Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia
Breaking news

Mercedes Masih Dihantui Skeptisisme dan Pesimisme

Kendati memecahkan rekor gelar juara dunia pembalap dan konstruktor tujuh kali beruntun, bos Mercedes, Toto Wolff, menyebut timnya terus dihantui oleh skeptisisme dan pesimisme.

Toto Wolff, Executive Director (Business), Mercedes AMG, on the pit wall

Foto oleh: Glenn Dunbar / Motorsport Images

Mercedes telah mendominasi Formula 1 sejak diperkenalkannya era turbo hybrid pada 2014. Keunggulan pabrikan Jerman atas para rival ditunjukkan dengan bagaimana mereka kerap menguasai dua besar, baik saat kualifikasi maupun balapan.

Pun demikian, Toto Wolff menuturkan, bahwa kunci kesuksesan keberlanjutan Mercedes adalah pola pikir paranoid dalam tim, yang membuat mereka takut dominasi akan segera berakhir.

“Setiap tahun, penampilan yang mirip dengan yang kami lakukan (pada 2020) mengejutkan, karena pada dasarnya kami adalah orang-orang yang skeptis,” kata Wolff secara eksklusif kepada Motorsport.com.

“Itu membuat kami waspada terhadap target yang kami tetapkan sendiri, dan kami selalu sedikit tertinggal.

“Bicara hal itu, kami semua sangat terkejut ketika kami keluar dari blok dan melihat kami berada dalam posisi yang baik. Tetapi skeptisisme dan pesimisme seputar tingkat performa terus menghantui kami sepanjang musim.

“Kami tidak pernah yakin akan berhasil, sampai benar-benar selesai. Dan kami tidak memancing pujian di sini. Ini hanyalah sikap yang kami miliki.”

Wolff kemudian mengaku heran kenapa rival sekuat Scuderia Ferrari dan Red Bull tidak berhasil menantang Mercedes dalam perebutan gelar juara F1.

“Kami menghormati kompetitor kami, dan kami sangat menghormati orang-orang di tim tersebut,” ucapnya.

“Saya melihat orang-orang ini di paddock dan saya tahu mereka memberikan segalanya, dengan cara yang sama kami memberikan segalanya.

“Saya tidak dapat benar-benar melihat ke dalam organisasi lain, dan itulah mengapa sangat sulit bagi saya untuk menunjukkan di mana letak kelemahan mereka atau di mana kami memiliki keunggulan.

“Saya hanya tahu kami adalah tempat yang baik untuk bekerja, kami adalah tempat yang menyenangkan, tetapi kami juga tempat yang memberi tekanan pada diri kami sendiri.

“Kami mampu mencapai keseimbangan antara tekanan yang membuat pipa meledak atau menghasilkan berlian. Dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa Anda masukkan ke dalam presentasi PowerPoint. Ini adalah sesuatu yang Anda butuhkan untuk hidup setiap hari.

“Anda perlu memberdayakan. Anda harus menjadi tempat yang aman bagi karyawan. Anda perlu mengizinkan mereka untuk berbicara, membuat kesalahan dan memiliki nilai yang benar. Dan semua itu hanya dapat dibangun seiring berjalannya waktu.”

Baca Juga:

Lebih lanjut, Wolff mengatakan, terkadang tekad Mercedes untuk tak dapat dikalahkan membuat para staf kewalahan, seperti yang terjadi ketika departemen mesin menghadapi tantangan mesin Ferrari 2019 yang bertenaga.

“Ketika saya melihat ke dalam MGP dan HPP, atau organisasi motorsport Mercedes, saya dapat melihat bahwa tim menunjukkan performa meski berada di tengah pembatasan biaya, serta yang diperlukan karena terdampak Covid-19,” tuturnya.

“Kami telah melakukan segalanya dalam gudang peralatan kami untuk mencoba berada di ruang yang baik dan menjaga tingkat energi kami tetap tinggi, menetapkan tujuan yang tepat dan menemukan tujuan dalam apa yang kami lakukan.

“Namun tahun-tahun seperti 2020 terkadang sangat sulit dan tidak semudah tahun-tahun sebelumnya.”

Perihal upaya yang dilakukan Mercedes soal mengatasi tekanan, juga dalam memulihkan posisi yang hilang dari Ferrari, Wolff menjawab: “HPP telah didorong hingga batasnya pada 2019, (kami) mencoba untuk mengejar unit tenaga acuan, yaitu Ferrari (dua tahun lalu).

“Saya akan bilang pada tahap tertentu, merambah ke wilayah yang tidak sehat dengan dukungan MGP, di mana item terkait sasis ke unit daya perlu dikembangkan.

“Saya kira kami hanya mendorong diri kami sendiri begitu keras sehingga kami membuat langkah besar selama musim dingin dan, dengan cara tertentu, sungguh ironis bahwa kami terdorong dari begitu banyak (rival) yang jatuh pada 2020.”

Be part of Motorsport community

Join the conversation
Artikel sebelumnya Latifi-Russell Optimistis Williams Capai Kemajuan
Artikel berikutnya Pembatasan Durasi Pramusim F1 Bikin Carlos Sainz Tertantang

Top Comments

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak menulis sesuatu?

Sign up for free

  • Get quick access to your favorite articles

  • Manage alerts on breaking news and favorite drivers

  • Make your voice heard with article commenting.

Motorsport prime

Discover premium content
Berlangganan

Edisi

Indonesia