pengurangan jatah pengujian aerodinamis sebagai hukuman karena melanggar batas anggaran 145 juta dolar AS (sekira Rp2,1 triliun) pada 2021.

Tim bersikeras bahwa sanksi tersebut akan berdampak besar pada pengembangan mobilnya, dengan jatah uji coba aerodinamika yang dikurangi 10 persen hingga Oktober.

Baca Juga:

"Saya rasa tidak ada yang tahu seberapa besar dampaknya bagi mereka, namun saya yakin mereka memiliki cukup banyak orang kreatif di sana untuk terus maju," Webber menandaskan.

"Namun, saya rasa kita juga tidak tahu seberapa banyak Mercedes telah menyerah tahun ini. Dalam beberapa hal, menyerah bukanlah kata yang tepat, karena selalu ada pembelajaran untuk tahun depan.

"Tapi maksud saya adalah bagaimana mereka mengalokasikan waktu, Riset dan Pengembangan, dan uang di bawah batas anggaran antara tahun lalu dan mobil 2023.

"Berkat elemen-elemen tersebut, akan sangat menarik untuk melihat bagaimana kuartal pertama musim depan."

Red Bull akan memperkenalkan mobil F1 barunya, RB19, pada 3 Februari di New York sebelum melakukan uji coba lanjutan pertamanya di Bahrain pada 23-25 Februari.

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Max Verstappen, Red Bull Racing RB18

Photo by: Mark Sutton / Motorsport Images

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Vettel Kagumi Kemampuan dan Keterampilan Pereli
Artikel berikutnya Hamilton Punya Rumah Mewah di Negara Suaka Pajak

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia